Satu jam sebelumnya.
Menunggu giliran dirinya untuk berbicara kepada sang idola, Keyln pun beberapa kali menatap cermin, dan menjadikan pantulan di depannya sebagai sang idola yang akan ia ajak berbicara pada beberapa saat lagi.
Maraka yang berperan sebagai rapper dalam anggota grupnya pun memiliki banyak penggemar di luar sana yang teramat mengagguminya. Banyak yang begitu bangga akan kerja keras sang tuan. Namun bagi Maraka semua berjalan lancar berkat dukungan kedua orangtuanya, teman-temannya, perusahaan, dan juga fans yang begitu mendukung semua kerja kerasnya.
Tak heran bagi perusahaan mempercayakan dirinya untuk aktif di berbagai unit pada grupnya sendiri. Toh, Maraka pun memang menjalankan pekerjaannya dengan senang hati tanpa ada paksaan dari pihak mana pun yang membuat dirinya enggan untuk melakukan pekerjaannya.
Namun, Maraka juga manusia biasa. Perlu bagi dirinya untuk beradaptasi di luar lingkungannya dan berkenalan dengan orang-orang di luar perusahannya. Seperti saat ini, Maraka memiliki seorang kekasih yang merupakan seorang model dari berbagai brand. Pertemuan keduanya begitu alami, sampai Keyln sendiri tak menyangka jika hubungannya dan sang tuan sudah berjalan semenjak tiga tahun yang lalu.
Saat itu Keyln yang nekat pun meminta nomer telepon Maraka terlebih dahulu. Dirinya beralasan untuk membagikan sebuah shedule yang akan datang, pada saat pemotretan di sebuah acara fashion week.
Dan semua pun bermula dari sana. Maraka yang setelahnya mengucapkan terima kasih, hingga mengajak Keyln untuk menikmati makan malamnya sebagai bentuk terima kasihnya kepada sang puan.
"Hello Maraka." senyum Keyln pada lelaki di depannya begitu tulus.
Keyln begitu merindukan sosok kekasihnya. Sosok lelaki yang belakangan ini tak memiliki jadwal kosong untuknya karena sang tuan tengah aktif dalam dua unit secara bersamaan.
"Hei, Keyln. Long time no see, ya?" sebagai idol, Maraka berusaha melakukan tugasnya sebagai seorang profesional. Melayani Kelyn dengan ramah, layaknya seorang fans pada saat ini.
"Do you remember me?"
Maraka pun mengangguk dan tersenyum pasti.
"Off course. You're a model in the same brand as me." Keyln tertawa mendengar jawaban kekasihnya yang nampak berbeda jika berhadapan langsung berdua dengannya. "Kita enggak boleh sebut brand kan, ya?"
Keyln menggeleng, melipat salah satu tangan pada dagunya hingga memperlihatkan belahan payudaranya di layar ipad Maraka pada saat ini.
Karena durasinya cukup lama, sekali Maraka berbicara, menantikan keduanya untuk bekerja sama lagi dalam waktu dekat ini.
Namun ketika Maraka berbicara, matanya berkali-kali menatap ke arah yang lain, menatap dimana kedua payudara milik Keyln terexpose, dan membuat beberapa staff lain juga ikut memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh Keyln.
Kata siapa di ruangan ini Maraka hanya bekerja seorang diri? Justru beberapa staff pun memantau melalui audio panggilan suara. Meminta Maraka untuk tidak memasukkan kabel penghubung earphone di telinganya pada lubang ipad di depannya.
"Maraka, please sing a Just The Way You Are by Bruno Mars." pinta Keyln yang kian meletakkan meloloskan sedikit tali dress pada bahunya untuk menggoda kekasihnya yang kini tengah menyanyanyi.
Dan benar saja. Setelah panggilan telepon mereka berakhir, beberap staff yang memang tahu jika Keyln kekasih Maraka pun mulai menggoda sang tuan. Meminta Maraka untuk lebih memperhatikan Keyln, agar sang puan tak mengemis kabar dengan membeli tiga ratus copy album agar dapat berkomunikasi layaknya seorang fans.
Kini Maraka pun mendatangi apartment Keyln, membawakan beberapa kue kesukaan sang puan sebagai bentuk cintanya yang mendalam kepada sosok perempuan tersebut.
Memang sebelumnya Keyln menggoda Mark dengan memberikan fotonya yang tengah bermain dengan kucing-kucing kesayangannya. Mempotret beberapa anak kucing yang begitu gemar untuk menjilat payudara Keyln dengan lidah pendeknya, dan ada juga anak kucing yang tengah muncul diantara kedua paha Keyln.
Rasanya Maraka sedikit iri dengan anak kucing tersebut.
Sudah tak bekerja, namun pemilik rumah pun dengan senang hati membelikan makanan-makan mahal untuk beberapa kucing yang tinggal di rumahnya.
"Loh, kucingnya mana, Key?" tanya Maraka. Karena setibanya di apartement sang puan dirinya tak lagi menemukan satu kucing pun disana.
"Makanya main kesini yang rajin." tukas Keyln yang kini berdiri dan menyiapkan minuman dingin untuk kekasihnya. "Aku kayak orang gila gini deh ngemis kabar ke kamu sampai beli tiga ratus album segala." gerutu Keyln yang segera dipeluk oleh Maraka dari belakang sana.
Dirinya tak masalah dengan uangnya yang keluar untuk membantu penjualan album kekasihnya. Namun ia sedikit kesal karena pacarnya benar-benar sibuk akan pekerjaannya.
Maraka pun memutar tubuh Keyln, mengecup bibir kekasihnya seraya meminta maaf karena melakukan ini kepada sang puan.
"Libur tahun baru nanti mau keluar? Disneyland Paris kayaknya oke deh, Key. Enggak begitu banyak fans yang menyorot kita juga kan kalau lagi libur begitu?" saran Maraka yang membuat alis Keyln terangkat. Padahal beberapa bulan sebelumnya pun mereka juga berkencan, menikmati liburan seperti orang-orang lain di luar sana.
Hanya saja, Maraka dan Keyln duduk tak berdampingan, membuat Keyln merasa kesal dan memutuskan untuk berkencan di rumah saja pada waktu mendatang.
"Maaf, ya? Aku cuma enggak mau kamu dicari cari sama fansku, Key. Lama kelamaan mereka pun tahu kalau kedekatan kita bukan karena berada di satu brand yang sama aja."
"Maraka. Kalau kamu boleh memilih satu diantara aku atau fansmu, kamu akan pilih fansmu kan?" Keyln meletakkan gelasnya begitu saja, melepaskan pelukan kekasihnya, dan meninggalkan Maraka untuk kembali duduk di sofanya.
Keyln tahu jika tak seharusnya ia bertanya kepada Maraka dengan seperti ini. Pekerjaan jelas menjadi yang utama bagi Maraka, dibandingkan dengan perkenalan dirinya yang baru mengenal pada beberapa tahun saja.
Tapi Maraka juga tak selamanya bisa seperti ini. Menuruti keinginan fansnya, sampai lupa dengan dirinya sendiri yang memang butuh hiburan dengan cara berkencan.
"Ayo keluar di malam natal, Key." Maraka kini bersimpuh dihadapan Keyln, mengelus punggung tangan sang puan, dan memohon dengan wajahnya yang begitu serius. "Ayo ke cafe kayak orang-orang lain, Ayo kita jalan sesekali keluar rumah dan berkencan kayak anak seumuran kita, Key."
Bibir Keyln membeku kala mendengar ucapan Maraka yang nampak serius di matanya. Bahkan kini Maraka berdiri, menundukkan wajahnya sejenak, dan mencium bibir Keyln dengan sekejap.
"Aku pilih kamu, Key. Aku pilih kamu sebagai pertanyaan kamu sebelumnya." ucapan Maraka dengan bola matanya yang menatap pun membuat bibir keduanya saling tak berjarak lagi pada saat ini.
Keyln pun menerima lumatan bibir Maraka, menyesapnya lebih dalam, seakan tak mau berpisah dari lelaki tersebut.
Tubuh Keyln pun diangkat, dibuatnya untuk duduk di atas pahanya dan bibir keduanya kembali aktif untuk saling mencumbu satu sama lain. Deru nafas Keyln terdengar, seakan terburu-buru setiap kali membalas lumatan bibir kekasihnya.
Nextnya bisa kalian akses di twitter, dengan klik link yang ada di bio: Pilih LMK> Scrool sampai nemu judul yang sesuai (Fancall With Gf)
Terima kasih 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot NC 21+ [Part 2]
Romansaa part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. you can access full content on privatter akses password on trakteer or karyakarsa.