26. Darren's Room

257 20 14
                                    


Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

 Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

How cute you are

***

Setelah pulang dari rumah orangtuanya, Darren langsung berangkat menuju kantor. Lelaki itu membawa serta istrinya. Tidak ada waktu bagi Darren untuk mengantarkan Diana ke rumah, pagi ini ia ada meeting mendadak dengan Pak Alamsyah, kolega bisnisnya.

"Aku mending turun aja di sini, biar nanti telpon Pak Mukhlis," pinta Diana dengan wajah memelas nya. Tapi Darren seolah-olah tuli, lelaki itu terus melaju bahkan kali ini lebih cepat.

"Sekali-kali ikut aku ke kantor Di," balas Darren tanpa melihat ke arah Diana karena lelaki itu sibuk dengan kemudinya.

Diana mendesah berat. Padahal hari ini ia akan ke restoran, sudah lama ia tidak mengunjungi tempat yang sudah ia anggap sebagai rumah keduanya. Ia juga ingin memeriksa keuangan restoran, bukannya tidak percaya, ia tidak ingin kejadian beberapa bulan lalu terulang lagi. Kali ini ia harus super hati-hati.

"Tapi aku malu," ucap Diana pelan. Semoga saja Darren luluh. Ia tidak ingin ikut ke kantor, pasti nanti di sana Darren akan menguncinya lagi di ruangan lelaki itu, sama seperti dulu ketika ia mengunjungi kantor untuk pertama kalinya.

"Malu ? Kamu itu istri aku, atasan mereka Di, ngapain malu ?" balas Darren heran. Lagian kenapa juga Diana tidak mau ke kantornya ? Padahal ia sering melihat istri kolega bisnisnya ketika akan melakukan pertemuan. Mereka begitu menempel kepada suaminya. Mengapa Diana tidak melakukan itu kepadanya ?

"Ya tetep aja malu Darren!!" ucap Diana dengan gigi yang ber gemeletuk. Nada bicaranya naik satu tingkat.

Darren langsung menatap Diana tajam. "Aku nggak suka dengan nada bicaramu Di."

Mendengar respon suaminya perlahan Diana bergeser. Ia menjadi sedikit takut ketika Darren menatapnya. Ketika sedang marah, Darren benar-benar menyeramkan. Aura saat ini hampir mirip sama saat ia ketahuan camping di Pangalengan.

*

*

*

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai. Darren langsung turun, lalu memutari mobilnya untuk membuka pintu di sebelah Diana.

"Ayo turun."

Perlahan Diana menyerahkan tangannya. Darren menggenggam tangan istrinya begitu erat. Beberapa karyawan yang melihatnya langsung menganga, mereka sangat tahu kalau atasannya ini bukanlah tipe lelaki romantis. Tapi setelah melihat adegan barusan, mereka jadi tahu kalau boss sangat berbeda jika sedang bersama istrinya.

"Selamat pagi Pak," sapa mereka sambil menunduk.

"Pagi," balas Darren lalu berlalu menuju lift khusus. Diana sedikit kesusahan saat mengimbangi langkah suaminya.

Married With a Strange ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang