PENGGANTI

19 4 0
                                    

1 tahun lalu...

Langit Jakarta sudah mulai menggelap, beberapa bintang mulai bermunculan, kota indah itu terekam jelas oleh banyak pasang mata, terlebih lagi dua orang yang berada di atas rooftoop rumah sakit saat ini.

Gerland menatap bintang bintang yang berada di atas langit, lalu melihat sebuah bulan yang berada di tengahnya, kemudian menatap Dergan yang tengah duduk tidak jauh darinya.

"Der, sini dulu."

Dergan meletakan buku dari tangannya, lalu berjalan menuju ujung rooftoop menyusul Gerland.

"apa?"

"lu tau mendung kan?"

Dergan mengangguk, dan sekilas menatap langit. "Itu ada bintang dan bulan, jadi ga mendung."

"Gue bukan bicara soal cuaca Der." balas Gerland.

"Terus?"

"kalau malam mendung, langit pasti kosong kan, ya?"

Dergan mengangguk singkat sebagai jawaban.

Gerland menarik sedikit ujung bibirnya."pasti banyak orang yang ga suka dengan ke kosongan itu, dan kalau langit cerah, bintang dan bulan pasti ada, disitu banyak orang yang mengabadikan moment langit di malam itu."

"to the point." tekan Dergan.

"gue cuma mau bilang, bulan dan bintang ga bakal ada, tanpa adanya langit. tapi langit akan tetap ada tanpa adanya bintang dan bulan." Gerland tersenyum tipis.

Gerland melanjutkan ucapannya. "Disini gue ber-peran sebagai bintang dan bulan. Sedangkan Gray lion dan Gray tiger adalah langitnya, gue ga bakal bertahan hidup tanpa adanya Lo semua, lu ingat gue pertama kali kan Der? hancur kan? dan dengan adanya Lo ber empat gue sampai di titik ini, tapi gue yakin lo semua bisa tetap ada tanpa gue."

"wait. Ini pembahasan apa? malas gue." ucap Davier membuang muka.

"Dengerin gue dulu. jadi kalau semisalnya gue kalah dengan penyakit ini, Lo cari pengganti gue ya Der, biar orang orang tetap bisa menikmati indahnya langit dengan bintang dan bulan, basket itu harus ber lima, jadi gue ikhlas kalau suatu saat Lo milih siapapun buat gantiin gua, biar tim basket kita tetap utuh dan bagus di pandang."

"Lo ga sakit dan bakal tetap ada. Lo ga bakal pergi." tekan Dergan.

"Gue sakit batin, takdir siapa yang tau."

"Lo belajar puitis dari mana? alay njir." kesel Dergan.

Gerland tertawa kecil melihat cowo ice di depannya kesal karnanya.

🐝

"Jadi ga salah kan kalau gue milih pengganti buat dia? Gray lion juga butuh pengganti." ucap Davier setelah berusaha meyakinkan seorang Zela.

"tapi kenapa ketuanya harus orang asing?" tanya Zela sedikit tidak Terima.

"asing di elo, tapi ga di kita."

"Dia siapa Der?"

"cari tau sendiri Zel. gue pamit." Dergan meninggalkan Zela begitu saja.

Zela merenung mengingat kembali, ya dia sadar akan kesalahannya dan sangat tidak mungkin Gerland untuk kembali, namun apakah mereka tidak mengerti apa yang ia maksudkan.

🐝

Selama jam pelajaran Zela sama sekali tidak memperhatikan materi yang sudah di jelaskan bahkan ulangan yang di berikan oleh Bu arsi ia jawab dengan asal asalan, Zela masi berpikir apa yang di ucapkan oleh Aldo. 'cewe kaya Lo ga pantas buat siapapun, karna lo gatau caranya menghargai' kata kata yang di berikan pacar sahabatnya itu, sangat menusuk bagi Zela.

HE IS POSSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang