LMK [Rapat BEM] (part dua) 🔞

6.2K 7 0
                                    

Sebelumnya bisa dibaca diwork yang satu lagi, ya.

Asal muasal Azzahra seperti ini, tak lain dari ucapan teman-temannya. Pasalnya, Azzahra yang mudah terbawa perasaan pun mulai mendengarkan ucapan teman-temannya mengenai kekasihnya, yaitu Mahesa.

Mahesa yang kerap kali di panggil Esa pun memang cukup akrab dengan teman-teman yang ada di perkuliahannya. Namun, itu pun hanya sebatas rekan kerja saja. Tapi entah mengapa Azzahra selalu berpikir sebaliknya kepada Mahesa. Menganggap, jika Mahesa memang cukup ramah dengan beberapa perempuan hanya karena mendengar pernyataan teman-temannya saja.

Seharusnya Mahesa mendengarkan ucapan teman-temannya saja. Mendengarkan jika dirinya harus mengakhiri hubungannya dengan Azzahra, karena hubungan asmara keduanya pun sudah tak lagi bisa dikatakan sehat.

Bahkan sekarang ini Azzahra tengah mengirim banyak pesan kepada Mahesa, membuat lelaki itu nyaris membanting ponsel miliknya sendiri lantaran terlalu marah.

"BANGSAT!" ujar Mahesa yang masih dapat di dengar oleh Karens.

Karens yang notabenya merupakan anak himpunan pun menoleh, menatap Mahesa dengan penuh tanda tanya karena melihat sang tuan yang semarah ini di sela-sela kegiatannya.

"Ur okay?" tangan Karens mengudara, meremat jarinya sendiri kala dirinya mengurungkan niat untuk menyentuh bahu lebar milik Mahesa.

Lantas lelaki itu pun menoleh, membulatkan tangannya seolah tengah baik-baik saja.

"Break dulu aja, Ren. Besok lanjut lagi ngerjain proposalnya. Ini sudah terlalu malam juga." Mahesa menatap jam tangan rantai miliknya yang berwarna silver.

"Ahh—Duluan aja, Sa. Gue masih mau nugas disini." kata Karens yang seolah mengusir Mahesa dari ruangan yang kini mereka tempati.

Memang dasar Mahesa tak peka akan lingkungannya. Dia pun memutuskan untuk pergi seorang diri dan meninggalkan Karena yang masih berkutat dengan tugas perkuliahannya di dalam ruang himpunannya.

Menurut Karens, lebih baik dirinya mengerjakan tugas di tempat ini, dibandingkan dirinya yang mengerjakan tugas perkuliahannya di tempat kostnya.

Karena begitu tiba di tempat kost, Karens akan menangis seperti orang gila karena haus akan kabar dari kekasihnya yang berkuliah di luar kota.

Tinggg


massss 💘

pap dong, ren 🥰

Selalu seperti ini hidup Karens. Kalau dirinya ingin mendapatkan kabar yang intens dari kekasihnya, maka Karens diwajibkan untuk mengirimkan beberapa foto nudes yang memperlihatkan seluruh lekuk tubuhnya, termasuk wajah sekali pun.

Lalu setelah Karens mengirimkan fotonya, kekasihnya akan mematikan percakapannya, dan beralih meminta Karena untuk mengangkat panggilan video dari dirinya.

Entah mau sampai kapan Karens melakukan kebodohan seperti ini. Namun sayangnya ia seolah terkena cinta buta dari laki-laki tersebut.

Lampu di ruangan ini dimatikan oleh Karens. Dirinya pun duduk di atas sofa dengan pakaian yang tak lagi ada di tubuh Karens. Karens mengambil beberapa foto tubuhnya secara cepat, kemudian mengirimkan foto tersebut kepada kekasihnya.

massss 💘

mukanya mana 😔 aku mau ngebayangin siapa kalau begini, rens 🥺

Lagi-lagi Karens menurut. Dirinya pun kini bergegas menuju ruang istirahat yang ada di ruangan ini. Ia duduk di sebuah lantai, tangannya pun terangkat ke atas kala tubuh atasnya mulai mencondong ke depan. Wajahnya pun juga terlihat dengan jelas disana, menjulurkan lidahnya dengan matanya yang kini terpejam.

"Lo ngapain?"

Karens rasanya takut kala melihat Mahesa yang tiba-tiba saja berdiri di belakangnya. Menampilkan wajah bingung dari laki-laki tersebut karena kini Mahesa tengah melihat Karens yang tengah bertelanjang bulat.

"Sa—Lo bukannya pulang?" tanya Karens yang gugup dan menutupi bagian payudaranya dengan kedua tangannya. Sedangkan seluruh pakaiannya berada di ruang utama dan dirinya pun harus melewati Mahesa, jika ia akan mengambil pakaiannya sendiri.

"Sa, jangan bilang siapa-siapa...." Karens memunggungkan Mahesa. Ia merasa malu untuk menatap lelaki tampan yang notabenya adalah ketua BEM di tempat perkuliahannya.

"Dari kapan begitu?" Mahesa dengan santai duduk di samping Karens, memperhatikan lekuk tubuh indah Karens yang lebih indah dibandingkan tubuh Azzahra. "Pap buat cowok lo? Atau...." Mahesa sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Maksud lo buat alter? Ngapain juga gue main alter."

"Lo jangan mau dibego-begoin cowok deh, Ren. Kalau emang posisi lo ngepap itu karena kemauan lo sendiri, its okay, karena lo sendiri lah yang sudah mengizinkan tubuh lo terekspos. Tapi kalau lo begitu demi ngemis kabar, its a problem."

Mahesa tahu jika Karens merasa malu dengan tubuh telanjangnya. Oleh sebab itu, Mahesa mengambil pakaian milik Karens yang ada di atas sofa, dan tak lupa juga Mahesa mengunci pintu ruangan ini dari dalam.

Sengaja. Mahesa hanya khawatir jika ada orang lain yang masuk selain dirinya.

Lelaki itu menuju ruang istirahat kala Karens telah memakai pakaiannya kembali. Ia duduk disana menatap Karens dengan tatapan nanar. Ia kira Karens akan selugu wajahnya. Namun kenyataannya perempuan itu cukup nakal di matanya.

"Sejak kapan lo begitu deh, Ren?" tanya Mahesa yang kini tengah menyalakan sebatang tembakau yang ada di antara jari-jarinya. "Lo diancem atau gimana?" tanyanya lagi yang penasaran.

"Lebih ke sayang, Sa. Gue enggak mau cowok gue marah kalau enggak diturutin." ujar Karens yang kini tengah memainkan kuku-kukunya sendiri. Matanya tak mau menatap Mahesa karena dirinya sudah teramat malu.

"Tapi yang barusan lo lakuin karena mau?"

"Kenapa? Lo juga mau?"

part satunya bisa kalian baca di work yang satunya ya.

cerita lengkapnya bisa kamu akses di privatter, dengan klik tautan di bio, cari tulisan "LMK" dan cari judul "Rapat BEM"

Happy for your reading guys 🫶🏻🫶🏻

Yang mau request dipersilahkan 🫶🏻

Oneshoot NC 21+ [Part 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang