Happy reading..
*
*
Selepas kepergiannya dari UKS itu, Amira kembali melangkahkan kakinya menelusuri koridor sekolah. Cukup luas ternyata berbagai sisi SMA GARUDA ini baginya, selain itu beberapa alat-alat canggih pun juga terpasang disana, membuat amira berulang kali menatap kagum saat mengamati beberapa bangunan serta peralatan pelajaran disekolah barunya.
Berulang kali juga amira mengumpat kecil saat dirinya sedikit merasakan kesusahan karena tidak mengetahui dimana lokasi taman belakang itu, saat ia ingin kembali berjalan tiba-tiba sebuah tepukan bahu menghentikan langkahnya. Membuat Amira mengalihkan pandangan dengan mendongak dan menatap seorang gadis yang terasa familiar di matanya. Samar-samar ia menyipitkan mata seolah mengingat siapa gadis yang berdiri di hadapannya ini, dan detik berikutnya wajah Keisha berubah dengan masam saat teringat sosok gadis itu yang ternyata orang yang sama saat tersenyum dengan cowok menyebalkan itu disaat dirinya melakukan hukuman.
"Cari apa?" Tanya kakak senior itu, karena pakaiannya yang masih melekat almameter sekolah tercintanya disana.
Buru-buru Amira menggeleng saat mendapat pertanyaan itu, tidak mungkin dirinya memberitahu jika ia ingin menemui seorang most wanted disekolah ini. Apa lagi ia mengetahui kedekatan gadis itu dengan sosok cowok yang akan ditemuinya nanti.
"Enggak cari apa-apa kok kak" jawabnya dengan ketus.
Lagi-lagi Kakak senior itu menatap Amira dengan tatapan datarnya, membuat gadis itu enggan menatap mata menyebalkan menurutnya itu.
"Ini jalan menuju taman belakang, bukan aula. Kalau mau ke sana, belok kiri bukan kanan!" Ucapnya dengan tegas membuat amira kembali menyipitkan mata, bukan karena takut dengan perkataan kakak seniornya itu. Tapi amira terarah fokus pada nametag yang tertera di almameter kiri gadis itu.
Caca
Itulah nama yang disebutkan Amira dalam hati.
"Lo denger gue?!" Timpal Caca tajam saat mendapati Amira yang diam tanpa menjawab perkataan nya.
"Iya kak, saya dengar. Saya hanya ingin pergi ke toilet saja" jawab Amira cepat dengan dalih berbohong.
Caca yang merasa adik kelasnya ini menjawab lantas mengembalikan raut wajah galaknya dengan datar. "Yasudah sana, tapi jangan lama-lama. Karena 30 menit lagi Bel kembali dibunyikan dan peserta MOS harus kembali ke lapangan!"
Setelah mengucapkan itu caca pergi begitu saja meninggalkan Amira yang menatap penuh kesal padanya.
"Ish awas aja nanti, Amira kasih pelajaran kalo udah selesai MOS!" Gerutunya kesal.
Dengan menghentakkan kakinya, ia kembali berjalan menuju taman belakang melewati plat yang sudah ditunjukkan sekolah agar tidak tersesat bila mana anak baru memasuki area sekolah. Sesampainya disana, Amira lagi lagi membawa rasa kesal dan emosinya di kursi panjang yang sudah tertera disana. Amarahnya naik turun saat menghadapi sikap menyebalkan kakak senior nya yang centil itu, bagaimana bisa dirinya bersikap tegas pada semua orang tapi sama cowok itu enggak malah kesannya kayak centil.
"Kenapa sih muka nya di tekuk gitu" Amira menoleh ke samping saat mendengar suara yang menurutnya familiar itu.
Dan benar, terdapat Gama yang tak lain sang ketua OSIS yang berdiri tak jauh dari sana dengan masih memakai almameter hitamnya tak lupa tangan kanannya yang dimasukkan ke dalam celana abu-abunya. Sejenak memang membuat Amira terhipnotis dengan ketampanan yang pria itu miliki, tapi lagi-lagi wajahnya kembali ditekuk dengan membuang muka pada cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERAHU KERTAS (ON GOING)
Genç KurguApa jadinya jika kalian memiliki kekasih seorang ketua osis berhati dingin dan tak tersentuh? Itulah yang di alami Amira Keisha Namora, seorang gadis manja dengan memiliki wajah cantik, berkulit putih nan bersih tersebut harus ekstra sabar menghada...