Keributan dipagi hari

644 45 2
                                    

Tepat 2 hari setelah drama Jaemin merengek mengatakan merindukan Tuan muda kedua Jung. Jam baru menunjukkan jam 8 pagi. Masih terlalu awal untuk membuat drama seheboh itu. Apalagi lokasinya di rumah sakit.

Jaemin sontak marah saat sedang menikmati sarapannya disuapi oleh Renjun ketika tak sengaja mendengar pembicaraan pengawal yang berjaga didepan kamar rawat miliknya. Mereka mengatakan jika Yuta dan Winwin ikut dalam penyerangan yang dilakukan oleh Jaehyun.

Jaemin tiba2 melepas jarum infus yang menempel dipunggung tangannya lalu berlari tanpa kata meninggalkan Renjun. Ia tak habis pikir kenapa para orang tua mereka sangat egois tidak mengikutsertakan anak2 mereka dalam pertempuran kali ini.

"Na Jaeminnnnn.......... jangan lariiiiii,,,, astaga,,,,, daddy bakal marah ntar kalo kita ngelanggar perintah dia. Semua ini demi kita semua, Jaem. Lo harus tenang"

Suara teriakan Renjun menggema dilorong rumah sakit Jung Hospital. Dia meneriaki seseorang yang masih mengenakan pakaian pasien berlari keluar dari ruang rawatnya. Itu adalah Jaemin.

Dia kesal dengan sang kakak yang tidak memberitahunya jika sang ayah sedang menghadapi marabahaya sendirian. Bahkan yang membuatnya sangat marah adalah sang baba juga ikut turun langsung.

"Gue gak bakal maafin lo ya njun kalo sampe daddy sama baba kenapa2. Sumpah gue gak bakal maafin lo. Lo pikir gue bakal diem aja gitu sedangkan orang tua kita berjuang sendiri" ucap Jaemin masih terus berlari menuju basement rumah sakit guna mencari mobil keluarganya.

Jika Renjun kualahan menghadapi Jaemin, maka sang tuan muda pertama Nakamoto dibuat frustasi dengan si bungsu Nakamoto yang terus memberontak di Mansion. Ya, Xiaojun dan Shotaro terpaksa Yuta kurung dikamar mereka sendiri karna memaksa ingin ikut penyerangan kali ini.

"Berhenti menggedor pintu itu, Taro-yaa. Itu gak bakal berhasil. Lo tau kan kuncinya apa? Gunain otak lo, bodoh. Sumpah gue gak ngerti lagi dengan tingkah lo" ucap Xiaojun frustasi.

Ting,,,

"Nana kabur dari rumah sakit. Dia gak sengaja denger kalo daddy sama baba sendiri yang pergi nyerang markas musuh tanpa pengawalan" Isi pesan yang Renjun kirimkan pada Xiaojun.

Tuk,,

"Baca isi pesan gege rubah lo, jadi lo gak usah ikutan bikin ulah juga"

Shotaro membaca pesan yang ada diponsel Xiaojun. Raut wajahnya menegang. Dia panik dan khawatir dengan kesehatan Jaemin.

"Gimana? Lo mau bantuin daddy sama baba? Atau lo mau bantuin kita tenangin kelinci kesayangan kita itu lebih dulu sebelum jiwa psikopat nya tak terkendali?" Tanya Xiaojun sambil memikirkan cara mencegah Jaemin bersikap gegabah.

"Tembak bius Jaemin" Shotaro mengirimkan pesan singkat pada Renjun.

Renjun yang membaca pesan balasan dari Xiaojun pun mengeluarkan pistolnya. Ia dengan cekatan mengganti isi pelurunya dengan peluru bius yang tidak akan melukai adiknya.

Dor,,, dor,,, dor,,,

Tepat saat Jaemin ingin membuka pintu mobil Renjun, 3 tembakan menghantam tubuhnya. Dia menoleh pada Renjun yang masih terus mengejarnya.

"Fine, lo menang Lonjunie hyung" ucap Jaemin sebelum benar2 tak sadarkan diri karna biusnya mulai bereaksi.

"Duibuqi, maaf gue harus lakuin ini demi keselamatan kita sekeluarga sesuai permintaan baba sebelum pergi tadi" ucap Renjun lirih menahan tubuh adiknya yang meluruh.

"Tuan muda kedua,,,," ucap salah seorang pengawal Nakamoto yang usianya sama dengan Xiaojun.

"Gue gak papa, sunbae. Bisa tolong hubungi Jeno sekalian kasih tau Jisung suruh kesini. Gue mohon hubungi sekarang juga" lirih Renjun.

Jujur Renjun butuh Jeno untuk menenangkan Jaemin. Dia tidak bisa berkonsentrasi menjaga Jaemin karna tubuhnya sedang tak baik2 saja. Penyakit yang dia derita sejak kecil karna trauma itu kembali muncul.

"Tuan muda kedua baik2 saja? Apa perlu saya panggilkan dokter?" Tanya pengawal lain.

"Tidak perlu, cukup bukakan pintu mobil. Jaga kami sampai Jeno dan Jisung datang. Tolong jangan beritahu gege dan Taro" lirih Renjun lagi sembari mengeratkan pelukannya pada tubuh Jaemin.

Hanya Jaemin yang mengetahui Panic attack yang Renjun derita. Dulu saat dipanti asuhan, mereka berdua diam2 pergi menemui dokter untuk mengatasi masalah yang Renjun derita. Berhubung Renjun sangat mencintai seni, dokter meminta Renjun untuk sering melukis guna pengalihan traumanya.

Sejak mereka ditemukan oleh Yuta dan Winwin, panic attack nya tidak pernah kambuh lagi. Tapi hari ini, penyakit yang dia benci itu malah kambuh.

Tok,,, tok,,, tok,,,

"Renjun-ssi,,, ini gue" ucap Jeno mengetuk pintu mobil yang Jaemin dan Renjun naiki.

Pintu mobil terbuka menampilkan kondisi Renjun dan Jaemin yang berantakan. Airmata berlinang memenuhi wajah cantik Renjun membuat Jeno dan 2 orang lainnya terenyuh.

"Gwenchana, hyung. Kami disini. Serahin Jaemin sama gue" ucap Jeno menenangkan Renjun lalu mengangkat tubuh Jaemin dari pangkuan Renjun.

"Uncle, bisa jagain Renjun? Gue percaya sama lo" pinta Jeno pada Guanlin.

"Lo tenang aja, Jen. Lo sama Jisung jagain Jaemin aja, gue bakal urus Renjun" ucap Guanlin menepuk pelan bahu Jeno.

Guanlin masuk kedalam mobil mencoba menenangkan kekasihnya. Sedangkan Jeno dan Jisung kembali menuju kamar rawat Jaemin. Jisung juga sudah menghubungi Yangyang agar membantu mereka merawat Jaemin hingga para orangtua kembali.

Brakkk,,,

Pintu kamar rawat Jaemin didobrak dari luar. Muncullah Xiaojun diikuti oleh anak2 yang lain. Wajah Xiaojun terlihat marah.

"Sialan,,,,, mana Nakamoto Renjun? Adek laknat, kondisi Jaemin lagi kayak gitu, dia malah gak kasih kabar" teriak Xiaojun marah.

"Lo bisa tenang sedikit gak ge? Biarin Nana istirahat, okey? Lo bisa cari Renjun di basement. Tapi gue harap lo jangan ganggu dia dulu kalo gak mau kehilangan 2 adek lo sekaligus" ucap Jeno kesal.

Xiaojun pergi menuju basement rumah sakit. Dia ingin menemui adik tertuanya. Dia jelas marah pada Shotaro karna mengirim pesan seperti itu pada Renjun. Tapi dia lebih marah lagi pada Renjun yang tidak mengangkat panggilan darinya.

Ceklek,,,,

"Nakamoto Ren....." ucapan Xiaojun tertahan ketika melihat kondisi adiknya.

"Ssstttt,,,,, biarin dia istirahat, uncle mohon. Dia pingsan karna tidak bisa ngendaliin panic attack nya. Dia juga tadi sempat mimisan" ucap Guanlin mencoba bernegosiasi dengan Xiaojun.

"Apa yang uncle bilang barusan? Panic attack? Injun punya panic attack, dan gue sebagai gegenya gak tau? Sejak kapan dia punya itu" gumam Xiaojun.

Tubuhnya terasa seperti jeli melihat kondisi adiknya. Untung saja Hendery  dapat meraih tubuh kekasihnya dengan cepat. Jika tidak, sudah pasti pantat sintal kekasihnya akan mencium lantai dingin Basement.

"Gak penting kapan dia punya masalah ini, Dejun-aa. Yang terpenting adik2 lo udah tenang sekarang. Mending kita ke ruangan Jaemin aja. Kumpul semua jadi satu lebih gampang uncle buat jagain kalian" ucap Guanlin.

"Tadi uncle dapat kabar kalo orang tua kalian berhasil ngebasmi hama2 pengganggu itu tanpa sisa. Tapi maaf, Jungwoo, Winwin dan Doyoung dapetin luka serius. Mereka sedang dalam perjalanan kesini" tambahnya sebelum meninggalkan sepasang kekasih itu.

"Cobaan apa lagi ini? Jaemin sakit, Renjun kambuh dan sekarang baba juga terluka" lirih Xiaojun sebelum kehilangan kesadarannya.








TBC

Si Manis Yang Kejam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang