30. Real Evil

59 10 17
                                    

Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

 Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Warna asli mulai terlihat

***

Diana sedang duduk di salah satu kursi yang terletak di teras. Ia memakai selimut kecil pemberian Darren di punggungnya. Semenjak pagi lelaki itu berubah menjadi suami super posesif. Padahal Diana sudah bilang kalau dirinya baik-baik saja, ia juga memakai jaket rajut, tapi Darren tetap saja tidak bisa dibantah.

Delia dan Vina sedang mempersiapkan beberapa daging ayam, daging sapi, ikan, dan bahan yang lainnya. Sementara Diana ia memakai selimut dan kaos kaki pink duduk di salah satu kursi. Wanita sangat lucu hingga Darren sesekali mencuri pandang, Diana sama sekali tidak sadar, ia sibuk menonton sambil memakan cookies coklat.

"Lagi nonton apa Ana ?" tanya Vina sambil mendekat, wanita itu mengangkat kursi. Berniat duduk tepat di samping putrinya. Ia terus berusaha memperbaiki hubungannya dengan Diana.

"Nonton drakor bu," balas Diana, sekilas menatap ibunya, lalu kembali ke layar.

Tanpa meminta izin, Vina ikut menonton. Kini di pangkuannya terdapat toples kacang almond, makanan kesukaannya.

Melihat dua orang yang begitu berharga di matanya akrab, Irwan sedikit tersenyum. Hanya sedikit lengkungan, ia tidak ingin menunjukkan bahwa dirinya sedang bahagia. Meskipun begitu tetap saja Darren dapat merasakannya.

Menyadari kedekatan menantu dan ibu kandungnya, entah kenapa Delia merasa tidak suka. Bukan karena ia membenci Vina, ia hanya merasa iri. Ia tidak memiliki anak perempuan yang bisa bermanja-manja padanya. Entah kenapa, ia begitu menyayangi Diana, padahal baru bertemu beberapa bulan yang lalu, di saat dulu Vina membenci dan mengabaikan Diana, dirinya lah yang merangkul menantunya itu. Ia merasa dibutuhkan, karena Diana apa-apa selalu menghubunginya.

Merasa ada yang terus memperhatikan, Diana lantas mendongak. Matanya mencari ke sekeliling, beberapa detik kemudian, pandangannya beradu dengan Delia, "mama sini..." ajak Diana menggerakkan tangan kanannya.

Buru-buru Delia menyelesaikan tugas-tugasnya. Setelah mengelap tangannya ia bergabung menonton drakor.

***

Sudah hampir satu jam ketiga lelaki itu memanggang. Semua daging sudah tersedia di meja, terlihat begitu menggoda. Mereka membuka apron dan sarung tangan, lalu menghampiri meja.

Darren mengambil piring, dengan capit stainless ia mengambil potongan daging, kemudian ia menghampiri Diana. "Makan dulu, kalian pasti lapar," titahnya sambil ikut duduk di samping Diana.

Sementara Vina dan Delia mereka berada di meja berbeda, sesekali mengobrol. Dua keluarga itu mulai nyaman berbincang bersama. Apalagi Vina dan Delia, mereka begitu excited membicarakan hadiah yang akan mereka beri untuk cucu-cucu mereka.

Married With a Strange ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang