ALWAYS C. 3 || Menjadi Sandaran

389 279 94
                                    


Warning!!!!
Dilarang keras mengcopy karya ini!,jika ada kesamaan nama atau karakter dalam tokoh cerita ini itu hanya kebetulan!

Always c. 3
Happy reading, especially for you.

___________

___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ALWAYS

Sore hari.

"Makasih ya Mor" ucap Alana seraya menutup pintu mobil Amora.

"iya sama sama Na, gue duluan ya"balas Amora seraya tersenyum manis, gadis itu melambaikan tangan pada sahabatnya lalu menjalankan mobilnya pergi dari sana.

"hati hati"balas Alana, gadis itu melambaikan tangan pada sahabatnya yang kini sudah tampak jauh dari pandangannya.

Gadis itu meregakkan tubuhnya, rasa penat menjalar di tubuh Alana, gadis itu dengan lesu mendorong pintu gerbang rumahnya dan berjalan masuk ke halaman. Saat hendak memutar gagang pintu gadis itu terhenti tatkala matanya tertuju pada mobil ayahnya yang terparkir di garasi.

Alana tersenyum senang karena akhirnya ayahnya pulang, tak sabar gadis itu menemui ayahnya dan melepas rasa rindunya pada sosok yang selalu ia sebut sebagai super hero, Alana dengan antusias memutar gagang pintu dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Alana pulang-" ucapan antusias gadis itu terhenti, senyuman manis yang awalnya ia ukir di bibirnya kini memudar, semua tak sesuai dengan yang ia harapkan. Gadis itu berharap kedua orang tuanya akan menyambutnya dengan kehangatan dan kasih sayang yang dapat melepas penat gadis itu saat pulang dari sekolah, namun yang ia dapat malah berbeda jauh dari ekspektasinya.

"KENAPA BARU PULANG? BARU INGET RUMAH KAMU? KAMJ NGAPAIN AJA DI LUAR SANA? !" bentak Diana seraya menatap penuh amarah ke arah suaminya.

"AKU KERJA DIANA! KAMU GA USAH MIKIR ANEH ANEH!" gertak Alan meninggikan suaranya, tampak wajah pria itu kini memerah padam tatkala tersulut emosi.

"hufft"Alana menghela nafas pasrah, pertengkaran orang tuanya terus berlanjut, suara benda yang sengaja di jatuhkan ke sembarangan arah, suara tangisan wanita yang mulai terdengar, serta suara bentakan keras dari dua orang yang tak lain adalah orang tuanya sendiri, Alana sudah sering kali menyaksikan hal ini, namun gadis itu masih tidak terbiasa, gadis itu selalu merasa takut jika orang tuanya kembali bertengkar.

Alana menghelang nafas kasar, ia jelas lelah dengan hal ini, gadis itu lalu melangkah pergi, menaiki satu persatu anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu, ia melempar tas selempang nya ke sembarangan arah, melepas bendana di kepalanya dan berganti pakaian, setelahnya gadis itu merebahkan tubuhnya di kasur lalu perlahan memejamkan mata, mencoba untuk tidur dan mengabaikan suara keributan dari lantai bawah.

Alana berharap situasi saat ini tidak terjadi lagi di kemudian harinya, ia berharap keluarganya akan sama seperti dulu lagi.
Dulu mereka harmonis, orang tuanya yang tidak pernah bertengkar sama sekali, ayahnya yang selalu ada di sisinya, memenuhi semua keinginan putrinya dan memastikan senyuman putrinya tak pernah hilang. Ibunya yang selalu berusaha menunjukkan kasih sayangnya pada anak anaknya, serta kakak laki laki nya yang juga selalu berada di sisinya, meski ia dan kakak laki lakinya sering bertengkar tapi hal itu yang membuat Alana tak pernah merasa sepi, kini semuanya telah terasa berbeda, rasa sayang itu masih sama namun cara mereka melakukannya kini telah berbeda.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang