CHAPTER XX

1.2K 79 2
                                    

[GALANGPOV]
Allahuakbar...Allahuakbar...
Kudengar adzan subuh berkumandang, aku mengerjap-ngerjapkan mata memandang malaikat kecilku yang terbaring di bangsal rumah sakit.
Di sofa kulihat digo tertidur dengan tenangnya, ditangannya menggenggam sebuah tasbih. Aku mengusap kepala sisi kemudian membangunkan digo mengajaknya berjamaah sholat subuh.
Mendengar digo mengumandangkan adzan di ruangan kamar sisi, sisi ikut terbangun. Dia juga ikut sholat subuh tetapi masih di atas tempat tidurnya.

Setelah selesai sholat digo kembali tertidur di sofa, raut mukanya tampak lelah meskipun masih tetap tampan haha.
Pagi ini sisi diperbolehkan pulang karena kondisinya semakin membaik.
Aku memakai kamar mandi duluan kemudian gantian sisi yang dengan sedikit bantuan suster dia membasuh tubuhnya.
Aku membantu sisi menyisir rambutnya yang coklat, "kak kakak tau gak, sisi lagii bahagiaaaa bangettt" katanya.
"Uluhhh sebahagia apa sih adek kakak ini" godaku.
Dia menunjukkan isi sms dari seseorang dan aku membacanya dengan serius. Perasaanku ikut membuncah bahagia seperti sisi, entah kenapa rasanya seperti ini tetapi yang jelas aku bahagia.
Aku memeluknya haru mencium rambutnya yang wangi. Digo menggeliat, kemudian terbangun dari tidurnya. Wajahnya sayu khas orang bangun tidur, dibenahinya posisi hoodie merahnya dan melipat kedua tangannya didedapan dada, digo kembali memejamkan kedua matanya.
Pantas saja malaikat kecilku menggilainya, dia sangat tampan. Bahkan wajah bangun tidurnya saja membuat orang terpikat apalagi dia tertawa.
"Bangunin tuh pangeranmu suruh mandi kakak mau ada urusan sebentar"
"Iyaaah jangan lama-lama yaa kak"
Aku menggangguk pelan.

[SISIPOV]
Aku memandangi digo yang tidur disofa, hon dia mirip kamu yaa wajahnya yang sayu tatapan tajamnya. Hon kamu tau? Aku mengidap penyakit ini? Kuharap kamu jaga baik-baik ya rahasia ini, Hon I miss you.
Aku berjalan kearah digo, dengan selang infus yang masih tertancap ditanganku.
Aku duduk disampingnya, membelai kepalanya.
Digo malah tidur di bahuku. Aku mengusap-usap pipinya, digo mengigau nama seseorang dia memanggil nama itu dengan memeluk pinggangku.
"Tania... aku kangen" ucap digo dalam igauannya.
Tania? Siapa? Aku bertanya-tanya dalam hati, aku mengusap-usap pipinya agar dia bangun "hm? Sebentar sayang, aku masih pengen peluk kamu"
Aku melepaskan pelukannya "aku sisi!" Ucapku bergetar, sebegitu gak pentingnya aku dihidupmu digo, bahkan dalam tidurmu kamu menyebut nama perempuan lain.
Digo bangun dari tidurnya, dia melihat pelupuk mataku basah. "Hey kamu kenapa?" Tanyanya.
"Nope, mandi sana"
Digo seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi aku segera bangun dan kembali rebahan di tempat tidurku karena om agra dan kedua suster rumah sakit ingin mengecek keadaanku.
Digo melangkah gontai ke kamar mandi. Aku fokus ke om agra dan kedua suster nya.

Keluar dari kamar mandi digo menghampiriku dan mencium keningku "selamat pagi sweetheart" katanya.
Aku terdiam, "sweetheart? Bukannya kamu tadi ngigo nama cewe lain?" Tanyaku sinis.
"Siapa bie?" Digo bertanya bingung.
Aku memalingkan muka dan membuang pandanganku ke lantai.
Digo mengelus rambutku dan menaruh kepalanya di bahuku. "Aku sayang kamu bie! Plis jangan bawa-bawa orang lain!" Ucapnya di telingaku.
Apa?? Bawa-bawa orang lain? DAMN! Padahal dia yang membawa nama tania! Oh shit!!
Aku melepaskan tangannya yang merangkul perutku kemudian menyingkirkan kepalanya.
Digo menatapku sebal dan hampir memagut bibirku, untung bang galang segera datang huft.
"Kita pulang sekarang" kata bang galang.
Saat kami bertiga ingin meninggalkan rumah sakit tiba-tiba kak thea muncul, tangannya membawa coklat dan boneka doraemon.
"Hay cantik" sapanya.
Aku memeluk kak thea, "kakak ih nyebelin ya! Gapernah hubungin sisi sekarang! Sisi kangen!" Omelku.
Dia hanya mempererat pelukannya dan aku mendengar dia menghela nafasnya dengan berat.
Kak thea melepaskan pelukanku dan menyapa kak galang singkat. Hey ada apa dengan mereka? "Oyaah ni kakak bawain coklat sama doraemon" katanya.
"Aaaaa thankkis kak thea :D kakak berantem sama kak galang ya?" Tanyaku penasaran.
"Engg...enggak kok de" jawab kak thea gugup.
"Tumben kalian engga sayang-sayangan?" Tanyaku lagi.
"Kita uda selesai de" jawab kak galang datar.
Aku terkejut dan ingin berteriak, tetapi kak galang menutup kedua mulutku.
"Lepasin lang kasian sisi ga bisa nafas!" Bentak kak thea.
Kak galang melepaskannya, memandang mata biru kak thea, lalu pamit keluar.
"Kenapa harus putus kak? Kan sayang" ujarku sedih.
"Gapapa de, mungkin kakakmu pengen serius kuliah dulu"
Kulihat pelupuk mata kak thea berair, yatuhann benarkah mereka putus? Ganyangka!!

Hay readers :) maaf lama ya update nya =D
Maaf ceritaku garingg boseni ah pokonya ini ono kucrut apalah-apalah -_-
Tapi aku seneeng bangett ternyata ada yang nunggu kelanjutannya :) tapi bukan berati aku gila voment yaa -_-
Tapi aku cuman pengen ceritaku dihargai yaah paling engga di kasih masukan *eaaak:D
Soalnya aku ngiri gitu kalo baca cerita orang lain tu banyak gituuu yang voment -_-
Iyasihh ceritaku amburadull tapi hargain yak :D haha duh maaf kalo authornya keg gini :v maklum anak sma :D eh engga deng hahaha
Tunggu yaa chapter selanjutnyaa mau ucapin banyak2 terimakasih buat temen2 yang udah cerewetin authornya =d udah timpukin authornya sendal karna ceritanya mau ditamatin :v dadaaaaahhhh

Sepotong Coklat Untuk SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang