[SISIPOV]
Semakin hari aku merasa berat badanku menurun, dan penyakit ini semakin menyakitiku. Terkadang dua jam sekali perut ini seperti di remas-remas, makan apapun pasti keluar lagi. Begitu seterusnya, dokter menganjurkan ku memakan makanan gampang masuk ke lambung tidak perlu dikunyah."Kamu kurusan si" kata nayla. Hari ini aku dan nayla janjian ketemu dicafe milik ayahnya.
"Iya ini nay, ga pernah makan sekarang hehe" kataku berbohong.
"Kenapa? Biasanya lo paling doyan makan si. Kalo gitu elo disini harus makan yang banyak gue pesenin dulu"
"Tapi tapi nay"
"Gaada tapi-tapi. Liat badan lo udah kecil kurus ntar kalo ketiup angin gimana?" Kata nayla, aku tersenyum gelisah. Pasalnya dokter melarangku memakan makanan yang bisa memperparah keadaan lambungku.
"Gue makan bubur aja nay" kataku
"Bubur? Lo kenapa sih si, lo tu paling gasuka sama bubur. Sekarang lo minta bubur? Disiang hari yang panas keg gini? Lo sarap si"Nayla berjalan menuju kedapur, dalam 5 menit saja sudah kembali dengan membawa nampan berisi dua softdrink, kentang goreng, satu loyang pizza, dan dua hamburger extra jumbo yang menggoyang lidah.
"Nay lo seriusan?""Iya, ini semua buat kita dan elo ga boleh nolak! Oke?"
"Nay tapi gue gabisa makan ini"
"Kenapa? Apa lo udah jadi vampire yang menghindari makanan manusia?? Ato jadi werewolf?"
"Ngaco lo kebanyakan nonton sinetron jadi ya gitu otaknya penuh dengan manusia serigala dan vampire"
"Alaaah elo juga suka kan nonton nya, sampe elo baper sendiri"
"Hahaha abis prilly sama aliando cans bangett nay"
"Kevin julio sama jessica mila juga cans banget haha"
"Paan sih lo"
"Udah udah ayo makan. Ini kesukaan lo semua kan?? Pizza dengan taburan jagung manis yang menggoyang lidah:G"
Nayla memotongkan satu potongan pizza ke piringku dan menambahkan saus sambal diatasnya. Yatuhan, apa yang harus aku lakukan.
Aku masih diam mematung tanpa menyentuh potongan pizza diatas piringku. Tapi tak berapa lama dering handphoneku berbunyi panggilan masuk dari kak galang! Aahsyukurlaah~"Bentar gue angkat telfon kakak gue dulu ya nay" kataku.
Nayla menggangguk."Haloo"
"Haloo de, ade lagi dimana?"
"Ini lagi di kafe om pram kak ada apa?"
"Cepet pulang ya, kita ada jadwal checkup hari ini"
"oh iya kak"
"Kakak tunggu dirumah ya"
"Siap bos"
Kak galang memutuskan sambungan telefonnya, "emm nay gue disuruh pulang kak galang nih""Yaaah tapi elo kan belom makan, yaudah kita bungkus aja ya makanannya buat diperjalanan. Mbaaaakkk"
Tak lama kemudian datang pelayan cafe itu, "iya mbak"
"Tolong ini semua dibungkus dan pizza nya diganti yang baru"
"Baik mbak"
20 menit kemudian aku sudah sampai di rumah. Kulihat kak galang yang menunggu dengan gelisah di teras rumah.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam yaampun sisi kamu kemana aja? Kita udah telat ini"
"Maaf kak tadi nayla..."
"Yaudah ayok kita harus buru-buru"Aku duduk di kursi penumpang, tiba-tiba saja perutku terasa mual sekali. Aku ingin sekali memuntahkan seluruh isi perut.
Keringat dingin mengucur di sela-sela dahiku, yatuhan yatuhan kuatkan hamba yatuhan.
Aku melihat kak galang fokus menyetir, rahangnya mengeras karena jalanan yang mulai macet karena banyaknya pengguna jalan yang menerobos lampu merah.
"Argh" aku mengerang pelan sepelan mungkin untuk menetralisir rasa sakitku, dan aku berharap kak galang tidak mendengarnya.
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan mobil kak galang sampai di rumah sakit.
Kak galang menyuruhku turun, tetapi tiba-tiba kakiku serasa lemas tidak bisa digerakkan. Kak galang turun duluan, dia sama sekali tidak menyadari keadaanku yang menahan sakit. Ah lupakan si! Yang penting sekarang bagaimana caranya aku turun dan menyusul kak galang.Aku berusaha menggerakkan kakiku sebisa mungkin tetapi sulit, aku hampir terjatuh dan terhantam mobil jika tidak segera ditolong oleh seseorang.
"Kamu gapapa si?"
"DIGO???"
"iya sii ini gue, badan lo dingin banget lo ngapain disini? Lo mau masuk? Gue gendong ya?"
Digo menggendongku, kak galang balik lagi keparkiran. "Dee yaampun kamu kenapa? Tadi kakak kira kamu udah jalan di samping kakak" kata kak galang. Digo menggendongku masuk, kak galang mengikuti dari belakang.Setelah sampai di ruangan dokter agra, digo membaringkan ku di kasur pasien.
"Ada apa dengan sisi dok? Dia kenapa tiba-tiba kambuh?"
"Kanker itu semakin lama semakin berkembang galang, kalau tidak secepatnya di operasi kemungkinan besar sisi meninggal."
"Tapi dok operasi itu mengangkat sebagian lambung sisi, lalu bagaimana nanti sisi akan makan dan minum?"
"Saya mengerti, tapi walaupun ada cara lain saya yakin tidak akan berhasil"
"Lakukan dok! Apapun caranya selain operasi! Saya rela, saya tidak ingin membuat sisi menderita dok"
"Kemoterapi... tetapi saya tidak bisa menjamin sisi bisa sembuh total. Saya akan berusaha"
"Kemoterapi?"
"Kemoterapi sejenis pemberian obat-obatan tertentu melalui darah yang bisa membunuh pertumbuhan sel kanker. Obat ini adalah obat keras. Pada kasus sisi karena masih kecil saya hanya takut adanya penolakan dari dalam tubuhnya"[SISIPOV]
Apa? Kemoterapi? Apa sudah separah ini tuhan? Aku berjalan mendekati kak galang dan dokter yang masih serius membicarakan tentang kemoterapi.
"Sisi... loh ngapain disini? Istirahat sana" kata kak galang.
Aku duduk di sebelah kak galang "dok saya tidak mau menjalani kemoterapi""Loh kenapa si? Ini cara yg terbaik untuk membunuh sel-sel kanker di dalam lambungmu" kata dokter
"Enggak dok, saya engga mau. Kalo emang udah waktunya sisi dipanggil sisi udah siap kok, sisi udah ikhlas"
"Apa-apaan sih kamu si!!! Gak yaa kakak ga pernah ikhlas!!!" Bentak kak galang.
Aku menatap kak galang, menangkupkan kedua tanganku di pipinya. Mata kak galang masuk kedalam mata hazelku.
"Kakak tau sisi kuat kan? Kakak yakin sisi bisa ngelewatin ini semua" kataku sambil bergetar.
Kak galang memelukku menumpahkan seluruh airmata dibahuku, aku tidak ingin menangis walaupun ini sangat menyakitkan bagiku.
Aku tidak menyesali keputusanku untuk tidak menganmbil kemoterapy, aku hanya ingin menikmati sisa-sisa waktuku dengan mereka orang-orang yang mencintaiku.Diluar digo menungguku dengan cemas, raut wajah khawatir tercetak di wajah tampannya. Aku keluar menghampirinya dan duduk disampingnya, digo menatap mataku. Aku memberikan senyuman palsu untuk menutupi rasa sakitku. "Kamu takut?" Tanya digo.
Aku menggelengkan kepalaku tanda aku tidak takut. "Kamu gabisa bohongin aku bie, kamu tau? Aku bisa baca pikiranmu""Haha apasih galucu" candaku
"Seriussss,"
"Digo"
"Hm?"
"Missyou"
Digo mengernyitkan dahinya, lalu spontan memelukku.
"Missyou too"Hay comeback:*:*
![](https://img.wattpad.com/cover/38301484-288-k780685.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepotong Coklat Untuk Sisi
Teen Fiction"bie...tolong bertahan buat aku bie" kata digo. "digo kembali keruanganmu, sisi akan baik-baik saja, kondisimu belum benar-benar pulih" "plis om biar digo nemenin sisi disini" suasana semakin memanas, ada apa dengan sisi? kalau mau tau lanjutannya...