15. Camping

206 25 0
                                    

Guys support aku dengan vote dan comment ya. Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

 Cuma bentar kok, abis itu kalian bisa scroll cerita lagi 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~🖤~

Hukuman apa yang cocok untuk seorang pembohong ?

***

Dengan stelan kantornya, Darren menuruni tangga. Matanya menatap Diana yang saat ini terlihat lebih ceria. Sangat berbeda dengan minggu kemarin, gadis itu bahkan tidak mau menatapnya. Darren aku itu semua karena kesalahannya.

Merasa ditatap, Diana langsung tersenyum."Sini Darren," ucap Diana seperti ajakan seorang sahabat untuk duduk sebangku saat di sekolah.

Tanpa membalas, Darren pun mengangguk. Ia duduk tepat di sebelah Diana.

Diana menyantap makanannya dengan lahap. Ia tahu kegiatan yang akan dijalankan dapat menguras tenaganya. Ia tidak ingin menjadi beban grup karena melewatkan sarapannya.

"Berangkat jam berapa ?"

"Sebentar lagi, abis makan," balas Diana sambil menunjukkan piring yang tinggal sesendok nasi.

Mendengar hal itu, Darren yang awalnya ingin menyendok kan nasi ke atas piringnya langsung berhenti.

"Aku berangkat sekarang," ucap Diana sambil mengantarkan piring ke wastafel. Lalu ia mengambil tas dan menghampiri Darren.

Diana meraih tangan Darren dan menciuminya. Saat ia akan melepaskan tangannya, tiba-tiba Darren menggenggamnya lebih erat.

"Aku akan mengantarmu."

Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Bisa-bisa rencana yang sudah ia susun sejak dua hari lalu hancur seketika. Mendadak ekspresi Diana berubah, jantungnya berdetak berkali-kali lipat.

"Diana ayo berfikir, gunakan otak cerdas kamu!" batinnya.

Perlahan Diana melepaskan tangan Darren, lalu menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Gapapa Darren, aku tidak ingin merepotkan mu, lagipula kantor kamu dan kostan Alifa beda arah."

"Tidak masalah, bensin di mobil masih banyak. Ayok. Kalau habis juga kan ada pom bensin Diana. Kita bukan melewati hutan belantara," ajak Darren sambil membetulkan letak dasinya.

"Tapi kamu harus makan dulu, kata mama nggak boleh sampai telat."

"Kita bisa membelinya di jalan. "

"Tapi Darren..."

Darren berjalan terlebih dahulu tanpa mendengarkan penolakan Diana

Terpaksa Diana mengikuti langkah lebar suaminya.

Di mobil, Diana sama sekali tidak bisa diam. Ia begitu gelisah. Sejak tadi tangannya bergerak. Untung saja Darren sejak tadi memperhatikan Ipad-nya. Diana buru-buru mengirimkan pesan kepada teman-temannya.

Married With a Strange ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang