Jangan lupa vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰Jangan lupa kuga buat kepoin konten Darren-Diana di tiktok ya
Username : storyxxluv
***
Setelah tiga hari terbaring di rumah sakit, kini Alya sudah diperbolehkan pulang. Rama membawa putrinya ke rumah karena Adam masih belum pulang dari Surabaya. Ia menyayangkan keluarga dari lelaki itu yang sama sekali tidak menjenguk ke rumah sakit. Kalau bukan karena Alya, ia sudah membatalkan kerjasama sejak dulu, diam-diam ia tahu kalau Adam jarang pulang ke rumah.
"Sayang, mau beli sesuatu nggak ?" tanya Hasya sambil melirik ke samping. Kebetulan mobil mereka sedang melewati ruko-ruko pedangan makanan.
Tak ada balasan. Alya malah sibuk dengan pikirannya. Mata yang sedikit sipit itu menatap lurus ke luar. Suasana sore ini cukup gerimis, sisa hujan tercetak di kaca mobil.
"Al, mau beli sesuatu nggak ? Biar ibu yang keluar ?" tanya Hasya tak menyerah.
Sementara itu, di dalam pikirannya Alya sedang merencanakan sesuatu. Sesuatu yang akan menembak dua burung sekaligus dengan satu batu. Ia sakit hati dengan bentakan Irwan dan juga ekspresi wajah Diana saat menjenguknya. Tak perduli dengan kebaikan keluarga itu, Alya akan membalasnya. Apalagi sekarang nenek seperti menjauhinya. Ia takut kehilangan donatur terbesarnya. Ia tidak ingin perhatian neneknya terbagi. Kenapa sekarang Diana malah terlihat lebih bahagia darinya ?
"Azka ?" batin Alya. Ia ingat pertemuannya dulu. Secara tidak langsung Azka memberitahukan lokasi menghias kejutan lamaran itu.
"Lusa aku harus mencarinya!" batin Alya dengan sungguh-sungguh. Ambisinya untuk menciptakan aliran sungai di sekitar pipi sepupunya sebentar lagi akan terwujud. Di dalam bayangannya, Diana akan menangis tersedu-sedu. Tak ada yang menginginkan wanita itu, baik keluarga kandungnya, maupun Darren. Diana harus lebih malang darinya.
"Sepertinya kamera itu ada di dalam basecamp," batinnya lagi.
"Al-,"
"Al!" Hasya sedikit menaikkan volume suara karena Alya sama sekali tidak membalas tawarannya.
"Apa sih bu ?!!" Dengan tidak berperasaan Alya membentak Harsa. Bukan sekali dua kali, dulu juga Alya sering membentak ibunya, hanya saja tidak di depan ayahnya. Selama ini Harsa selalu menyembunyikan kelakuan buruk putri semata wayangnya. Sepertinya ia menyesal karena selalu memanjakan Alya sejak kecil.
"Aku lagi pusing ya bu, aku lagi stress. Bisa nggak berhenti nanya-nanya hal nggak penting ?! Aku gamau beli makanan-makanan itu, bikin gendut saja!"
"Astaghfirullah Alya, tega kamu bentak ibu ? Kalau gamau kan tinggal jawab aja apa susahnya ?" Rama melirik ke belakang. Lelaki itu duduk tepat di sebelah supir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With a Strange Man
Romance"Tidak, aku belum siap Darren, semua perlu proses, aku-" Dengan gerakan kilat lelaki itu menarik rambut Diana, membuat gadis itu langsung menengadah, ia mengaduh kesakitan. Menurut Diana ini adalah KDRT pertama. Bagus, hidupnya akan semakin sengsa...