Tepat di kampus, Nadia menyebarkan undangan ulang tahun kepada teman kelasnya, teman organisasi nya, dan terutama teman dekatnya, Haura.
"Jangan lupa datang ya teman-teman semua..." Ajak Nadia pada teman kelasnya.
"Pasti... Kalau gak datang kan rugi, gak bisa makan-makan sepuasnya gratis." Ujar Azka salah satu teman kelasnya.
Lalu Haura sepulang dari kampus pergi ke toko barang-barang unik untuk memberikan kado spesial untuk Nadia. Namun tak disangka, ketika Haura keluar dari toko itu, ternyata ia bertemu dengan Zaidan beserta cewek berhijab dan berkacamata juga, yang tak lain adalah ibunya Zaidan.
"Lhoh... Haura? Ngapain ke sini?" Ujar Zaidan kaget karena lagi-lagi bertemu dengannya tanpa di sengaja. Haura pun kaget karena bisa bertemu dengan Zaidan.
"Beli kado buat Nadia. Kamu sendiri Ngapain ke sini?" Jawab Haura beserta tanya kembali.
"Ini mengantar ibu mau beli sesuatu." Ucap Zaidan. Dalam hati Haura takjub karena jarang sekali ia menemukan seorang anak lelaki yang mau mengantarkan ibunya buat belanja. Apalagi cuma berdua. Sudah pasti rasanya beruntung yang menjadi istrinya.
"Oh ya. Tante..." Sapa Haura sopan.
"Cantik kamu ya... pacar kamu Zaidan?" Tanya ibunya Zaidan. Zaidan pun kaget dan langsung memotong pertanyaan ibunya.
"Bukan lah, bu... oh ya ayo bu kita ke sana, takut barangnya nanti ternyata sudah habis." Ajak Zaidan mengalihkan topik yang membuat suasana menjadi kikuk dengan Haura.
"Ya sudah, ke sana dulu ya nak..." Pamit ibu Zaidan kepada Haura.
"Ya tante..." Jawab Haura sambil menundukkan kepalanya.
Lalu Zaidan dan ibunya pun masuk ke toko tersebut dan mencari barang yang diinginkan ibunya. Dan Haura pun langsung pulang dari toko itu.
*****
Party Birthday
Acara ulang tahun Nadia pun berjalan dengan lancar, Haura pun sampai di lokasi dengan mengenakan OOTD yang stylish dengan baju coksu senada dengan rok cokelat tua dan jilbab cokelat polos. Yang ternyata juga pas kebetulan ada Zaidan dan Farrel yang bersama juga. Ternyata Zaidan pun memakai kemeja coksu dan celana cokelat tua. Seketika Farrel nyeletuk.
"Cie... nih janjian apa gak nih? Bisa samaan couple an cokelat sm coksu, senada lagi." Ujar Farrel memojokkan keduanya.
"Apa sih kamu? Gak lah. Ngapain juga. Gak jelas banget." Ucap Haura.
"Gak janjian saja bisa kompakan. Apalagi kalau dah jadi couple, pasti lebih kompak nih kalian. Cocok banget deh." Ledek Farrel.
Dalam hati Zaidan tersenyum simpul bahagia, karena untuk kedua kalinya mereka lagi-lagi bisa couple an tanpa di sengaja. Sampai ia bergumam dalam dirinya: "apa ini memang takdir ya, jangan-jangan emang kamu selama ini jodoh dan bidadari aku yang paling tepat ya?" Tanya Zaidan pada dirinya sendiri.
Haura kesal dan bete sekali sama Farrel yang memojokkan dirinya. Lalu ia pun meninggalkan Farrel dan Zaidan begitu saja, pindah posisi karena tidak nyaman dengan keadaan itu.
Lalu acara potong kue pun di mulai dan potongan pertama untuk sanak keluarga dan kerabatnya, di susul untuk Haura. dan selesai lah acara, lalu semua teman kelas beserta semua yang berada di situ memberikan kado pada Nadia. Tak luput Haura. Lalu Farrel memberikan kado paling terakhir, sengaja terakhir agar bisa berbicara langsung dengan Nadia.
"Selamat ulang tahun ya, ini ada sedikit kado juga ya. Semoga suka." Kikuk Farrel.
"Makasih ya, gak usah repot-repot. Do'a saja sudah cukup." Ucap Nadia dengan cuek.
Lalu acara pun usai berakhir, Haura Pamit pulang dan Nadia mengantar ke depan. Begitupun Farrel dan Zaidan mau pulang, mereka berempat berjalan ke depan. Lalu tanpa mereka sadari, ada Zivan yang melihatnya kaget karena melihat Haura couple an sama persis dengan Zaidan. Sebelumnya Zivan tahu kalau Haura ke pesta Nadia karena Haura bilang tadi, dan memberi tahu alamat lengkapnya. Namun ternyata tanpa sepengetahuan Haura, Zivan niat memberi surprise dengan menjemput Haura memakai mobilnya. Ia terbakar api cemburu melihat hal tersebut dari dalam mobil, karena seumur-umur menjalani hubungan bersama Haura tidak pernah memakai baju couple.
Lalu Zivan turun dari mobil dan menuju Haura, lalu Haura kaget karena secara tiba-tiba ada Zivan yang datang menjemput tanpa mengabari lebih dulu. Dan sontak mereka juga kaget karena Haura tiba-tiba di jemput Zivan.
"Zivan? Kok gak bilang kalau ke sini?" Tanya Haura.
"Rencananya emang sengaja buat surprise." Jawab Zivan dengan cuek dan cemburu.
Zaidan merasa sangat cemburu ada cowoknya Haura yang sampai menjemput nya pulang. Apalagi ia minder melihat pacarnya Haura.
"Ya sudah, Nadia aku pulang ya.." Ucap Haura pada Nadia.
"Ya. Thank's ya ra..." Ujar Nadia.
Lalu Haura dan Zivan berjalan menuju mobil dengan Haura yang duduk di depan mobil dengan suasana canggung tidak tahu harus memulai dari mana, karena masih kaget Zivan menjemput nya. Di tengah kesunyian di mobil, Zivan memulai pembicaraan.
"Aku kecewa sama kamu... lanjut di depan gerbang rumahmu saja bicaranya. Biar enak. Lagi nyetir ini." Ujar Zivan.
Suasana dalam mobil agak tegang, terlebih Haura bingung apa ia punya salah pada Zivan soalnya sampai bilang kecewa.
Sesampainya di gerbang rumah Haura, masih dengan raut wajah kecewa Zivan, ia pun berbicara.
"Untung aku jemput kamu ra, jadi aku tahu apa yang terjadi sebenarnya. Jujur Aku kecewa sama kamu ra, pantas aku merasa ganjal selama beberapa hari terakhir ini, dan kamu aku ajak serius buat nikah juga gak siap, aku tahu alasannya apa. Karena dia yang tadi baju couple an sama kamu. Seumur hidup kita bareng, belum pernah sekalipun kita sampai baju couple an seperti kamu sama dia tadi." Ucap Zivan cemburu.
"Van, kamu jangan salah faham dulu Van, ini gak seperti yang kamu pikir. Aku sama dia itu cuma teman di kampus, dan masalah couple an yang sampai persis seperti itu juga gak janjian. Aku juga kaget kenapa bisa sama baju dan juga bawahannya sama dia. Kalau cuma masalah couple an, nanti kita bisa Van kalau memang kamu mau couple an." Ujar Haura merajuk Zivan.
"Sudah ra, mungkin sebaiknya kita udahan saja dulu. Lebih baik kita berjarak saja. Mengapa kamu gak jujur saja kalau aku sudah tidak di hatimu lagi? Dan yang di hatimu cowok tadi. Kalau kamu jujur, mungkin aku gak akan sesakit ini dengan tahu sendiri melihat mata kepala secara langsung. Sudah kelihatan juga kok ra. Apalagi selama ini aku berpikir akan membawa hubungan kita lebih serius. Namun ternyata semakin ke sini, semuanya tampak jelas salah dan tidak mungkin buat di lanjutkan lagi. Aku Pamit dulu, semoga kamu selalu baik-baik saja." Ucap Zivan dengan penuh kesedihan.
"Van, tunggu... kita bisa bicara baik-baik dulu, beri aku waktu, jangan tinggalkan aku Van." Ucap Haura sambil menangis dan mengejar Zivan yang sudah masuk ke dalam mobil keluar dari depan gerbang rumahnya.
Dan mobil melaju cepat meninggalkan Haura yang masih terus menangis sesenggukan karena ia sendiri bingung harus bagaimana sekarang. Hingga tak terasa hujan mengguyur deras dengan Haura yang masih di balut kesedihan sambil kehujanan tidak masuk ke dalam rumahnya.
*****
Apakah nangis bombay atau biasa saja readers? Next? Jangan lupa vote, komen, ya guys🥰
Note: Sambil membaca bisa sama menikmati dan mendengarkan video klip bonus dari mimin ya🥰 yang mana setiap video klip sesuai dengan isi chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddent Marriage
RomanceMenceritakan tentang seorang gadis yang bernama Haura Malvia yang sangat membenci seorang cowok yang bernama Zaidan Azra Zhafir dan gengsinya sangat tinggi sekali, keduanya sama-sama memiliki pasangan, namun takdir berkata lain. Sehingga tidak menya...