Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰
~🖤~
Serbuk putih itu menghancurkan harga diriku
***
Kini Diana sudah sampai di depan ruang kerja suaminya. Sekarang ia tidak perlu bantuan resepsionis karena ia sudah tahu ruangan suaminya, tadi dia menaiki lift seorang diri. Ingatannya kembali pada saat di kantin. Fakhri dan yang lainnya terus mengatakan bahwa saat ini Diana terlihat lebih cantik. Sesaat gadis itu terkekeh, ia tidak percaya dengan perkataan mereka. Kalau dirinya cantik, Darren tidak akan menolaknya.
"Ting..."
Ia sudah sampai. Sekertaris suaminya langsung menyapa, mau tak mau Diana membalasnya, ia tidak ingin di cap sebagai istri seorang atasan yang sombong.
Saat akan membuka pintu, samar-samar ia mendengar suara Darren yang sedang mengobrol dengan seseorang, langkahnya terhenti, entah kenapa ia penasaran dengan orang yang berbincang dengan suaminya. Katakan saja lancang, Diana tak perduli. Biasanya ia tidak seperti ini.
"Kamu baik-baik saja ?"
"Jangan terlalu dipikirkan, aku tidak ingin kamu sakit."
"Jangan dulu ceritakan kejadian tadi kepada keluargamu, percayalah, semuanya akan baik-baik saja."
"Aku masih ada kerjaan, nanti aku telpon lagi."
Setelah percakapan itu berakhir, ia pun membuka pintu.
"Ceklek..."
Darren, lelaki itu menatapnya kaget. Persis seperti seorang suami yang tertangkap basah sedang berselingkuh. Batinnya tertawa. Cemburu ? Tidak mungkin dirinya cemburu, ia tidak mencintai Darren kan ?
Diana berjalan sambil membawa kotak makan. Ia menunduk untuk meletakkan kotak tersebut di atas meja. Kemudian ia berdiri lagi hendak berbalik.
"Kau mau kemana ?"
"Kembali ke restoran," balasnya dingin.
"Temani aku makan."
"Kamu bukan lagi anak kecil, jangan egois, aku juga ada kerjaan lain Darren," ucapnya sedikit keras.
"Egois ? Aku hanya memintamu untuk menemaniku makan, apa susahnya ?"
Tidak ingin terjadi perdebatan di antara mereka. Diana langsung mendudukkan dirinya di kursi. Ia menatap sekeliling ruang kerja suaminya. Terdapat lukisan Bunga cosmos yang begitu indah. Tidak hanya di kantor, di kamar lelaki itu juga ada, kemarin malam tak sengaja ia melihat lukisan itu. Darren menyukai keindahan, dan Diana bukanlah salah satu dari keindahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With a Strange Man
Romans"Tidak, aku belum siap Darren, semua perlu proses, aku-" Dengan gerakan kilat lelaki itu menarik rambut Diana, membuat gadis itu langsung menengadah, ia mengaduh kesakitan. Menurut Diana ini adalah KDRT pertama. Bagus, hidupnya akan semakin sengsa...