***
Salma turun dari motor dengan terburu, begitu selesai membayar Ia langsung melesat masuk kedalam rumahnya. Sebelum itu Ia sudah menelisik rumah Rony. Nampak sunyi dan hening. Ia tidak melihat sinar lampu dalam rumah. Sepertinya memang benar dosennya itu sudah pulang.Salma membuka gerbang rumahnya dan berjalan memasuki rumah. Di ruang keluarga sudah ada Mamah dan Papahnya tengah mengobrol, entah apa. Salma juga tidak begitu paham dan tidak ingin tau juga.
"Udah makan Ca ?" Tanya Riati.
"Udah Mah, tadi makan di kampus. Caca langsung ke kamar yah. Capek"
Wandi mengalihkan pandangannya dan menatap Salma.
"Pegang apa kamu Ca ?" Tanya Wandi sebab melihat Salma menenteng satu buah paperbag lumayan besar.
Salma diam sejenak.
"Dari temen Pah" jawabnya.
"Ooh..."
"Mmmm...Pah Pak Rony pulang kampung yah ?"
"Iya, pulang kampung dia. Subuh tadi ketemu sama Papah di depan. Ca..kamu tau gak kenapa Rony udah gak sholat lagi di masjid komplek ?"
Astaga..matilah. Salma belum cerita soal ini. Kemarin Ia tidak mengatakan dengan detail kepada Papahnya.
"Pah..semua keanehan yang Papa liat dari Pak Rony itu semua karena Caca. Caca yang minta Pak Rony untuk gak sholat lagi disitu, biar gak ketemu sama Papah"
"Ya Allah Ca..setega itu kamu Nak. Kamu boleh gak suka sama orang tapi, jangan sampai kamu ngehalangin orang untuk ibadah. Dosa loh Nak" Riati berujar.
Yah, Salma baru menyadari itu. Kemarin Ia terlalu egois. Tidak semestinya Ia bersikap demikian pada Rony.
"Maafin Caca Pah..Mah. Caca nyesal" Ucap Salma memelas.
"Udah..kamu ke kamar aja gih. Istrahat" Titah Riati. Jujur saja Ia mulai lelah dengan kelakuan anak gadisnya ini.
Salma berlalu dengan gontai. Ia benar-benar merasa bersalah.
Masih bisa diperbaiki kan ?
***
"Pa..Mama udah gak kuat dengan kelakuan Caca. Makin hari tingkahnya makin aneh aja. Bukannya makin dewasa kok malah makin kekanakan gitu. Apa kita nikahin aja dia ?""Papa juga bingung Mah. Yah, tadinya Papa juga maunya gitu. Nikahin Caca sama Rony yah tapi, gimana Mamah tau sendiri kan sekarang keadaannya gimana. Rony tadi pamit pulang ke kampungnya katanya mau ada acara. Jujur saja Papah takut kalau ternyata Rony pulang untuk menikah. Benar-benar tidak ada harapan untuk Papa menjadikan dia menantu kita Mah"
"Apa gak bisa diusahakan Pah ?" Riati masih kekeh. Wandi menggeleng lemas.
"Gak tau Mah. Terserah jalan Tuhan aja"
***
Salma merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, memandang langit-langit kamarnya. Pikirannya jauh berkelana. Terlalu banyak hal yang Ia pikirkan belakangan ini.Salma memilih bangkit dari posisinya. Masuk ke kamar mandi, membersihkan dirinya dan melakukan kewajibannya. Rutinitas seperti biasanya.
Selesai dengan pakaian dan rambutnya, Salma kini duduk di meja riasnya bersiap untuk melakukan ritual skincare malamnya.
Mata Salma tidak sengaja menangkap paperbag yang dibawanya tadi, tergeletak dibawah kaki kursi riasnya.
Salma mengilas balik saat Novia memberikan paperbag ini padanya.
"Titipan dari Pak Rony, gue gak tau ini isinya apaan yang jelas Pak Rony bilang kalau gue harus sebisa mungkin ngasi ini ke Lo Sal. Kayaknya penting banget"
Salma jadi semakin penasaran untuk membukanya. Namun, saat tangannya sudah menyentuh paperbag tersebut Ia menjadi ragu dan takut.
Bagaimana kalau isinya adalah sesuatu yang akan semakin menyakitinya ? Bagaimana kalau isinya adalah undangan pernikahan Rony dan calon istrinya ? Ah, Salma takut.
Ia menarik nafas beberapa kali. Mengumpulkan sisa-sisa keberaniannya. Daripada Ia mati penasaran. Pikir Salma.
Dengan perlahan Ia membuka paperbag tersebut. Salma menarik nafas dalam, setidaknya Ia tidak menemukan hal aneh disana. Setidaknya tidak ada surat undangan disana.
Salma mengernyitkan keningnya menatap apa yang ada di dalam paperbag tersebut.
Ada satu jilbab berwarna baby blue, warna kesukaannya. Ada juga jilbab dengan warna lain, hijau kalem. Ada juga setengah lusin jilbab instan (langsung pakai) dan dua buah aksesories jilbab dengan bentuk matahari dan bulan. Hah ? Apa maksudnya ? Apa maksud dibalik semua barang ini ? Untuk apa Rony memberikan ini padanya ?
Jilbab Salma banyak, banyak sekali bahkan karena saking banyaknya setiap bulan Mamanya selalu menginfakannya di panti-panti sosial.
Mata Salma kembali tertuju pada sebuah kertas yang tergulung dengan ikatan pita diatasnya. Ikatan kupu-kupu, khas kado.
Salma membuka kertas yang cukup panjang tersebut, membacanya pelan-pelan.
Tes..
Air mata gadis itu jatuh membasahi pipinya tanpa aba-aba. Ia bahkan belum sampai pada pertengahan apalagi penghujung kertas tersebut namun, mata Salma sudah berair.
Salma hanyut dalam setiap kata pada tulisan tersebut.
Satu hal yang Salma tau bahwa Ia benar-benar sudah jatuh cinta pada dosen sekaligus tetangganya itu. Sekarang perasaan rindu dan ingin berbicara dengan lelaki itu semakin bertambah.
Apakah Tuhan masih sudi untuk mengabulkan doanya ? Meminta agar lelaki itu kembali lagi disini ?
Salma kehilangan kata-katanya.
Rasa rindunya pada lelaki itu semakin menggebu. Ah, sial. Ia baru sadar bahwa ternyata Ia tidak memiliki nomor tetangganya itu.
'Bentar yah, aku akan datang lagi kok'. Ujung dari tulisan di kertas itu.
Senyum manis keluar dari wajah Salma.
Entah apa maksud dari tulisan dari penghujung surat tersebut. Apapun itu, yang harus orang lain tau bahwa kini Ia sangat bahagia.
Salma membawa jilbab, aksesoris dan surat tersebut diatas kamar tidurnya.
'Semoga kali ini berbalas' doa Salma diam-diam dalam hatinya.
***
Surat dari Rony nanti dispill, spesial part.Terima kasih untuk semua dukunganya. Btw mungkin beberapa hari kedepan ini aku bakalan slow update soalnya aku dah kerja, Alhamdulillah. Aku bakalan tetap konsisten disini. Sehat2 untuk aki, kalian dan Salmon kt.
Salam hangat
Salmocean 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengetuk Hatimu
FanfictionNgalir aja ges.. Main Cast : Salma Marisca Aliyyah (Dipanggil Caca sama ortunya) Rony Arkana Parulian (Dipanggilnya Rony) Ardito Dirgantara (Dipanggilnya Dito atau Ar). Cast pendukung : Anak-anak Idol 12