Bab 5. Azka

291 7 0
                                    

~SELAMAT MEMBACA GUYS ♡ ~


"Apa? Saya tidak dengar !!" ucap pak arya yang seolah sedang mengintimidasi putra.

"Saya tidak bisa pak," jawab putra dengan dikit keras suara nya. Kemudian disambut suara tawa dari teman-teman nya.

"Putra , putra , padahal ini soal yang paling mudah di antara ketiga soal ini. Dan kamu tidak ngerti sama sekali , kelihatan sekali kamu ini tidak belajar , atau jangan-jangan pas saya menjelaskan materi kamu tidak menyimak dengan baik ya?" tanya pak arya.

"Kamu tetap berdiri disini sampai ada teman kamu yang mau mengganti kan kamu untuk mengerjakan soal ini , dan kalau teman kamu benar jawaban nya , kamu boleh duduk !!" ucap pak arya dan membuat putra harus menggeser posisi nya dan tetap berdiri didepan kelas.

"Siapa yang mau menggantikan putra mengerjakan soal ini?" tanya pak arya kepada murid nya.

"Saya pak," azka mengangkat tangan nya.

"Iya azka , silahkan maju ke depan," perintah pak arya.

Azka pun maju kedepan kelas , dan tidak membutuhkan waktu lama , ia telah menyelesaikan soal tu. Pak arya yang sudah menghafal karakter setiap murid nya , sudah tidak lagi terkejut saat melihat azka begitu cepat menyelesaikan soal yang ia berikan.

Bahkan soal yang telah ia kerjakan ini adalah soal yang sangat gampang untuk di kerjakan bagi azka.

"Sudah azka?" tanya pak arya.

"Sudah pak," jawab azka.

"Oke , kamu boleh duduk lagi azka , dan kamu putra bilang terima kasih dulu sama azka," perintah pak arya.

Azka pun langsung kembali ke tempat duduk , sementara putra merasa sesak saat pak arya menyuruh nya meminta maaf kepada azka. Ya azka yang selalu ia perundungan setiap hari , bagaimana bisa ia merendahkan harga diri nya untuk meminta maaf kepada azka.

"Kamu tidak dengar putra?" tanya pak arya dengan suara keras dan membuat putra terkejut.

"Makasih," ucap putra dengan nada dingin.

"Begitu cara kamu berterima kasih kepada orang lain yang sudah membantu kamu put?" tanya pak arya.

"Azka , terima kasih ya," ucap putra kembali dengan senyuman palsu nya.

Azka hanya menanggapi dengan anggukin kepala nya , kemudian putra segera kembali duduk ke kursinya.

Dada nya putra terasa sesak dan juga panas. Rasa malu , benci , dan marah beradu menjadi satu. Ia malu karena terlihat seperti orang bodoh , dan dipermalukan oleh guru nya. Ia benci dengan pak arya yang telah mempermalukan nya , dan ia juga benci sekaligus marah pada azka yang tiba-tiba muncul sebagai pahlawan kesiangan bagi nya.

Saat guru menjelaskan pelajaran , bukannya mendengar kan dan mengamati , justru putra tengah mengatur siasat untuk membalaskan rasa sakit hati nya kepada azka. Putra pun berbisik-bisik kepada radit agar bisa membantu nya untuk kembali membully azka.

***

Tiba jam istirahat.

KRING...KRING....KRING

Bel istirahat telah berbunyi dan semua murid pun berhamburan keluar kelas hendak menuju kantin.

"Ke kantin yuk ka ! Sekalian kita ngobrol-ngobrol supaya lebih akrab," ucap haikal pada azka.

"Boleh , tapi sebelum itu aku ke kelas kembaran aku dulu ya !" jawab azka.

"Iya oke," ucap haikal.

Namun ketika hendak pergi menemui azkia kembaran nya di kelas 10 A , tiba-tiba saja ada seseorang murid perempuan merampas kotak bekal nya azka.

"Hey guys , gua dapat bekal gratis nih !" ucap seorang perempuan tersebut.

Sontak saja azka terkejut dan berusaha mengambil bekal kembaran nya.

"Gua gak tau lo siapa , jadi tolong kembalikan bekal punya adek gua !" ucap azka sedikit keras.

"Berani lo ya bentak cewek?" ucap murid perempuan tersebut membuka kotak bekal azka.

"Udah ana , buang aja tuh isi bekal nya," ucap teman murid perempuan yang ternyata bernama ana.

Lalu ana membuka isi bekal tersebut kedalam tong sampah yang ada didekatnya.

"Hahaha , mampus lo !" ana dan teman-teman nya tertawa bersama.

Azka hanya menghela nafas lalu ia berkata ,

"Ini cara ngebully orang? Lo gak ada punya sopan dan santun sama sekali !" azka memungut kotak bekal nya yang di buang tong sampah oleh ana tadi.

"Apa lo bilang?" ana ambil gelas minuman punya teman nya , mau menyirami ke azka tiba-tiba juan tahan tangan nya ana lalu ia membuang gelas yang dipegang ana tadi.

"Hei ! Apa-apaan kalian !" tanya juan sambil memelintir lengan ana belakang dan posisi ana pun ada dihadapan juan.

"Eh kak juan? Kita gak ngapa-ngapain kok," ucap ana dengan balik wajah ke juan.

"Gak ngapa-ngapain? Kamu pikir mata saya buta ya? Tindakan kalian bisa aku laporkan kepala sekolah," ancam juan ke ana dan teman-teman nya.

"Eh jangan dong kak," ucap ana ketakutan.

"Sekarang kalian pergi !" usir juan , kemudian mendorong tubuh ana ke depan , sontak saja tubuh ana terhulung ke depan.

Ana dan teman-teman nya langsung lari meninggalkan azka dan juan.

"Kamu gak apa-apa kan?" tanya juan pada azka.

"Gakpapa kok kak," jawab azka sambil merapikan kotak bekal nya.

"Terima kasih kak , kakak sudah nolong aku yang kedua kali," ucap azka sambil senyum kearah juan.

"Hehe iya ! Santai aja , btw ayo kita makan di kantin ! Aku yang traktir kamu," ajak juan.

"Ahh gak usah kak , aku mau ke kelas kembaran aku , pasti dia sudah lama menunggu ku," tolak azka.

"Oh begitu ya? Kamu biasa lewat mana?" tanya juan lagi.

"Aku biasa nya lewat di dekat gudang tu kak," jawab azka.

"Hem sebaiknya kamu jangan lewat disana , soalnya area disana tu sepi dari murid-murid jadi yang seperti tadi tu terulang kembali," ucap juan.

"Iya kak , terima kasih atas bantuan dan saran nya kak , kalau begitu aku permisi kak," ucap azka.

Azka pun pergi dari hadapan juan , sedangkan Juan menatap kepergian azka sampai azka sudah tidak terlihat lagi.

"Imut dan manis banget ! Mana sopan lagi , duh tambah suka gua sama dia," batin juan gemes melihat tingkah laku azka. Juan pun lanjut jalan ke arah kantin.

--TO BE CONTINUED--

VOTE DAN KOMEN NYA ♡

pesan terakhir { azka }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang