Makna Keluarga

461 59 21
                                    

Aku minta maaf banget sama reader setia "si manis yang kejam" ini. Maaf baru bisa up soalnya aku kehabisan ide dicerita ini. Sampe tenggelam nyaris 1 bulan.

Untuk cerita ini bakal tamat beberapa part lagi. Tolong jangan hujat aku ya kalo ngecewain kalian. Aku mulai mau selesaikan satu persatu cerita2 aku. Abis itu mungkin aku bakal hiatus dari menulis.

Gak tau kenapa belakangan ini menulis rasanya malah semakin membuatku terbebani. Bukan karna tuntutan up dari kalian atau permintaan2 kalian. Mungkin memang aku nya harus istirahat sejenak. Tolong jangan benci aku.....





Happy Reading


Part sebelumnya....

"Lo harus cepet sadar, bunny. Gue nungguin lo" batin Jeno duduk termenung menatap kosong pintu ruang kesehatan milik keluarga Seo itu.

"Hey,,, Anak baiknya papi Luke,,, Icung kan anak kuat,,, Nana hyung juga anak kuatnya daddy Yuta. Jadi jangan kayak gini ya nak,,, Nana hyung nya ntar sedih loh" ucap Lucas mengusap punggung anaknya yang terlihat kembali memberikan tatapan yang sama seperti saat pertama kali ia temukan.


💚



"Ambil 1 kantong lagi, bubu. Nana masih butuh. Echan gak papa,,,,"

Haechan marah pada ibu angkat kekasihnya itu. Bahkan dengan kasar ia menghempas tangan Jungwoo yang memegang bahunya. Ia benar2 marah karna Taeyong tidak mau mengambil darahnya lagi untuk Jaemin.

"Stop Seo Haechan!!! Kamu emang boleh bantuin Nana, tapi ga bisa berlebihan kayak gini. Nana bakal marah kalo tau apa yang kamu lakuin" ucap Taeyong mencegah kenekatan yang Haechan lakukan.

"Terus Echan harus diam aja liat Nana yang lagi melawan masa kritisnya kayak gitu, bubu? Nana tuh adeknya Echan juga, wajar aja kalo Echan khawatir. Echan cuma mau nolongin Nana, bubu!! Echan gak mau Nana kenapa2. Echan gak mau Nana pergi,,,,,"

Haechan menarik kuat surainya karna tak mampu menahan sesak yang dia rasakan saat melihat Jaemin yang terbaring tak berdaya seperti itu.

"Sayang, hey dengerin Mommy ya! Masih ada Mommy, nak. Mommy yang akan donor untuk adikmu itu. Cukup ya Echanie sayang cukup. Mommy gak mau kalo anak Mommy yang satu ini ikutan sakit juga. Echan juga gak mau kan? liat Nana sedih gara2 hyung bawelnya ini sakit" ucap Jungwoo memeluk erat Haechan agar lebih tenang.

Melihat Haechan sedikit tenang didalam pelukan Jungwoo, dengan terpaksa Taeyong harus menyuntikkan obat penenang ke Haechan agar Haechan tidak semakin merasa tertekan. Setelah Haechan terlelap, Jungwoo pun mulai transfusi darah untuk Jaemin.

"Hyung,,,,," Doyoung memanggil Taeyong tanpa mengalihkan perhatiannya dari Jaemin.

"Kenapa Doyoungie?" Tanya Taeyong mendekati Doyoung.

"Nana menolak transfusi nya, hyung. Nana,,,,," ucap Doyoung sambil menangis karna terlalu panik dengan keadaan Jaemin yang semakin memburuk.

"Hey,,, tenang ya... Nana gak bakal ninggalin kita. Percayalah" ucap Taeyong memeluk tubuh Doyoung agar sedikit lebih tenang.

Mereka tidak bisa sembarangan mengambil tindakan. Tapi mereka juga tidak bisa sembarang memutuskan sesuatu. Sedangkan tabrakan itu membuat pendarahan ditubuh Jaemin tak juga berhenti.

Taeyong mendekati Jaemin yang terbaring dengan tubuh penuh perban yang sekarang sudah mulai berwarna merah kembali dan juga peralatan2 medis yang menunjang kehidupannya. Wajah cantik Jaemin yang memucat terlihat tenang. Dengan tubuh gemetar dan hati yang berkecamuk, Taeyong duduk dan menggenggam tangan kurus salah seorang anak angkat sekaligus calon menantunya itu.

Si Manis Yang Kejam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang