1. Are u kidding me ?

906 31 6
                                    

Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

 Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Tiba-tiba datang seperti hujan badai
Di manakah aku berteduh ?

***

Hari ini benar-benar melelahkan, setelah pulang dari kampus, Diana harus mengunjungi kedai kecilnya. Sejak dari tadi, mbak Kikan selaku managernya menelpon, pasti terjadi sesuatu. Yaa, wanita itu tidak mungkin menelponnya sampai puluhan kali.

Dengan sedikit tergesa-gesa Diana mengendarai mobil yang baru saja sebulan dibelinya. Gadis itu sudah berhasil membeli mobil hasil dari jerih payahnya sendiri. Meskipun baru beberapa bulan belajar, tapi gadis itu sudah terlihat mahir dalam berkendara. Bahkan ia membuat SIM card-nya tanpa menyuap.

Cuaca sore ini cukup terang ditambah kemacetan membuatnya gerah, ia sangat menyesal karen tidak membawa ikat rambut di tasnya. Biasanya ikat rambut selalu berserakan di dashboard, tapi kali ini tidak ada.

*

*

*

20 menit kemudian

Akhirnya ia sampai di depan halaman parkir kedainya. Untuk harga, Diana tidak terlalu banyak mengambil untung, ia memasang harga sesuai dengan kualitas masakannya, maka tak heran yang datang adalah orang-orang dari berbagai kalangan. Mengetahui atasannya datang, beberapa satpam langsung membuka portal.

"Selamat siang Non," sapa lelaki tambun bernama nama Aiman.

"Siang Pak."

Sambil tersenyum, gadis itu membalas sapaan pegawainya. Diana adalah sosok atasan yang ramah dan baik hati. Maka tak heran semua pegawai sangat menghormatinya.

Setelah membalas sapaan, Diana langsung memarkirkan mobilnya. Dengan pakaian casual ia berjalan menuju pintu masuk. Orang-orang yang baru saja melihatnya tidak akan menyangka kalau ia adalah pemilik kedai yang saat ini mereka kunjungi.

Setelah memberikan kode kepada Mbak Kikan, Diana langsung menaiki lantai dua.

"Ada masalah apa mbak ?" tanya gadis itu to the point. Ia adalah tipe orang yang tidak suka basa-basi.

"Ana, maafkan mbak ya, mbak teledor. Kasir kita nilep uang, dan sekarang ia kabur."

"Ya Allah mbak." Diana hanya bisa menutup mulut, ia tidak bisa marah kepada mbak Kikan, wanita berkepala tiga itu sudah setia bersamanya selama tiga tahun.

"Rencananya mbak akan lapor ke polisi, tapi mbak perlu persetujuan kamu," ujar wanita itu sambil menatap lekat atasannya.

"Yaudah aku serahkan semuanya kepada mbak, aku-"

Married With a Strange ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang