Hari ini tampaknya semua sibuk dengan agendanya masing masing. Para member sudah berada di ruang latihan untuk menyempurnakan koreografi dan vokal mereka. Sedangkan aku berkutat dengan lagu lagu yang akan dibawakan seventeen saat comeback nanti.
Aku mengacak rambutku frustasi. Bagaimana tidak? Sedari pagi, aku belum beranjak dari kursi putarku demi menyelesaikan lirik lagu ini. Mengapa sulit sekali membuatnya pas dengan ritme musiknya?
"Huft.. sepertinya aku butuh istirahat sebentar. Tunggu aku oke. Aku janji akan menaklukkanmu," tunjukku pada kertas lirik yang penuh coretan gagalku. "Aku tidak akan membiarkanmu mengecewakan Uji."
Aku mengangguk setuju pada ucapanku barusan. Betul. Tidak akan kubiarkan hal ini menjadi penghalang untuk membuat Uji terkesan. Tidak boleh.
Tiba tiba saja terdengar suara dari perutku. Bunyinya lumayan kencang sehingga membuatku sedikit malu. Untung saja aku sendirian di studio ini.
"Jam berapa si emang?"
Aku mengecek jamku yang selalu kupakai kemana pun aku pergi. Jam menunjukkan pukul 2 siang dan aku baru sadar ternyata aku belum makan sama sekali. Tadi pagi aku hanya sarapan susu coklat satu gelas kecil karena buru buru pergi ke studio.
"Ah iya. Makan dulu gitu ya?"
Akhirnya aku keluar studio dengan beanie hitam dan baju casual milikku. Baju putih oversize dan celana cargo hitam kesukaanku. Rasanya nyaman saja jika berpakaian seperti ini. Aku juga suka berpakaian manis hanya saja hal itu tergantung moodku ahahaha.
"(Y/n)-ahh, mau kemana?" panggil seorang staff lain yang melihatku berjalan keluar studio.
"Makann! Mau titip apa ga kak?" sahutku sembari memeragakan gestur makan dengan satu tangan.
"Ahh ga kok kirain mau kemana. Sok makan dulu selamat makan yaa!"
Aku mengganguk pelan lalu bergegas mencari makanan. Tadinya aku ingin berjalan ke minimarket tapi sepertinya aku terlalu malas. Aku menoleh keluar jendela. Tampaknya di luar juga matahari sedang terik teriknya. Satu sisi perutku juga lapar.
"Mau ga mau deh. Daripada ga makan," gumamku pelan lalu bergegas mencari lift untuk turun dari gedung Pledis.
Sesampainya depan lift, aku memperhatikan angka lift yang terus turun menuju lantai 6 lalu memasuki lift. Lift itu kosong jadi hanya ada aku saja. Sembari menunggu pintu lift menutup dengan sendirinya, aku memainkan ponselku.
Tiba tiba terdengar teriakan dan derap kaki orang yang sedang berlari.
"TUNGGUUU! NOONAAA!"
Aku membelalakan mataku kaget dan dengan cepat menekan tombol buka pada lift. Dino kemudian masuk lift dengan terengah engah. Ia menyenderkan tubuhnya pada pojok lift.
"Gomawo noona! Hampir saja," ucapnya lega sembari mengatur nafasnya. "Mau kemana toh noona?"
"Mau beli makan kamu mau apa ga? Noona beliin," tawarku.
"Mauu! Es krim boleh? Bareng aja belinya yaa?" jawab Dino senang.
"Boleh dong," senyumku lagi. "Eh iya kamu tadinya mau kemana Dino?"
"Mau cari makan juga. Males hyung ga mau nemenin. Disuruh cari sendiri. Mana ramyeon di kamarku diambil Mingyu hyung sama Bonon hyung. Nyebelin kann. Mereka enak aja abisin aku yang harus beli huuu," omel Dino panjang lebar sembari menunjukkan kekesalannya dengan berdecak pinggang.
Aku tertawa kecil sembari mendengarkannya. Terlihat sifat maknaenya jika ia mengomel seperti itu.
"Eh noona mau kan yaa temenin Dino plisss kan sama sama mau cari makan," bujuk Dino memasang wajah memelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/345420907-288-k621775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Love || Yoon Jeonghan
Fanfiction"Sampai detik ini pun, aku tidak pernah menyesal telah menyayangimu sampai akhir." ~ Yoon Jeonghan "Maaf, ternyata hatiku seegois ini memintamu hadir dalam setiap doaku." ~ (y/n) Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Begitulah cara takdir menuli...