Trauma Nana

827 49 1
                                    

"Ayo kejer gue, Jaemin-aa. Tangkap kalo bisa,, wlleeeeee" ejek Renjun sambil berlari menghindari kejaran Jaemin.

"Awas ya lo Nakamoto Renjun. Kalo ketangkep jangan nangis lo" ucap Jaemin berusaha mengejar Renjun.

"Sayang, hati2 mainnya. Kalo ada yang lecet, ntar daddy Yuta bakal marah" ucap sang baba.

"Baba tenang aja" saut Renjun.

Renjun terus berlari menghindar sedangkan Jaemin terus mengejarnya.  Sementara Winwin hanya tertawa melihat kelakuan 2 anak angkatnya yang jarang sekali akur itu. Namun tiba2,,,,,

Dor,,, dor,,,

Renjun berhenti berlari dan tubuhnya luruh setelah suara tembakan tadi. Dia berbalik lalu tersenyum.

"Yah gue gak bisa lari lagi, gue pasti bakal ketangkep sama lo. Jangan nangis ya sayang" ucap Renjun lirih lalu tubuhnya ambruk tak bergerak sama sekali dengan darah mengalir deras dari dadanya yang berlubang.

"Lonjun ge, gak mungkin" gumam Jaemin.

Jaemin terpaku ditempatnya melihat sang kakak tertembak didepannya. Hingga suara yang ibu membuyarkan lamunannya.

"Pergi, Na. Lari,,,, jangan sampai kamu terluka juga nak" ucap Winwin.

Jaemin menoleh dan melihat sang baba juga sudah tak bernyawa dengan darah bercucuran dari tubuhnya setelah memintanya untuk berlari menjauh.

"Gak mungkin,,, gak mungkin,,, Renjunnnnn,,,, Babaaaaa,,, gak,,, jangan tinggalin Nana sendirian,,, jangan,,," teriak Jaemin histeris.

"Hahahaha gimana nak? Kamu senengkan sekarang? Kamu itu memang pembawa sial. Kamu akan selalu menderita sampai kapanpun karna kamu lahir hanya membawa sial untuk orang2 disekitarmu" ucap ibu kandungnya.

Jaemin melihat ayah dan ibunya berdiri tak jauh darinya dengan pistol ditangan mereka. Jaemin menebak bahwa merekalah yang sudah membunuh baba dan hyungnya.

"Gak,,,, jangan ambil hyung gue,,,, kalian jahat,,,," Jaemin terus meraung dengan Renjun di dalam pelukannya.

💚


"Renjunn,,,, jangannnn,,,,, baba gak boleh tinggalin Nana, tolonggg,,,, Daddy,,,,, Ojun ge,,,, Taro,,,, tolong Nana"

Jaemin mengigau dalam tidurnya. Dia terus saja menyebut nama anggota keluarganya berulang kali. Entah apa yang terjadi di dalam mimpi Jaemin.

"Na,, lo kenapa? Sayang, bangun. Hey,,, Nana-yaa,, gue disini,, gege gak bakal tinggalin lo,,, bangun sayang, gege mohon" raung Renjun.

Renjun terbangun dari tidurnya karna samar2 mendengar suara gumaman adiknya. Dia menghampiri sang adik. Mengguncang tubuh Jaemin yang sudah basah bercucuran keringat.

"Daddy,, Ojun ge,, Taro,,, tolong!!" Ucap Renjun.

"Astaga, Nana kenapa sayang?" Tanya Yuta panik mendengar teriakan Renjun.

"Nana, dad. Nana gak mau bangun. Padahal Injun udah cobak bangunin dari tadi" adu Renjun.

Dia sudah menangis karna sang adik tidak juga tersadar dari tidurnya. Tidak ada respon sedikitpun dari Jaemin.

"Baba,,,, Injunnn,,, jangan tinggalin Nana,,, jangannnn!!!!!!!"

Jaemin terbangun dengan nafas memburu.

"Sayang, kamu gak papa? Apa yang kamu rasain sekarang? Kamu mimpi apa, nak?" Tanya Yuta tapi Jaemin bergeming dengan tatapan kosong.

"Kenapa gue selalu mimpiin itu tiap tidur? Kenapa? Kenapa kalian masih pengen hancurin gue padahal kalian udah mati? Gue cuma pengen damai dan bahagia, apa gue salah?" Batin Jaemin.

Si Manis Yang Kejam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang