Berakhir Celaka

635 61 14
                                    

"Aduh kemana sih perginya si Nana? Kok kita bisa kecolongan gini sih. Ntar kalo baba sama Mae pulang, kita harus jawab apa? Belum lagi kalo daddy yang pulang" Ucap Renjun panik saat Jaemin tidak mereka temukan di seluruh sisi Mansion Seo.

"Lo tenang dulu, oke? Kita cobak cari lagi ya. Siapa tau dia lagi sembunyi aja karna masih merajuk sama kita" ucap Haechan.

"Hah ada2 aja tingkahnya Nana hyung" celetuk Chenle mulai merasa pusing karna terlalu cemas.

Yaps,,,, lagi dan lagi hari ini Jaemin berulah. Kali ini ia menghilang setelah sempat marah2 dan akhirnya merajuk karna ditinggal oleh Ten dan Winwin berbelanja. Padahal dia sudah berpakaian rapi eh malah ditinggal ya sudah merajuk lah dia.

Selama hampir 2 jam, Mark dan yang lainnya sudah berkeliling Mansion guna mencari 1 bayi kelinci mereka itu. Bahkan mereka juga sudah mencari ke hutan kecil dibelakang Mansion. Namun hasilnya nihil. Para penjaga diluar pun tak melihat wujud Jaemin.

Ketika para anak2 sedang panik2nya, tiba2 terdengar suara mobil datang dan tak lama suara pintu terbuka juga terdengar.

Ceklek,,,

"Mampus!!! Siapa tuh yang udah pulang??" Tanya Renjun sambil menggigiti kukunya karna takut.

Mereka semua langsung menoleh ke arah pintu utama Mansion. Terlihat para orangtua mereka berjalan masuk. Mereka juga melihat Yuta menggendong seseorang dengan tubuh berlumuran darah.

"Nana!!!!" Teriak mereka saat menyadari jika tubuh Jaemin lah yang Yuta gendong dengan raut tak terbaca.

Yuta tak mempedulikan teriakan anak2 mereka. Ia langsung membawa Jaemin ke ruang kesehatan milik Seo. Putra ketiganya sedang butuh penanganan cepat. Dibelakangnya ada Taeyong yang berlari dengan terburu-buru.

"Bun,,,,, bunda,,,, Na,,, Nana,,,," gumam Yangyang terbata.

"Tenang sayang,,, tenang. Bunda sama yang lain akan berusaha menolong Nana. Kalian berdoa aja ya" Doyoung memeluk erat anaknya yang memucat karna shock.

Winwin terlihat menangis dan terus ditenangkan oleh Jungwoo. Setelah menenangkan anaknya, Doyoung juga langsung menyusul Taeyong.

"Dad,,,,," ucap Mark dengan takut2 menatap ayah angkatnya yang duduk sambil memijat keningnya.

Jaehyun membuka matanya guna memberikan atensi penuh pada anak sulungnya. Terlihat jelas jika sang anak terguncang kembali mentalnya.

"Sini, nak" Ucap Jaehyun saat dirasa Mark ketakutan.

Jaehyun memeluk Mark dengan erat guna mengurangi rasa khawatirnya pada Jaemin. Para orangtua hening. Para anak2 pun ikut hening. Hanya isakan2 yang sesekali terdengar.

Masih jelas terekam di memori ingatan para orangtua bagaimana mereka menemukan tubuh mungil Jaemin yang terpental di jalan raya dan jatuh tepat di depan mobil mereka.

Flashback On

"Ada yang terluka gak?" Tanya Taeyong.

"Gak ada hyung. Udah gue check semua kok. Untung aja kita bisa selesein gak sampe lama banget waktunya" balas Doyoung.

Taeil dan yang lain sedang dalam perjalanan menuju ke Mansion Seo guna menjemput anak2 mereka. Setelah pertempuran dimenangkan oleh mereka tadi, mereka sempat kembali ke markas utama guna membersihkan diri agar anak2 tidak curiga. Bahkan Ten dan Winwin juga menyiapkan beberapa kantong berisi belanjaan mereka.

"Terniat banget anjir,,,, emang lo bener2 mau masak buat kita ya ge?" Tanya Lucas ke Ten dan Winwin.

"Ntar biar Taeyong hyung sama Doyoung aja lah yang masak, hahaha" ucap Ten sambil tertawa.

"Sialan lo. Tuan rumah macam apa lo? Masak tamunya yang suruh masak sendiri. Rugi dong lo punya koki kalo gue juga yang ujung2nya lo suruh masak" ucap Doyoung komentar.

Brak,, ciiiiitttt,,,,, bruk,,,,

"Jae,,, ada apa? Lo nabrak apa barusan, wey?" ucap Yuta sambil menahan Kepala suaminya yang hampir menabrak belakang sandaran kursi depan.

Taeil dan yang lain langsung turun untuk mencari tau. Tubuh mereka mendadak kaku melihat pemandangan didepan mereka.

"Nanaaaa!!!!" Teriak Winwin histeris dan langsung terduduk saat ia mengenali sosok yang tergeletak dijalan itu.

Jaemin,,,, ya Nakamoto Jaemin, anak angkat ketiga Yuta dan Winwin yang barusan tubuhnya terpental ke depan kap depan mobil yang dikemudikan oleh Jaehyun. Jaemin ditabrak oleh mobil yang melaju dari arah berlawanan mobil Jaehyun. Saking cepatnya laju mobil yang menabraknya hingga membuat tubuh Jaemin terpental jauh.

"Kamu ngapain sampe sini, nak? Kenapa? Siapa?" Gumam Yuta mengusap wajah manis anaknya yang terkena darah yang mengucur dari kepalanya.

Jaemin membuka sedikit matanya. Ringisan terdengar darinya. Tubuhnya terasa remuk. Dadanya sakit saat ingin bernafas. Dengan sisa kesadaran yang ia punya, ia berusaha mengadu pada kedua sosok yang memberinya limpahan kasih sayang beberapa tahun belakangan ini.

"Dad,,, ba,,, sa,,,kit,,," ucap Jaemin terbata sambil meremat lengan sang ibu.

"Yut,,,, mending kita bawa Nana pulang dulu ya. Dia butuh penanganan medis segera, Yuta. Gue mohon!!!" Ucap Taeyong mengingatkan Yuta akan kondisi kritis Jaemin.

"Ahhh sialan,,,, mereka siapa?" Tanya Johnny menatap mobil yang telah menabrak tubuh Jaemin.

Flashback Off

"Kenapa harus kabur sih, Na? Kenapa? Seharusnya lo ajak kami buat pergi cari daddy sama yang lain. Kenapa lo harus pergi diem2 gitu, dek? Kenapaaaaa????" Ucap Xiaojun berakhir dengan teriakan histeris yang menyesakkan dada orang yang mendengarnya.

"Sayang,,,, hey liat Mae nak!! Nana gak butuh teriakanmu, Ojun. Yang Nana butuhin sekarang doa dan dukungan kita, dino. Sadarlah!!! Mae mohon!!" ucap Ten lalu memeluk erat kekasih anak pertamanya itu.

"Tapi kenapa harus Nana lagi, Mae? Kenapa? Kenapa kita selalu hidup dibayang-bayang kematian? Ojun cuma pengen hidup tenang, sekali aja Mae. Ojun pengen main sama 3 adek Ojun tanpa harus takut dibunuh,,," lirih Xiaojun merasa lelah dengan kehidupan pahit mereka.

Para orangtua menunduk merasa bersalah. Andaikan dari awal keluarga mereka tidak pernah membangun organisasi itu, mungkin masa remaja anak2 angkat mereka tidak seperti ini.

Ceklek,,,

"Nana kritis. Dia juga kekurangan darah karna terlalu banyak pendarahan dibeberapa bagian tubuhnya. Tolong yang golongan darahnya sama dengan Nana!!!! Jungwoo-yaa,,, tolong cepat!!!" Ucap Taeyong panik.

"Echan sama Nana 1 golongan. Mommy, ayo cepat ambil darah Echan dulu. Nana butuh Echan sekarang" ucap Haechan menghampiri Jungwoo.

"Nak,,," cegah Johnny.

"Dad,,, I'm oke. Echan bakal baik2 aja asalkan Nana bisa baik2 aja lagi. Daddy percayakan sama Echan?" ucap Haechan sambil tersenyum mengusap pipi berahang kokoh sang ayah.

"Tapi, hyung,,,," ucap Chenle.

"Chonloo-yaa,,,, lo gak lupa kan Nana itu siapa lo? Dia saudara kita juga, sayang. Hyung lo, dan adek gue juga. Wajar kan kalo hyung pengen selamatin dongsaengnya?" Ucap Haechan lembut.

Haechan benar2 belum siap harus kehilangan Jaemin. Sosok manis yang selalu ia manja seperti Chenle, adiknya. Sosok lembut dan baiknya membuat Haechan tak sanggup melihatnya berjuang sendirian demi bertahan hidup.

"Lo harus cepet sadar, bunny. Gue nungguin lo" batin Jeno duduk termenung menatap kosong pintu ruang kesehatan milik keluarga Seo itu.

"Hey,,, Anak baiknya papi Luke,,, Icung kan anak kuat,,, Nana hyung juga anak kuatnya daddy Yuta. Jadi jangan kayak gini ya nak,,, Nana hyung nya ntar sedih loh" ucap Lucas mengusap punggung anaknya yang terlihat kembali memberikan tatapan yang sama seperti saat pertama kali ia temukan.

TBC

Si Manis Yang Kejam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang