17

2.4K 173 11
                                    

***
Orang tua Rony sudah kembali ke Bogor sejak lima hari yang lalu. Terhitung sudah satu minggu Rony dan Salma menjadi sepasang suami istri.

Rony dan Salma akhirnya tinggal di rumah Rony. Walaupun jarak rumah Rony dan rumah Salma tidak jauh bahkan bisa dikatakan seperti sudah satu rumah namun, tetap saja terasa berat bagi Salma untuk meninggalkan orang tua dan juga kamar tidurnya. Ia sengaja belum memindahkan semua barangnya dari sana sebab sesekali Ia masih sering menyambangi rumah orang tuanya itu apabila Rony belum pulang dari kampus atau dari urusan lainnya.

Ujian semester Salma juga sudah selesai sejak dua hari lalu, sekarang Ia sudah bisa bersantai. Ia masih pergi ke kampus sesekali untuk mengurus beberapa hal sembari menunggu waktu libur semester dan semua nilainya keluar.

Ngomong-ngomong selama menjadi suami istri Ia dan Rony jarang sekali terlibat obrolan atau skinship. Sampai sekarang mereka masih terasa canggung, belum sepenuhnya mencair. Ada perasaan lain di hati Salma ketika menyadari hal tersebut.

Selama menikah, Ia dan Rony memang baik-baik saja tetapi, suaminya itu bahkan tidak pernah meminta haknya. Bukan, bukannya Salma kebelet untuk itu tetapi, menurutnya aneh saja. Belakangan Rony juga jarang mengajaknya bicara. Pria itu lebih sering tidur duluan dan meninggalkan Salma.

Hal tersebut membuat Salma kepikiran. Ada apa dengan Rony ? Apakah Ia melakukan kesalahan ?

***
Salma membuka pintu saat mendengar bunyi ketukan.

Nampaklah Rony dibalik pintu dengan tampilan yang tentu saja sudah tidak serapi saat Ia berangkat kampus pagi tadi.

Seperti biasa, Salma menyalim tangannya.

"Mas mau makan atau mandi dulu ?" Tanya Salma sambil berjalan menyamai langkah Rony.

"Mas mandi dulu, gerah banget" jawabnya.

"Aku siapin air hangat yah ?" Tawar Salma.

"Gak usah, Mas mandi air biasa saja" jawabnya.

Salma mengangguk. Ia memutuskan untuk menyiapkan makan malam saja. Membiarkan Rony dengan urusannya.

Hubungan mereka memang baik-baik saja namun, entah kenapa Salma merasa ada yang kurang. Seperti ada sekat yang tak kasat mata. Ia tidak tau apa tapi, yang jelas dihatinya terasa ganjal.

***
Salma dan Rony larut dalam aktivitas makan mereka. Tidak ada obrolan atau sekedar basa basi, hanya bunyi denting sendok dan piring yang terdengar memeriahkan suasana meja makan.

"Mas.."

Lirih Salma

Rony yang baru saja menenggak air itu menoleh kepada Salma yang duduk dihadapannya.

"Iya, kenapa ?"

"Mas..aku ada salah yah ?" Salma sudah berkaca-kaca.

Rony menggeleng panik mendapati air muka Salma yang sendu.

"Kenapa nanya gitu heem ?"

"Aku ngerasa kita kayak berjarak"

Rony menghembuskan nafasnya.

"Selesaiin makannya nanti kita bicara"

Rony membawa piring bekasnya makan ke wastafel dan mencucinya termasuk bekas Salma masak. Ini memang sudah menjadi kesepakatan mereka, Salma memasak dan Rony yang akan mencuci piring tentu saja dengan beberapa ketentuan. Saat waktu dan kondisi memungkinkan.

Salma menatap nanar punggung Rony, air matanya tak terbendung. Jatuh membasahi pipinya.

***
"Coba cerita kenapa bisa kamu bertanya kayak tadi. Apa yang bikin kamu mikir kayak gitu heem ?"

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang