Malam semakin larut. Joshua menatap khawatir Jeonghan yang berdiri sendirian di balkon. Ia menghampiri sembari menepuk bahu Jeonghan pelan.
"Jangan melamun terus." Saran Joshua. Wajahnya terlihat jika dia sangat mengkhawatirkan Jeonghan. Dari tadi orang ini terus menyendiri.
"Ada hal yang mengganggumu?"
"Tidak. Tidak ada." Bohong, Jeonghan hanya tak ingin merepotkan Joshua lebih jauh.
"Jangan terlalu dipikirkan Hyung" Kali ini Dino yang menimpali.
"Kau bisa kesurupan jika terus begini." Jeonghan terperanjat. Kalau diingat lagi, setiap dirinya kesulitan mengontrol emosi negatif, pasti para hantu akan mencoba mengambil alih tubuhnya.
"Aku mau tidur dulu."
"Tapi kau belum makan." Joshua tidak tau harus berbuat apalagi.
"Aku tidak lapar, selamat malam." Jeonghan meninggalkan Joshua sendirian. Saatnya Joshua melapor pada Seungcheol. Dari awal dirinya memang ditugaskan untuk terus mengawasi Jeonghan.
Joshua mendudukan dirinya di sofa, bersandar sembari membuang rasa penatnya. Matanya melirik ponsel, belum ada balasan dari Seungcheol.
Kala tengah asik mendengarkan lagu di ponselnya, suara tangis membuatnya tersentak. Suara itu berasal dari kamar Jeonghan.
Joshua bangkit dari duduknya, memastikan jika Jeonghan tidak melakukan hal konyol di kamar.
"Jeonghan?"
Pintu kamar di buka, menampakkan Jeonghan yang terduduk di lantai.
"Jeonghan kau baik-baik saja?" Dia terus menangis, mengabaikan Joshua yang kini sudah ada di depannya.
"Seungcheol, dia masih hidup." Ujar Jeonghan.
"Siapa?" Tanya Joshua keheranan.
"Seungcheol tidak ada di sini Jeonghan, ini aku Joshua."
"Seungcheol. Dia masih hidup." Joshua mengerutkan alisnya kebingungan.
"Ini Jeonghan?" Kalau boleh jujur awalnya Joshua tidak percaya hal supranatutal seperti ini, tapi mengingat saat dia di serang Jeonghan waktu itu membuat Joshua jadi percaya.
"Siapa ini?"
"Seungcheol di mana?" Joshua menghela napas. Yang satu ini cukup keras kepala.
"Jika aku panggil Seungcheol berjanjilah kau akan pergi, oke?" Jeonghan mengigit kukunya, ia terus menunduk, menghindari tatapan Joshua yang terus menuntut.
"Mau bertemu Seungcheol 'kan?" Jeonghan mengangguk cepat.
Joshua meraih ponselnya di saku. Mulai menekan nomor untuk menghubungi Seungcheol. Dia tidak habis pikir, bagaimana jika tidak ada orang di sini. Tak salah Seungcheol terus memintanya mengawasi Jeonghan.
Setelah 20 menit menunggu, akhirnya Seungcheol tiba.
"Jeonghan?!" Ujarnya ketika sampai. Joshua hanya duduk menatap Jeonghan, tanpa ada niat melakukan apapun.
"Kau tau tentang ini 'kan?" Seungcheol paham ekspresi menuntut Joshua. Dia juga tidak tau harus menceritakan mulai dari mana.
Joshua bangkit, ia menghampiri Seungcheol. Wajahnya tampak tenang sekarang. Entah apa yang sudah mereka bicarakan Seungcheol tidak tau.
"Sebaiknya kalian cepat selesaikan ini."
Joshua beranjak meninggalkan Jeonghan dan Seungcheol."Seungcheol, Jeonghan masih hidup." Jeonghan menangis sejadi-jadinya, Seungcheol menghampiri, mendekap Jeonghan dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brücke | JeongCheol
FanfictionSebulan belakangan, Jeonghan selalu diikuti oleh sosok anak muda yang berisik. Jeonghan bukan indigo, tidak juga memiliki indra ke-enam, tapi kecelakaan sebulan lalu membuatnya mengetahui apa yang tidak orang ketahui. Jeonghan mati-matian menyembuny...