Chapter 19 : Keguguran

29 5 2
                                    

       Tak terasa bayi pertama mereka, Devan yang sudah tumbuh berumur 18 bulan, ia tumbuh menjadi anak yang cerdas, tampan, dan selalu gemesin sehingga membuat siapa saja yang melihat devan selalu gemas.

"Abi, Umi... mau itu." Tunjuk devan sambil merengek manja pada Haura dan Zaidan.

"Ya, nak. Sudah jangan main terus. Ayo mandi dulu, nanti main lagi." Ucap Haura.

"Abi, mau itu. Main dulu." Rengeknya pada Zaidan sambil menangis.

"Ini, ini... sudah jangan menangis. Tapi janji ya. Sebentar lagi harus mandi, makan terus." Ucap Zaidan sambil menggendong devan. Devan memang terlihat lebih akrab bersama Zaidan daripada Haura. Karena dengan Zaidan selalu di manja dan di turuti apa saja mau nya.

"Eh, yang... kamu kok manjain devan terus sih. Nanti kebiasaan sampai besar dia begitu terus." Ucap Haura.

"Gak manjain, yang. Namanya anak kecil masih umur segini ya harus di beri apa yang di mau, baru nanti kalau sudah agak besar." Ucap Zaidan.

"Gak tahu dah, itu emang anak kesayangan kamu. Anak emas yang selalu kamu manjain. Memang selalu juga maunya sama kamu dia. Sekarang semua apa-apa devan. Awas ya gak usah tidur sama aku." Ancam Haura.

"Eh, yang kok kamu begitu sih. Jangan ngambek dong. Kalian berdua itu kesayangan aku dan harta paling berharga bagi aku. Jangan cemburu sama anak sendiri dong. Masak cemburu sama anak sendiri. Hehehe..." Ucap Zaidan.

"Ya, deh. Terserah kamu deh. Jangan lama-lama mainnya dia. Biar gak jadi kebiasaan sampai besar nanti. Aku mau periksa dapur dulu." Ucap Haura.

"Ya, tenang dah yang." Ucap Zaidan.

Devan berumur 18 Bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan berumur 18 Bulan

       Setelah dari dapur dan makanan sudah siap sedia, Haura pun memandikan devan dulu lalu kemudian makan bersama dengan ayah dan ibunya juga.

"Duh, cucu nenek. Sini-sini." Ucap Ibu Haura. Dan di sambut ayah Haura juga yang berebut menggendong devan.

       Devan memang mudah bergaul akrab dan mau sama siapa saja, jarang rewel. Itulah yang membuat semua betah dan sayang sekali sama devan. Selalu berebutan untuk menimang dan menggendongnya.

       Selesai makan, mereka meletakkan devan yang sudah mengantuk dan tertidur pulas di kamarnya. Lalu Zaidan dan Haura kembali ke aktifitas sedia kala dengan Zaidan yang seperti biasa ke konter dan Haura yang sibuk beberes rumah. Begitulah siklus nya terus menerus.

                                *****

       Tak lama ketika devan sudah berusia 1 tahun, ternyata haura hamil lagi. Anak keduanya. Zaidan dan Haura senang bukan main mendengarkan dari dokter.

Suddent MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang