2

2K 142 5
                                    

***
Suasana meja makan itu nampak hening tidak seperti biasanya. Hanya ada bunyi denting sendok dan piring yang saling bergesekan.

Salma menatap kedua orang tuanya bingung. Mengapa nampak tegang dan serius sih ? Batin Salma.

"Ca..kamu punya pacar gak sih ?"

Pertanyaan dari Papa Wandi membuat Salma nyaris tersedak. Setelah 20 tahun Ia hidup di dunia, ini adalah kali pertama Papanya bertanya begitu.

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu ? "
Bukannya menjawab Salma malah balik bertanya.

"Jawab aja pertanyaan Papamu Ca. Punya pacar gak ?" Mama Riati mengulang pertanyaan Papa Salma.

"Gak ada..Caca gak punya pacar. Kenapa emangnya ?"

Tidak segera menjawab, Papa Salma menyelesaikan makannya. Meneguk air dalam gelas hingga tandas, meraih tisu dan membersihkan mulutnya.

Salma masih sabar menunggu Papanya bersuara.

"Papa suka sama Nak Rony Ca..tetangga depan rumah kita" ujar Wandi.

Salma mengernyitkan alisnya.

"Lah terus..hubungannya sama aku ?"

"Kamu itu udah besar..udah dewasa. Gak ada salahnya kalau kamu dekat sama teman cowok"

"Caca punya teman cowok di kampus."

"Cowok yang serius dan dewasa Ca. Bukan cowok yang masih mau main-main. Kayak teman kamu kemarin, siapa tuh yang nganterin kamu pulang, gak sapa-sapa dulu sama Mama atau Papa. Gak sopan"

Salma memberengut. Papanya ini kenapa deh. Biasanya juga dia cuek-cuek aja.

"Papa apaansih..itu Kak Dito lagi buru-buru. Makanya gak sempat mampir"

"Ini bukan kali pertama loh Ca dia nganterin kamu. Masa buru-buru terus"

"Papa apa-apaansih. Terserah deh, yang jelas Caca tetap akan berteman sama Kak Dito" putus Salma.

"Papa sama Mama tetap gak suka sama dia Ca."

"Terserah Papa.."

Salma berdiri dari kursinya. Ia meninggalkan meja makan sambil menggerutu.

"Ca..Sal..Salma. Gak sopan yah kamu. Orang tua masih ngomong malah pergi"
Papa Salma berbicara keras. Tak juga membuat Salma menghentikan aksi marahnya.

Wandi dan Riati menggelengkan kepala. Salma benar-benar keras kepala.

"Pelan-pelan aja Pah. Takutnya anak itu semakin marah dan nekat. Tau sendiri gimana tingkahnya anakmu itu"

"Anak kita Mah"

***
Sekitar pukul 7.45 Salma keluar dari kamarnya dengan tampilannya yang sudah rapi. Siap untuk ke kampus.

Gadis itu berjalan menuruni anak tangga tanpa ekspresi.

"Sarapan dulu Ca"
Mama Salma berucap sambil membawa nampan yang berisi dua buah gelas berisi teh hangat dan beberapa potong kue. Ia membawanya ke teras depan, tempat Papa Salma duduk dan membaca koran.

Salma tidak menjawab. Ia berjalan mendahului Mamanya keluar dari pintu rumah.

"Mulai hari ini sampai satu minggu kedepan Pak Ahmad gak masuk dulu. Dia cuti, istrinya habis lahiran kemarin. Kamu ke kampus bareng Nak Rony. Papa udah bilang subuh tadi."
Ucap Papa Salma.

Salma menatap tajam ke arah Papanya.

"Gak mau..Caca mau berangkat sama Kak Dito"

"Gak..Papa gak ngizinin"

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang