Bab 5 : Benjamin.

329 30 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote bab ini ya😉




Dietrich dan Estela tengah menyesap teh di taman istana. Keduanya sudah saling kenal sejak umur Lima Tahun dan di jodohkan ketika berumur Sepuluh Tahun, sedangkan pertunangan diadakan ketika mereka berusia Lima Belas Tahun. Kedekatan mereka seperti pertemanan biasa, namun Estela menyimpan rasa, sedangkan Dietrich sendiri menganggap pernikahan mereka untuk kepentingan politik saja, tidak lebih.

"Sepertinya kau tertarik dengannya." Ucap Estela, dan ia mendapatkan tatapan tak terbaca dari Dietrich.

"Aku?"

"Terlihat dari caramu membelanya tadi." Sambung Estela.

Dengan wajah datar Dietrich menjawab, "hubungan kami tidak seperti yang kau pikirkan, dia tamuku. Kami menghormati satu sama lain tanpa melibatkan perasaan apapun." Ucapnya, Singkat, jelas, dan padat.

Seketika sudut bibir Riri melengkung kebawah, Riri pikir Rosela dan Dietrich bakalan menikah nantinya. Dan, mereka akan tinggal di istana selamanya. Ternyata itu hanya mimpi saja.

Berbeda dengan Riri, Estela malah senang mendengar pernyataan Dietrich barusan. Rasa khawatirnya setelah mendengar kabar pangeran membawa budak ke istana sedikit berkurang.

"Wah, ada acara apa ini?" Sapa Pauliana, Ratu kerajaan Valkry.

Estela dan Dietrich langsung berdiri dan menyambut kedatangan Pauliana sambil membungkuk hormat. "Salam untuk Yang Mulia Ratu." Ucap mereka berbarengan.

"Kau semakin cantik saja menantuku." Puji Pauliana.

"Terima kasih atas pujian Yang Mulia, Anda juga telihat awet muda." Balas Estela.

"Hohoho pintar sekali cara memujimu."

"Atas didikan Yang Mulia sendiri tentunya." Balas Estela, dan mereka pun tertawa. Tidak dengan Dietrich.

Dietrich hanya diam saja. Ia benci berada di dekat Pauliana, karena dia adalah orang yang telah meracuni Ibunya seperti yang dikatakan oleh Rosela.

"Kenapa kau hanya diam saja Dietrich, apa kau tidak senang Ibumu datang menyapa?" Tanya Pauliana setelah sadar ekpresi Dietrich yang terlihat tidak senang dengan kedatangannya.

"Tentu saja saya senang Yang Mulia, waktu anda yang berharga jadi terbuang sia-sia oleh Saya." Jawab Dietrich basa-basi.

"Seorang Ibu tidak akan merasa dirugikan jika menyangkut Putranya." Jawaban Pauliana membuat perut Dietrich tidak enak. Mual. Ia tidak mau melanjutkan percakapan basa-basi tersebut lebih lama, toh, Estela juga tau bagaimana hubungan mereka.

"Apa Yang Mulia mau bergabung bersama kami minum teh?" Ajak Estela basa-basi, secara pribadi Ia juga tidak suka dengan Ratu.

Waktu kecil Estela pernah menangis ketika pertama kali bertemu Pauliana. Estela kecil menangis sambil mengatai Pauliana nenek sihir jahat. Untung saat itu kedua orang tuanya langsung meminta maaf, dan karena Estela masih kecil, tentunya dimaafkan.

"Tidak. Aku hanya lewat saja untuk mencari udara. Kalian silahkan lanjutkan," ucap Pauliana, dan langsung pergi dari sana sambil diikuti oleh kedua dayangnya.

Am I a Villain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang