***
"Sal..kamu punya pernikahan impian emmh wedding dream mungkin ?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Rony setelah hampir 20 menit mereka hanya diam dan menatap kendaraan yang berlalu lalang dari dalam mobil.Salma mengalihkan pandangannya, menatap Rony dengan tatapan yang menyiratkan kebingungan.
"Yah, wedding dream. Biasanya perempuan punya wedding dream. Makanya aku nanya kayak gitu"
Sebentar-sebentar, Salma mencoba untuk mengendalikan dirinya dulu.
Berada satu mobil dengan Rony, hanya berdua dengan status yang sudah berubah, promina aku-kamu, dan pertanyaan tentang wedding dream sudah sangat cukup membuatnya jantungnya jumpalitan. Ini terlalu bertubi baginya.
"Sejauh ini belum ada sih Mas" jawabnya.
Diam-diam Rony menarik ujung bibirnya, sebutan Mas itu terdengar manis ditelinganya. Bukan yang pertama kali Ia dengar namun, rasanya masih sama seperti pertama kali Ia dengar dari lisan Salma, calon istrinya. Hatinya menghangat.
"Belum berarti akan dong. Kabari saja yah kalau kamu sudah punya konsepnya"
"Gak usah nanti Mas, sekarang aku udah punya "
Rony mengernyit. Cepat juga yah, terlalu cepat.
"Gimana ?"
"Aku hanya pengen pernikahanku dilakukan sederhana, intimate cukup kerabat dan teman dekat saja, dan tidak perlu digelar digedung. Aku mau dirumahku saja"
Sejenak Rony dibuat bingung sekaligus kagum.
Ia tahu bahwa Salma adalah defenisi anak tunggal kaya raya, kedudukan tertinggi di keluarganya. Cucu pertama dan satu-satunya perempuan. Sudah menjadi hal wajar jika perempuan itu ingin bermegah-megah untuk pernikahannya. Tapi, liat apa yang Ia inginkan justru jauh sekali dari ekspektasi Rony. Padahal andaipun Salma meminta sebuah pernikahan yang mewah dan megah Rony akan mengupayakannya sebisa mungkin. Ia cukup sadar dan tau diri dengan siapa dan anak siapa yang akan Ia nikahi ini.
"Kenapa kamu milih itu ?"
"Yah, gapapa. Aku tidak terlalu suka perayaan yang terlalu besar. Bagiku sebuah perayaan itu bukan tentang seberapa mewah dan megahnya melainkan dengan siapa perayaan itu dilakukan. Sesimple itu."
Rony mengangguk, membenarkan apa yang dikatakan Salma.
"Gimana sama orang tua kamu ?"
"Itu bukan masalah besar. Biar jadi urusanku"
"Baiklah, besok malam aku akan kembali lagi ke rumahmu."
Obrolan itu berakhir, mereka sudah sampai di tujuan. Sebuah butik gaun pernikahan muslimah.
***
Salma tersenyum manis saat nama Rony muncul di notifikasi bar ponselnya. Sebuah pesan WhatsApp.Ia mengetikkan beberapa pesan balasan untuk pesan tersebut. Sebelum menutup aplikasi hijau tersebut Ia kembali membaca nama kontak yang tertera disana. Nama kontak yang baru saja Ia ubah namanya, yang darinya tak bernama kini menjadi 'Mas Rony'. Salma bergidik, malu. Anehnya, dia justru tersenyum salah tingkah. Ah, belakangan Ia memang seaneh itu.
Salma menuruni anak tangga rumahnya dengan senyum yang tak pudar.
"Mentang-mentang mau jalan sama calon suami, senyumnya gak abis-abis Ca." Riati yang tengah menyiapkan makanan diatas meja meledek Salma. Gadis itu hanya menceburkan bibirnya. Agak malu juga tapi, yaudah terlanjur ini.
"Gak sarapan dulu Ca ? Baru jam 8 ini, kelasmu jam 10 kan ?"
"Iya, jam 10 tapi, Mas Rony udah nunggu di depan Mah. Nanti Caca sarapan di kampus aja"
Jawab Salma sambil berjalan meraih tangan Mamanya hendak bersalaman. Namun...

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengetuk Hatimu
FanfictionNgalir aja ges.. Main Cast : Salma Marisca Aliyyah (Dipanggil Caca sama ortunya) Rony Arkana Parulian (Dipanggilnya Rony) Ardito Dirgantara (Dipanggilnya Dito atau Ar). Cast pendukung : Anak-anak Idol 12