6

1.7K 148 11
                                    

***
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 9.12 malam. Sudah hampir satu jam Salma duduk di balkon kamarnya sambil memperhatikan garasi tetangga depan rumahnya, yah garasi rumah Rony.

Mobil Rony belum ada di garasi sejak sore tadi.

Entah angin apa yang membuat Salma melakukan hal gila ini ? Yah, ini gila. Tidak, hanya agak gila. Toh, dia hanya menunjukkan rasa empatinya kepada tetangganya. Bukankah tetangga adalah keluarga kita yang paling dekat ? Yah, Salma hanya perduli kepada tetangga.

Sebenarnya perempuan itu sudah mengantuk. Ia sudah bosan menunggu sambil memainkan ponselnya namun, Ia belum ingin tidur. Ia belum mendapatkan apa yang Ia inginkan.

Tepat pukul 9.30 malam sebuah mobil sedan hitam yang sangat Salma kenali berhenti di depan rumah Rony.

Salma memfokuskan pandangannya. Meneliti orang-orang yang ada di dalam mobil.

Pintu mobil belakang terbuka, keluarlah seorang perempuan berhijab dengan sebuah koper di tangannya.

Salma mengernyitkan alisnya. Siapa perempuan itu ?

Perempuan berhijab tersebut terlihat berbincang dengan seseorang yang mengemudikan mobil yang Salma yakini itu pasti Rony.

Detik selanjutnya seorang perempuan dengan rambut sebahu keluar dari mobil dan membuka pintu mobil depan, disamping pengemudi.

Ibu Sinta ? Yah, Salma yakin itu adalah Ibu Sinta. Tak lama mobil hitam tersebut kembali melaju dan perempuan berhijab tadi masuk ke dalam rumah.

Ada banyak pertanyaan di benak Salma.

Siapa perempuan berhijab itu ? Mereka dari mana ? dan akan kemana lagi Rony dan Ibu Sinta ?

Hati Salma mencelos. Semacam ada perasaan tidak terima. Entahlah, Salma juga tidak paham dengan apa yang dirasakannya, yang pasti Ia tidak rela melihat Rony dengan Ibu Sinta.

Lah, Salma siapanya Rony yah ???

***
"Papa mana Mah ?" Tanya Salma ketika tak melihat keberadaan Papanya di teras rumah mereka.

"Tuh..lagi ngobrol sama tetangga depan, Nak Rony."

Salma mengalihkan pandangannya. Papahnya tengah mengobrol dengan Rony di depan pagar rumahnya. Keduanya nampak hanyut dalam obrolan. Sesekali terlihat serius, sesekali tertawa ringan, dan Papah Salma terlihat menepuk bahu Rony.

"Udah sana..kamu berangkat nanti telat. Itu kayaknya Nak Rony juga mau ke kampus. Sekalian aja, Papahmu belum nemu supir buat nganterin kamu ke kampus" titah Riati.

Salma mau-mau saja untuk ke kampus bersama Rony tapi, tidak mungkin Ia menawarkan diri bukan ? Tapi, dia benar-benar ingin ke kampus dengan dosennya itu.

"Ca.." panggil Wandi di depan sana sambil melambaikan tangannya seperti berbicara 'sinii'

Salma berjalan, menghampiri Papanya dan Rony. Salma kikuk sebab Rony terus saja melihat kearahnya.

"Ron..bareng anak saya sekalian ke kampus boleh ?" Wandi bertanya.

"Eh, iya Om. Ini saya juga mau ke kampus."

Salma merasa lega, mengucap syukur dalam hati.

Setelahnya Rony dan Salma masuk ke dalam mobil.

***
Cukup lama kedua orang itu membisu, tidak ada yang berniat membuka obrolan.

Mulut Salma sebenarnya sudah gatal sekali ingin bertanya banyak hal kepada Rony namun, berusaha Ia tahan.

Setelah menimbang cukup lama akhirnya Salma bersuara.

Mengetuk HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang