CHAPTER XVIII

1.2K 81 3
                                    

[SISIPOV]
Semakin hari sakit diperutku semakin tidak wajar, aku selalu muntah setelah makan dan perutku terasa nyeri yang sangat hebat.
Digo dan bang galang sangat khawatir, mereka juga selalu berusaha membawaku ke rumah sakit.
Aku menolak, bukan karena apa-apa tapi aku sangat membenci rumah sakit.
Malam itu pukul 2 pagi, perutku seperti sedang diaduk-aduk dan diremas-remas.
Aku berlari ke kamar mandi lalu muntah lagi, tetapi kali ini berbeda, muntah darah!
Aku memuntahkan banyak darah dan membuat tubuhku semakin lemah.
"Kak..gal...lang!" Panggilku lirih
5menit....7menit kak galang tidak datang menghampiriku, kepalaku pening tetapi samar-samar aku bisa melihat bayangan "tino" panggilku
Tino tersenyum kearahku melambaikan tangan kearahku, dia seolah-olah mengajakku pergi.
Aku belum beranjak, bagaimana aku bisa pergi dengan berlumuran darah?
Tak selang berapa lama bayangan itu hilang, aku samar-samar juga mendengar suara kak galang menggedor-gedor pintu kamar mandi.
"De??? Kamu didalem?"
"De? Kamu ngapain??"
"Dee buka dee"
"Kaka dobrak yaa"
"Dek jawaaaab plis"
Aku berusaha meraih kunci dan membukanya, kak galang masuk dan terkejut "astofirulloh sisi!! Kamu kenapa de??! Yaallah, kakak ga terima bantahan sekarang juga kita kerumah sakit"
Aku pasrah digendongan kak galang, aku bener-bener udah gak kuad dengan penyakit aneh ini.

[AUTHORPOV]
Malam itu galang membawa sisi kerumah sakit, sisi terus-terusan mengeluarkan darah segar dari mulutnya.
"Bertahan de!"

Sesampainya di rumah sakit sisi segera ditangani oleh dokter agra, dokter temen almarhum papanya.
Aku gatau de apa yang terjadi sama kamu tapi kakak mohon bertahan buat kita, bertahan buat kakak sama mamah batin galang.
Selang dua jam dokter agra keluar dari ruang ICU, galang segera menghampiri dokter agra.
"Gimana om?" Tanya galang
"Kita tunggu hasil lab besok pagi lang, sementara biarkan adikmu istirahat dulu"
"Tapi galang boleh masuk om?"
"Silahkan"

Galang memasuki ruang icu, galang melihat adik kesayangannya terbaring lemah di tempat tidur.
"De, jangan takut ya kakak disini kok" kata galang sambil menggenggam tangan sisi.
"Maaf mas, sebaiknya mbak sisi ditinggal aja dulu, soalnya kondisinya belum pulih, kami pihak rumah sakit akan menjaga mbak sisi dan merawatnya"
"Iya sus"
Galang keluar dari ICU, dia merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Dia menekan angka 2 yang akan langsung tersambung ke nomor mamahnya.
Tut....tut...tut...
"Hallo sayang ada apa? Mama lagi meeting"
"Maa sisi"
"Kenapa nak? Oh ayolah jangan begini"
"Sisi dirumah sakit"
"APPAAAA???!! kamu lagi gak maenin mama kan lang?"
"Engga ma, mama cepet pulang, see you"

[GALANGPOV]
Aku mengacak rambutku frustasi, yatuhan cobaan apalagi ini? Apa belum puas menyiksanya setahun yang lalu? Ini sungguh nggak adil!!
Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan tinggi, gak mungkin kan dia begini? Apa salahnya sampai Kau tega hukum dia sesakit ini? Apa dia tidak pantas menerima kebahagiaan.
Aku menepikan mobilku di trotoar, pukul 4 pagi. belum banyak mobil berlalu lalang, udara dingin menerpa tubuhku.
"Galang"
"Hey Thea"
"Kamu ngapain disini pagi-pagi lagi"
"Hehe enggak ngapa-ngapain, kamu mau kemana?"
"Aku mau ke masjid, sholat subuh mau ikut?"
"Eh tapi...."
"Tapi apa? Gengsi? Ayok"
Thea menarik tanganku ke masjid seberang jalan. Aku juga baru menyadari ini arah ke rumah thea, gadisku. Ahhh mantan.
Aku dan thea sudah tidak menjalin hubungan apa-apa. Aku mengakhirinya karna aku mau fokus ngurus skripsiku yang menentukan masa depanku nanti.
Aku memandangi wajah thea, wajahnya begitu teduh. Dia masih cantik seperti dulu, bahkan lebih cantik.

Flashback on
"The, ada yang mau gue omongin sama elo"
"Ngomong aja pi, kenapa sih pake gue elo"
"The, kita udahan ya"
"Maksudnya?"
"Putus!"
Thea terhenyak mendengar ucapan galang, matanya sudah berkaca-kaca dan siap meneteskan butir-butir kristal nya.
"Ini serius? Aku salah apa?"
"Lo ga salah the, gue yang salah. Gue pengen fokus skripsi dulu, gue bakalan sibuk, bakalan gaada waktu buat sama-sama bareng elo trus"
"Tapi gue bisa ngerti" thea menangis.
"Gue gak tega the! Plis jangan nangis"
Thea memeluk erat galang, galang cuman terdiam, ini untuk kebaikan kita the maaafin aku batin galang.
Flashback off


Maaf GAJE BANGET!!!!!!! hahaa aku mau tamatin ajalaaah feelnya gadapet2 -_- hey dicoment donggg jgn jd pembaca gelaap mulu -_- kasih masukan kek kasih apa keg apa kek biar semangatttt nextnya -_-
Hahahaaa

Sepotong Coklat Untuk SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang