Tertipu

605 38 1
                                    

3 hari telah berlalu sejak insiden penyerangan terhadap para tuan muda Nakamoto. Selama 3 hari ini, rencana Jaehyun juga sudah mereka jalankan. Mereka benar2 mengurangi pengawal untuk anak2.

"Guys, kalian ke mobil aja duluan. Gue mau ke toilet bentar" ucap Jaemin lalu berlari menuju toilet terdekat dengan parkiran tanpa menunggu jawaban yang lain.

"Dasar kelinci satu itu" gerutu Yangyang.

"Udah lah, ayo naik ke mobil duluan" ucap Xiaojun.

Jaemin dengan terburu-buru memasuki bilik dalam toilet. Dia menuntaskan hasratnya. Lalu keluar untuk mencuci tangan di wastafel yang ada disana.

Saat keluar dari toilet, tiba2 saja ada yang memukul wajahnya. Karna Jaemin tidak siap, dia pun limbung ke belakang. Melihat Jaemin yang limbung, anak2 tadi langsung menyerang Jaemin dengan membabi buta. Jaemin tidak sempat mengelak lagi.

"Bagus banget ada mangsa yang dateng dengan sendirinya. Setidaknya mereka bisa memuluskan rencana daddy Jaehyun. Tapi apa masalah mereka sama gue? Kok tiba2 nyerang gini. Mana keroyokan lagi tuh" batin Jaemin meringis karna kepalanya terasa berdenyut.

Jaemin babak belur dihajar beberapa anak dengan seragam yang sama dengannya. Sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah. Bahunya juga berdarah lagi karna memang luka tembak 3 hari lalu belum begitu kering.

Jaemin hanya tersenyum saja saat anak2 yang mengeroyoknya menghentikan aksi mereka. Salah satu dari mereka maju kedepan lalu menjambak rambut Jaemin.

"Jadi ini yang namanya Na Jaemin? Kekasihnya Lee Jeno. Atas dasar apa lo bisa dapetin Jeno, hah? Cuma cowok lemah yang selalu berlindung dipunggung orang lain" ucap Yeoja itu.

"Masalah Jeno lagi. Hah,,, resiko punya pacar tampannya kelewatan ya gini nih. Gue lagi males ngelawan pula. Biarin aja lah. Palingan mereka semua bakal habis ditangan Renjun atau Xiaojun ge" batin Jaemin.

Dia tetap tersenyum tanpa menjawab apa2. Hal itu membuat geram anak2 tadi. Mereka kembali menghajar Jaemin.

"Gue capek, anjir. Luka yang kemarin perih juga ternyata. Gue harap kalian dateng dalam hitungan ke 5. Atau sekolah mommy bakal hancur.. 1.... 2... 3.... 4...." batin Jaemin sambil menghitung.

Brak,, duakkk,,,,

"Berani2nya kalian bikin adik gue luka2 kayak gituuuu......."

Suara Renjun terdengar menyeramkan. Jaemin tersenyum karna dia tidak harus turun tangan sendiri. Ada Renjun yang mengambil alih tugasnya.

"Lo tepat waktu Nakamoto Renjun,,, lo memang gege gue yang paling the best. Thanks banget" batin Jaemin sambil tersenyum.

Jaemin memejamkan matanya menikmati alunan suara kesakitan orang2 yang menghajarnya tadi. Renjun tak menyisakan satupun nyawa dari mereka. Bahkan Renjun juga mematahkan beberapa bagian tubuh orang2 yang menyakiti adiknya.

"Na,,,, nana,,,, bangun hey,,,, sorry injun terlambat,,, gue mohon bertahan,,," ucap Renjun berulang kali memanggil nama Jaemin.

Miris,,, wajah Jaemin penuh dengan lebam dan darah. Belum lagi darah terus mengalir dari luka tembak yang dia punya 3 hari yang lalu membuat keadaan Jaemin semakin memprihatinkan. Renjun menangis melihat itu.

"Injun ngapain nangis, sih? Gue gak papa padahal. Cuma luka kecil ini" ucap Jaemin tanpa membuka matanya.

Dia enggan membuka matanya. Meskipun wajah dan tubuhnya penuh luka lebam bahkan ada yang berdarah dibeberapa tempat, tapi Jaemin yakin tidak ada luka dalam yang dia derita.

"Gak papa gimana? Badan sama muka lo aja berdarah-darah gitu, Na" ucap Renjun menahan isakannya.

"Hahahaa Astaga, gege ku yang manis. Gue udah biasa juga dapet ginian. Santai aja lah" ucap Jaemin santai.

Si Manis Yang Kejam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang