Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰
~🖤~
Dengan diam, aku mencoba memaafkan mu
***
Acara syukuran aqiqah sudah selesai. Terlihat raut bahagia di wajah keluarga besar itu. Tania tampil cantik dan elegan, bayi laki-lakinya juga sehat. Semua anggota keluarga bersenang-senang, mereka mengajak Diana mengobrol. Sangat berbeda dengan keluarganya. Pertemuan dibuat hanya untuk membanding-bandingkan cucu, dan membuat persaingan di antara saudara sepupu. Ia sedikit iri dengan keluarga Darren.
Para orangtua berkumpul di ruang tengah. Mereka menyantap hidangan yang disiapkan Siska sejak tadi pagi. Ada gulai, sate kambing, lontong, rendang, dan makanan lainnya. Keluarga ini tetap harmonis, tidak jarang mereka mengadakan acara pertemuan.
Di saat para orangtua makan, anak-anak muda berkumpul di lantai atas. Diana ikut bergabung, ia berusaha mengakrabkan diri kepada sepupu suaminya. Ia tidak ingin meninggalkan kesan buruk kepada mereka. Diana duduk tepat di antara Linzy dan Tania. Tadi ia sudah menggendong baby Gevan. Hatinya sedikit menghangat, membayangkan bagaimana dirinya menjadi seorang ibu.
"Suami lo nanyain kenapa lo nggak balas chat nya, lo nggak izin dateng kesini ?" tanya Revan. Sebenarnya ia ingin membicarakan ini dari tadi, tapi Diana malah sibuk dengan Tania dan Linzy. Karena sesama lelaki, di antara sepupu lainnya Darren lebih dekat dengan Revan.
Diana langsung terdiam mendengar pertanyaan itu. Sudah ia duga, Darren pasti menghubungi Revan. Kedua orang itu sangat dekat, hingga orang lain menyangka mereka kembar.
"Ngapain harus izin, orang kesini nya juga bareng tante Delia." Linzy ikut membalas.
"Kalian lagi marahan?" Tania langsung mengusap bahu Diana. Sebagai sesama perempuan yang sudah menikah, Tania mengerti dengan perasaan Diana. Pernikahan itu tidak sebahagia yang dilihat dari luar, ada berbagai badai di dalamnya. Butuh kepala dingin untuk memperbaiki permasalah pernikahan, tidak bisa selesai jika sama-sama egois.
"Eng-ga kok kak..." balas Diana sedikit tergagap.
"Trus kenapa diemin Darren ?" Revan trus bertanya seperti wartawan. Posisi duduk yang awalnya menyender di kursi, langsung tegap, menandakan bahwa pembicaraan ini sangat serius.
"Aku buat kesalahan, aku cuma mau menghindar dulu, aku tidak ingin memperkeruh keadaan." Diana menjelaskan alasannya dengan tenang. Ia tidak mungkin mengatakan kalau ia berbohong akan menginap di rumah sahabatnya untuk pergi berlibur ke Pangalengan, dan Darren menghukumnya untuk tinggal sementara di rumah orangtua kandungnya. Satu hal yang membuat Diana kecewa adalah Darren pergi tanpa mendengarkan permohonannya. Sungguh ketika Darren menyeret dirinya ke rumah lelaki itu, ia sangat rela. Tapi jika kelakuannya dilaporkan kepada Ayah dan Ibu, dirinya akan mendapatkan siksaan yang lebih kejam. Terbukti dengan dirinya yang masuk rumah sakit, bahkan ia belum tinggal satu hari di rumah keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With a Strange Man
Romance"Tidak, aku belum siap Darren, semua perlu proses, aku-" Dengan gerakan kilat lelaki itu menarik rambut Diana, membuat gadis itu langsung menengadah, ia mengaduh kesakitan. Menurut Diana ini adalah KDRT pertama. Bagus, hidupnya akan semakin sengsa...