Playlist song : Disenchanted - My chemical Romance
Terkadang orang-orang terdekat mengkhianatimu, dan rumahmu bukan tempatmu untuk bisa bahagia lagi.
____
Di kereta yang membawa mereka meninggalkan kota tempat mereka menuntut ilmu, Giana tertidur setelah makan malam sedangkan Jovan yang memang susah tidur— apalagi saat ini mereka menuju ke kota yang menjadi mimpi buruknya, memutuskan untuk tetap terjaga, baik untuk menjaga Giana maupun barang-barang mereka.
Jovan menoleh melihat Giana yang tidur dengan bantuan bantal leher, tangan Jovan refleks memperbaiki beberapa helaian rambut Giana yang jatuh mengenai mata Giana yang terpejam. Memperhatikan Giana yang sedang terlelap nyenyak, bagaimana Giana mengambil nafas lalu membuangnya secara perlahan tidak luput dari perhatian Jovan.
Mungkin Giana mengatakan mereka sedang pulang, tapi pulang yang Jovan maksud berbeda, pulang bagi Jovan adalah tempat ia menemukan tempat ternyamannya, tempat ia bisa bernafas. Dan itu bukan rumahnya. Tempat pulang Jovan bukan rumahnya.
Jovan menaruh telapak tangannya ke kening Giana, takut perempuan yang masih terlelap nyenyak itu sakit lagi, helaan nafas lega keluar saat merasakan suhu tubuh Giana normal.
Jovan kembali menghadap depan, kenangan buruknya tiba-tiba berputar seolah dirinya sedang kembali ke masa lalu.
Saat itu, Jovan remaja ingin ke toilet yang ada di Gramedia, ia sedang menemani Giana mencari buku, karena kebelet ingin buang air kecil jadi dia cari toilet, akan tetapi dirinya malah nyasar di stand makanan yang ada di mall, awalnya Jovan remaja ingin bertanya ke satpam yang ada di pintu masuk, tapi sudut matanya menemukan sesosok yang tak asing baginya sedang jalan bermesraan menuju tempat Jovan remaja yang kini membeku.
Berkali-kali Jovan remaja mengedipkan matanya berharap apa yang ia liat itu hanya sekedar halusinasinya semata saja, tapi sayang seribu sayang, Tuhan ternyata menyasarkan dirinya bukan hanya sekedar kebetulan, nyatanya Tuhan ingin menyadarkannya bahwa orang yang sangat ia cintai— saat itu, sedang selingkuh, kepada orang yang tidak pernah ia duga sama sekali.
____
Giana terbangun saat debu masuk ke hidungnya membuat dirinya bersin seketika.
Hatchi!
Giana menggosok hidungnya berkali-kali, matanya menoleh dan melihat Jovan sedang termenung.
"Pan.."
"Jopan."
"Jovan!"
Jovan tersentak kaget dan menoleh menemukan Giana menatapnya khawatir.
"Are you okay?" Tanya Giana pelan.
"Should we're not going home?" Lirih Giana.
Jovan menggeleng sambil tersenyum, "Gue gak papa.." Jovan meyakinkan Giana dengan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse of us
FanfictionSerius, bersahabat dengan cowok tidak akan membuatmu kecewa, tapi itu tergantung bagaimana kau menghadapinya, intinya jangan terjebak friendzone yang baper hanya kau sendiri. "Who fell first?" Mungkin itu yang akan kalian tanyakan jika membaca ini. ...