39. Butterfly Hug

2.5K 227 65
                                    

Plis ya, kalau kalian merasa 'kok ga gini kak?' 'kok begitu?' aku cuman mau bilang setiap kampus itu sistem KKN-nya beda2 tergantung dari kampus atau fakultasnya, jadi mohon banget buat jangan di samain, soalnya aku nulis ini berdasarkan pengalaman KKN ku sendiri, jadi mungkin ada dari kalian yang beda🙏

Ini cuman fiksi guys, tapi berdasarkan pengalaman nyata tentang perasaan KKN.

Jangan terlalu bawa perasaan dan nyama2in🙏

Makasih.

BUAT READERS BARU YANG TERJENSELLE-JENSELLE GARA-GARA SMTOWN KEMARIN, SELAMAT GABUNGG!!! AKU HARAP KAMU ENJOY PADA KAPAL GETEK INI WKWKWKW.

Enjoy guys!
____

Giana keluar dari kamar cewek setelah bersih-bersih, ia menuju ruang tamu tempat anak-anak yang lain berkumpul.

"Wc udah kosong?" tanya Fajri.

Giana mengangguk, "Iya, sana gih, mandi."

Fajri berdiri, begitu juga dengan Jendral. Keduanya tatap-tatapan sebentar lalu detik berikutnya keduanya berlari menuju toilet.

"GUE DULUAN, JEN!!!! GUE YANG MENANG TADI!!!"

"GUE MAU BUANG AIR BESAR, MINGGIR GA LO!!"

Giana menggelengkan kepalanya melihat keduanya sudah dorong-dorongan di depan toilet, karena hanya ada satu toilet di kontrakan ini, dan tadi tepat saat mereka selesai rapat.., toilet itu sepenuhnya sudah di pakai oleh ceweknya, untuk mandi ganti-gantian, makanya para cowok sejak tadi dalam keadaan gerah karena belum mandi. Tapi, sepertinya juga, karena para cowok tadi setelah rapat langsung main games dan tiduran, makanya para cewek langsung mengambil alih toilet.

Giana duduk di samping Jovan yang sedang mabar bersama Rahmat di samping kirinya, "Udah mandi?" tanya Giana setelah mendudukkan bokongnya di sofa.

Jovan menggeleng, "Belum, kalah suit tadi."

"Suit?"

Jovan menoleh sejenak ke arah, "Iya, Fajri yang menang, baru Rahmat baru Jendral baru gue."

Giana tertawa, "Lo semua kan cowok, mandi barengan aja, sih. Daripada gerah."

"Ogah." bantah Jovan.

Rahmat bergidik ngeri, "Jijik, Na. Kecil semua."

"Hah? Apa kecil?" tanya Giana.

Jovan menaikkan alisnya, menoleh ke arah Giana, "Tumben banget ga ngerti." bisiknya sekilas lalu fokus bermain games. Soalnya Jovan terbiasa dengan otak kotor Giana.

Mata Giana melotot, "IH RAHMAT!!!! LO MESUM BANGETT!"

Rahmat hanya terkekeh, Jovan di samping Giana pun tertawa sambil menutup mulut Giana yang sudah berteriak.

Jovan menyenderkan tubuhnya pada bahu Giana, menghirup aroma tubuh perempuan cantik di sebelahnya ini, "Harum banget."

Giana menepis tangan Jovan di mulutnya, "Iyalah, orang udah mandi."

Jovan terkekeh, andai saja mereka ada di apart mereka, Jovan tidak akan ragu untuk memeluk erat perempuan wangi di sampingnya ini.

Giana mendorong tubuh Jovan pelan, lalu berdiri, hari sudah sore, sedangkan mereka tadi hanya makan saat di rest area waktu di bus, Giana menoleh ke arah Jovan, "udah makan siang, kan?"

"Tadi, cuman makan konsumsi dari kantor bupati."

"Mau mie gak?" tanyanya.

"Iyaa, laper."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Glimpse of usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang