"Lari sendiri tanpa feedback itu cape Zel, makanya Gerland memilih untuk istirahat"
~katya Sasya Mozzera~
Zela benar benar tanpa semangat kali ini, bahkan untuk mengabarkan mamanya saja belum ia lakukan takut jika dia berlarut dalam kesedihan. Ada Gerland juga membuatnya kesal namun lebih menyiksa jika seorang Gerland benar benar hilang dari dunianya.
Zela sampai ke sekolah dengan menaiki taxi, tepat saat bell berbuyi dengan cepat Zela memasuki kelas lalu terduduk lesu.
Bahkan saat guru mengajar Zela sama sekali tidak bisa fokus, sesekali Zela mencoba fokus namun hasilnya nihil dia benar benar teringat terus menerus dengan seorang Gerland.
🐝
Bell istirahat menggema di seluruh ruangan namun tidak dengan telinga Zela dia benar benar tuli saat ini, Zela hanya memandangi kosong pintu kelasnya berharap seseorang berteriak dan memaksanya untuk makan atau bahkan mengucapkan kata kata dia mencintai Zela berulang kali.
Apakah dirinya benar benar tidak bisa mendengar teriakan keras itu lagi? Apakah dirinya benar benar tidak akan mendapatkan perhatian sebesar itu lagi?
Lo nepati janji lo kok Ger, buat pulang. Tapi bukan pulang ke pelukan gue melainkan pulang ke pelukan yang di atas. Batin Zela.
"Zel! Udah dong ngelamunnya. Udah sebulan loh, masa mau terus terusan natap itu pintu." Katya lelah melihat Zela yang tak henti henti memikirkan Gerland.
Zela terbangun dari lamunannya mengalihkan pandangannya dari pintu kelas itu. "Gue cuma kangen aja. Apa dia ga bisa balik lagi ya kat?" Tanya Zela pada Katya yang membangunkannya dari lamuanannya.
"Jangan di tangisin yang udah ga ada Zel. Gue yakin Gerland mantau lo dari sana, kalau lo nangis dia pasti ga bakal maafin dirinya sendiri." Jelas Adelia.
"Gue pengen peluk Gerland. Kenapa dia ga pamit dulu kemarin. Kenapa jadiin pertemuan terakhir kali itu di rumah sakit? Gue merasa bersalah ga pernah menghargai perjuangan Gerland." balas Zela sembari melipat kedua tangannya di atas meja untuk di jadikan bantal.
"Ga salah lo Zel. Lari sendiri tanpa Feedback itu cape Zel, makanya Gerland memilih untuk istirahat." Ungkap Katya.
Seluruhnya mengangguk setuju.
"Gue yakin Gerland ga pernah marah sama lu Zel. Lo ikuti apa isi surat kemarin aja, Gerland bakalan senang di sana." Ucap Adelia.
"Gerland minta gue ga boleh dekat sama satu cowo pun." singkat Zela.
"Njir!" sella menghempas bukunya, membuat moonnight terkejut melihatnya. "Tuh anak udah mati pun tetap ngeselin!" Sarkas Sella.
"Sella!" bentak Katya takut jika omongan Sella akan semakin membuat Zela sakit.
"Lo semua ke kantin aja, gue ntar nyusul." ucap Zela mengakhiri, kembali membenamkan wajahnya pada lipatan tangan.
"Bener ya Zel." Ucap Katya.
Zela mengangguk.
"Zela jangan sedih terus, nanti Fia cariin cowo yang kaya Gerland buat ngantri dapetin Zela." Ucap Fia dengan polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS POSSESSIVE
Teen Fiction[ welcome to the world of fiction] Selamat masuk ke kehidupan Gerland Davier Reygan! Cowo posesif yang mungkin akan selalu terobsesi dengan Anzela, antara obses! Cinta! Dan sayang! Menjadi satu di lubuk hatinya! Dan bersiap untuk menghabisi lawan ya...