Saranku sih, mending skip part ini.
____Kalau mau di tanya arti Jovan bagi Giana apa? Mungkin Giana akan menjawabnya, home.
Giana pertama kali kenal dengan Jovan saat kelas satu SMP— mereka satu sekolah, saat itu ia menunggu jemputan Papanya tapi Papanya lagi sibuk meeting dengan cliennya. Jadi, Papanya menyuruhnya untuk pesan ojol dengan tidak enak hati, Gianapun memesannya karena tahu kesibukan Papanya.
Di usia dua belas tahun, ia sudah mengerti kalau Papanya sibuk, itu karena Papanya sibuk mencari uang untuknya, Giana tidak pernah menyulitkan Papanya dengan ngambek karena tidak di jemput. Giana sudah belajar mandiri, sejak Mamanya meninggalkannya di usia sembilan tahun.
Singkat cerita, saat itu, tidak ada satu driverpun yang mengambil pesanannya, Giana yang kala itu sudah bosan menunggu memutuskan untuk menahan siapapun yang lewat dan minta tolong untuk mengantarnya pulang. Dan, yang kena sial saat itu adalah... Jovan.
Sejak saat itu, mereka jadi akrab di tambah keduanya aktif osis walaupun dengan divisi yang berbeda tapi itu membuat mereka semakin akrab, sebenarnya awalnya hanya Giana yang menganggap itu, karena ia suka mengikuti dan mengintili Jovan dengan berbagai keluh kesah terhadap teman satu divisinya. Giana suka dengan sifat Jovan yang kelihatan jengkel mendengar ceritanya tapi Jovan tidak pernah melarangnya untuk cerita, Jovan adalah pendengar yang baik.
Suatu hari, Jovan melupakan properti penting untuk acara perpisahan kelas sembilan. Jadi, Giana menemaninya untuk mengambil itu di rumah Jovan— Giana yang memaksa sih sebenarnya soalnya ia ingin kabur sejenak dari persiapan perpisahan kelas sembilan.
Saat Giana masuk ke dalam rumah itu, orang yang pertama kali menyambutnya adalah Vany— Ibunda Jovan. Saat Jovan naik ke dalam kamarnya untuk mengambil properti yang ia lupakan. Giana ada di bawah ngobrol dengan Vany.
Satu hal yang ada di benak Giana saat itu, Iri. Ia iri dengan Jovan, yang masih punya sosok ibu. Vany memperlakukan Giana layaknya seperti seorang anak, yang membuat Giana kala itu— yang sedang rindu berat kepada Mamanya, sedikit terobati berkat Ibunda Jovan.
Sejak saat itu juga, Giana memutuskan kalau ia ingin berteman baik dengan Jovan agar ia bisa sering ke rumahnya untuk bertemu Ibundanya. Sedikit licik memang tapi itulah kenyataannya.
Dan, Giana berhasil. Giana berhasil menjadi teman perempuan terdekat Jovan, yang terjalin hingga kini.
Walaupun awalnya Giana memiliki niat licik untuk berteman dekat dengan Jovan, tapi lambat laun ia benar-benar nyaman berteman dengan Jovan.
Jujur saja, Jovan yang paling sering mengomelinya karena sifat cerobohnya tapi di satu sisi Jovan juga yang paling sering mengingatkannya agar selalu hati-hati, Giana melihat Papanya dalam tubuh Jovan.
Jovan, meskipun terlihat tidak peduli tapi lelaki itu sebenarnya peduli, sangat peduli malahan, hanya saja Jovan punya cara tersendiri untuk menunjukkan kepeduliannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse of us
FanfictionSerius, bersahabat dengan cowok tidak akan membuatmu kecewa, tapi itu tergantung bagaimana kau menghadapinya, intinya jangan terjebak friendzone yang baper hanya kau sendiri. "Who fell first?" Mungkin itu yang akan kalian tanyakan jika membaca ini. ...