"Annyeonghaseyo.." sapaku pelan sembari mengetuk pintu rumah.
"Ayo masuk aja," ajak Jeonghan riang yang kemudian berlalu menuju dapur di mana sang ibu berada.
"Eh tunggu duluuu bentar cill! Jangan kemana mana dulu okehh!"
Aku tertawa kecil lalu mengganguk pelan. Tidak lama, kulayangkan pandanganku ke sekeliling ruangan yang bisa kutebak adalah ruang tamu. Tidak ada satu sudut pun yang kotor atau terlihat tidak terurus. Semuanya bersih dan sangat memanjakan mata dengan warna putih dan ornamen daun di setiap sudut ruangan.
Di tengah kekaguman, sederetan bingkai foto keluarga di dinding berhasil mengambil perhatianku. Tanpa disadari, aku melangkahkan kakiku kesana hingga kini aku berada tepat di hadapan deretan foto itu.
Salah satu foto dihadapanku menunjukkan foto keluarga Jeonghan yang bisa kubilang sangat membuatku emosional.
Padahal foto ini hanya potongan momen sederhana. Sangat sederhana namun entah kenapa membuat hati kecilku sesak. Sesak mengingat aku tidak seberuntung itu dalam perihal keluarga.
Kenapa aku ga bisa punya kenangan kek gini?
Menyadari tidak akan ada yang menjawab pertanyaanku, aku hanya tersenyum getir.
Iri? Tentu. Itu pasti.
Walaupun begitu, suka atau tidak suka, senang atau tidak, tidak ada jalan lain selain menjalaninya dengan baik dan tentunya dengan semaksimal mungkin.
Lagipula sejak awal dunia tidak pernah adil bukan?
Berkali kali aku berusaha meyakinkan diriku bahwa ini hanya ujian yang diberikan oleh sang pencipta. Namun tetap saja, hal itu tidak pernah menghilangkan harapanku untuk mencari kasih sayang seorang orang tua.
Bohong kalau selama ini aku bilang tidak rindu dengan mereka. Bohong kalau aku beralasan ingin mengejar mimpiku di tempat yang jauh. Aku hanya ingin lari menjauh dari semua yang menyakitiku. Karena sejujurnya, tinggal di tempat yang sama dengan orang tua yang sudah memiliki keluarga baru itu sangat menyakitkan.
Perih.
Sebanyak apa pun frasa 'tidak apa apa' yang berhasil terucap, tidak selalu berhasil menutup goresan luka panjang di hatiku.
Melihat mereka bahagia dengan melimpahkan semua kasih sayang pada keluarga baru mereka masing masing.
Bukankah semua itu seharusnya milikku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Love || Yoon Jeonghan
Fanfiction"Sampai detik ini pun, aku tidak pernah menyesal telah menyayangimu sampai akhir." ~ Yoon Jeonghan "Maaf, ternyata hatiku seegois ini memintamu hadir dalam setiap doaku." ~ (y/n) Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Begitulah cara takdir menuli...