Timbal Balik [Part of AU 82.4 FM] 🔞

342 3 0
                                    



*Dean-Vania.

Tetesan keringat menjadi satu ketika dua insan tengah memadu padankan kasih di dalam mobil sedan yang terparkir di sebuah basement. Hentakan pinggul dari sosok lelaki tersebut menciptakan sebuah guncangan hebat dengan suara desahan yang saling bersahutan dari bibir kedua insan tersebut. Tangan lelaki itu berada di bawah kepala sang puan. Menjadikan lengannya sebagai bantalan, agar posisi sang puan tak begitu rendah pada saat ini. Kemudian, tangan lelaki itu pun terangkat. Menarik tubuh perempuan yang tengah berbaring di bawahnya dan meminta untuk bertukar posisi. Sehingga, perempuan tersebut berada di atas pangkuan sang tuan dan menduduki paha kekasihnya dengan memberikan sebuah gerakan yang sensual melalui bokongnya.

Bekas tanda kemerahan, cairan orgasme yang lengket, serta tetesan keringat pun menjadi sebuah bukti akan kegiatan mereka pada saat ini. Bahkan rambut panjang milik Vania yang telah tertata dengan rapih, kini berantakan. Basah, lengket, dan beberapa helaian rambutnya terjatuh di kursi mobil milik kekasihnya. Tentu saja ulah Dean yang menjadikan rambut sang puan sebagai dorongan tangannya, kala kekasihnya tengah berlutut di depan kejantanannya. Memainkan lidah dan gerakan mulutnya disana, hingga Dean menyemprotkan cairan spermanya ke dalam mulut mungil milik Vania.

Timbal balik dalam hubungan asmara dapat diberikan melalui berbagai cara. Bagi Vania, memberikan kepuasan seksual untuk Dean merupakan bentuk kasih sayang yang ia berikan ketika sang kekasih memberikan sesuatu yang bersifat material.

Bukan karena pemaksaan dari kekasihnya, Vania pun juga ingin merasakan hal tersebut ketika melihat kekasihnya yang nampak seksi dengan balutan kemeja kerjanya. Apalagi, ketika sang tuan duduk di kursi kerjanya dengan mengangkat satu kakinya ke kaki lainnya. Ingin rasanya Vania duduk disana dan menciumi wajah tampan dari si pemilik hatinya.

Saat ini hati Vania berbunga-bunga ketika mendapatkan sebuah kotak cincin yang telah ia bicarakan pada sebelumnya. Cincin berbentuk sisik ular yang memiliki harga mencapai sembilan puluh juta rupiah karena hadir dalam suatu brand dari wilayah Eropa yang cukup ternama. Belakangan ini cincin tersebut ramai dibicarakan karena efek dari sebuah drama korea. Pada cerita tersebut, memperlihatkan sebuah cincin pernikahan yang dikenakan oleh pemeran utama. Hingga membuat beberapa orang juga ingin membeli cincin tersebut untuk agar mereka memiliki sebuah barang yang sama dengan idolanya.

Salah satunya, Vania.

Beberapa hari yang lalu Vania nampak memberikan sebuah kode yang begitu keras terhadap kekasihnya. Mengatakan bentuk cincin tersebut, kemudian memuji keindahannya dengan membayangkan jari manis pada tangan kanannya yang akan mengenakan cincin berbentuk sisik ular. Dean berpura-pura mengabaikan keinginan kekasihnya. Ingin melihat seberapa keinginan Vania, sebelum Dean benar-benar memberikan cincin tersebut kepadanya.

Bukan karena pelit. Dean jelas tahu bagaimana sifat kekasihnya yang cukup lapar mata dalam melihat suatu hal. Mengatakan ingin, namun setelah ia mendapatkan barang tersebut, justru dibiarkan begitu saja.

Kini sudah hampir seminggu Vania membicarakan cincin tersebut kepada Dean. Membuat Dean menuruti keinginan sang puan dan membawa Vania untuk menuju ke salah satu mall yang tak jauh dari apartementnya. Dean mengeluarkan kartu debitnya untuk melakukan sebuah transaksi ketika Vania sudah merasa puas dengan cincin yang ada di tangannya. Dean bahkan menggoda Vania di depan pegawai toko. Meminta kepada pegawai toko tersebut agar tak membungkus cincinnya ke dalam kotak, karena sang puan akan memakainya secara langsung di jari manisnya.

Tentu saja Vania malu dengan candaan konyol kekasihnya. Telapak kakinya sengaja menginjak kaki sang tuan dengan sebuah heels tinggi yang membuat Dean merasa kesakitan setelahnya. Lalu Dean mengadu di dalam dalam mobil dan meminta Vania untuk dapat mengusap usap bagian punggung pada telapak kakinya.

Bukan mengusap punggung kaki Dean saja. Vania juga memberikan sebuah service dengan menyesap salah satu bagian jari kaki kekasihnya. Memuaskan hasrat seksual sang tuan seakan kini dirinya tengah melakukan permintaan maaf. Dean pun hanya diam di bawah kendali kekasihnya. Mengikuti alur pada tempo kuluman mulut kekasihnya dan mengeluarkan desahan panjang dari bibirnya, setelah ia mencapai titik rendahnya.

"Dilihatin mulu cincinnya. Sini simpan lagi buat nanti acara nikahan kita." ujar Dean yang mengadahkan telapak tangannya. Meminta Vania untuk sabar dalam memakai cincin pernikahannya.

"Ihh enggak bisa, Yan. Cantik banget sumpah...." kedua tangan Vania berada pada bagian bahu kekasihnya. Memijat lembut bahu kokoh milik sang tuan dengan mengeluarkan sifat manjanya yang begitu menggoda. "Makasih banyak sayang. I'm so happy." Vania memberikan sebuah kecupan singkat pada bagian bibir Dean. Mengundang sang kekasih untuk merubah kecupan tersebut menjadi sebuah lumatan kasar dengan suara decapan-decapan panas yang terdengar di telinganya masing-masing.

"Mau makan apa? Aku orderin makanan buat kamu." Dean tak mau egois. Walaupun bagian kejantanannya kembali mengeras, ia tetap memikirkan Vania. Menawarkan sebuah makanan yang kini tengah terlintas di dalam pikirannya. "Dada ayam mau, ya? Di kulkasku ada kok. Tinggal dimasak aja kalau mau."

"Maunya dada kamu."

Vania tak asal untuk berbicara. Tangannya mengusap bagian dada bidang Dean dan tersenyum nakal ketika melihat beberapa hickey yang sebelumnya ia berikan kepada kekasihnya. Rona merah gelap yang menandakan bekas percintaannya baru dilakukan pada beberapa saat yang lalu.

"Enak ya nen di aku?" Dean justru menanggapi ucapan kekasihnya. Tangannya mengusap kulit punggung kekasihnya dan menempelkan payudara Vania agar dapat bergesekan dengan bagian dadanya. Terasa bulat, padat, namun bagian putingnya membuat Dean merasa sensitif dan ingin kembali merasakan hisapan lembut dari bibir Vania.  "Nanti lagi deh nennya. Makan dulu aja yuk. Emang perutmu enggak lapar?"

Dean bertanya dengan lembut. Menyingkirkan kekasihnya yang semula duduk di atas pangkuannya dan membuatnya duduk di atas meja kerjanya pada saat ini. Kedua paha Vania terbuka. Jari jemarinya turun menuju ke bagian kewanitaannya sendiri dan memberikan dorongan gaya yang begitu sensual.

"Kalau kayak gini yang lapar siapa kira-kira?"

Cerita lengkapnya bisa di akses ke profilku, ya.
Atau bisa ke wall dan langsung klik link disana.
Terima kasih 🩵🩵

Open request buat akhir bulan yaa

Masih ada beberapa 6 oneshoot lagi yang harus aku update mulai besok.
Kalau mau request bisa ya untuk tanggal 20 🤍

Oneshoot NC 21+ [Part 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang