Chapter 9 : Takdir?

19 4 0
                                    

         Hari berganti hari, Haura tidak mau larut dalam kesedihan terus menerus tentang Zivan. Ia hanya bisa pasrah kepada allah, jika memang jodohnya Zivan, sejauh apapun jarak meski tanpa komunikasi berapa lama pun pasti akan kembali lagi. Itulah yang menjadi fokus Haura saat ini. Namun sampai detik ini, ia masih di hantui dengan mimpi Zaidan yang tak kunjung hilang. Padahal ia tidak terbersit memikirkan dia sama sekali. Bahkan yang ia harapkan sebenarnya bisa menikah dengan Zivan setelah S2. Itu yang di harapkan. Namun takdir berkata lain, hubungan mereka harus berakhir hanya dengan salah faham yang ambigu. Haura pun keluar mau belanja ke supermarket membeli kebutuhan rumah yang kurang. Juga agar ia bisa refreshing melepas penat agar tidak terlalu jatuh dalam kegalauan yang belum kunjung usai.

        Di tengah perjalanan, ia melihat Zaidan yang ternyata penampilannya membuat terpesona karena belum pernah meskipun di kampus ia memakai kopyah, apalagi lengkap dengan baju taqwa beserta sarung hijau yang semakin membuat penampilannya tampak berwibawa dan sangat tampan terlebih dengan aksen wajah yang seperti ke arab-arabannya. Ia mau berangkat sholat jum'at menaiki sepeda motornya. Zaidan pun mengklakson sepeda motornya pada Haura karena ia melihatnya. Dan Haura pun mengklaksonnya kembali. Sesampainya di supermarket:

"Astagfirullah, gak. Aku gak boleh mikirin dia, dia bukan cowok baik, meskipun penampilannya kelihatan baik dan sholeh. Sekali playboy, ya tetap playboy." Gumam Haura dalam hati, karena ia tidak bisa fokus berbelanja ke supermarket gara-gara dari tadi selalu terlintas wajah Zaidan yang memakai kopyah, baju taqwa dan lengkap dengan sarungnya.

        Setelah ia pulang dari supermarket, sesampainya di rumah, belanjaannya pun di berikan pada ibunya.

"Ini umi, sesuai yang di minta..." Ucap Haura sambil memberikan barang belanjanya.

"Terimakasih ya nak." Ujar Ibu Haura.
Oh ya mau beli kapan baju wisuda? Soalnya umi lagi sibuk sih akhir-akhir ini...." Ucap Ibu Haura.

"Gampang umi, nanti Haura bisa beli sendiri kok. Gak usah repot-repot." Ucap Haura.

"Baiklah kalau seperti itu." Ucap Ibu Haura.

                                 *****

Keesokan Harinya...

        Haura ke butik untuk membeli baju untuk wisuda, pilihannya jatuh pada gamis brokat abu-abu yang nampak elegan pada dirinya. Di tengah-tengah ia mencoba gamis tersebut sambil berkaca, tak lama kemudian muncullah seorang cowok yang juga mencoba kemeja warna abu-abu di kaca, yaitu Zaidan. Keduanya tercengang dan kaget karena tanpa sengaja bertemu kembali tanpa janjian. Dengan sama-sama mencoba baju yang warnanya sama abu-abu. Lalu Ibu Zaidan pun datang.

"Nah ini cocok nak, ambil kemeja ini sudah." Ucap Ibu Zaidan.

"Lhoh kamu yang waktu itu teman Zaidan ya... cocok nak. Ambil gamis itu sudah. Wah kebetulan sama abu-abu ini kalian nyobanya ya." Tambah ibu Zaidan takjub.

Gamis Brokat Abu-Abu Milik Haura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gamis Brokat Abu-Abu Milik Haura

Gamis Brokat Abu-Abu Milik Haura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemeja Abu-Abu Milik Zaidan

"Cocok ra, bagus. Cantik juga sama gamisnya elegan. Buat wisuda ya?" Puji Zaidan dan bertanya.

"Ya. Kamu juga kemeja buat wisuda?" Tanya Haura kembali.

"Ya benar. Tepat." Jawab Zaidan tersenyum lagi dalam hati, karena untuk kesekian kalinya mereka bertemu tanpa sengaja dan selalu memakai baju yang sama terus couple an dengan warna yang sama.

"Kalian serasa couple an. Padahal gak janjian. Cocok." Ujar ibu Zaidan Sambil mengacungkan jempol nya.

"Ya sudah, ayo ibu kita ke kasir." Ajak Zaidan kepada ibunya, karena tidak mau membuat Haura tidak nyaman dan kesal dengan hal itu. Karena Zaidan pun sadar bahwa Haura juga sudah memiliki pacar.

       Sesampainya di rumah, Haura kembali termenung karena untuk kesekian kalinya ia bertemu Zaidan lagi dan membeli baju yang tidak sengaja couple an buat wisuda. Benar-benar di luar ekspektasi Haura. Jujur Haura sendiri tidak suka pada cowok modelan Zaidan, karena playboy. Tapi di sisi lain, dalam lubuk hati yang terdalam ia mulai mengaguminya, tak bisa di pungkirinya. Terlebih sering bertemu tanpa sengaja dan selalu couple an, sering memimpikannya, dan bertemu kemarin dengan Zaidan damage nya berbeda dari biasanya dengan lengkap dari atas sampai bawah memakai kopyah, sarung, dan baju taqwa. Karena Haura sudah capek, ia pun sambil rebahan di kasur sampai ia terlelap tidur dengan sangat nyenyak.

                                *****

Yuk jangan bosan vote, komen ya guys... itu sangat berarti buat mimin biar semangat 🥰

Note: Sambil membaca bisa sama menikmati dan mendengarkan video klip bonus dari mimin ya🥰 yang mana setiap video klip sesuai dengan isi chapter.

Suddent MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang