Bab 8 bingung

2K 84 0
                                    

Ayumi meraih pipi issabel dan mencium bibirnya dengan lembut.

Issabel kaget, mematung diam tak berkedip.

Semakin lama ciuman itu semakin dalam, bibir ayumi terus menghisap bibir issabel yang lembut.

Issabel sadar dan segera mendorong ayumi untuk mundur.

"Apa yang kamu lakukan"

"Menciummu"

"Kamu bahkan tidak sadar dengan apa yang baru saja kamu lakukan ayumi" issabel segera keluar sebelum terjadi hal gila lainnya.

Issabel duduk di depan kamarnya, sambil meletakkan telapak tangan di depan dada yang terus berdebar tidak karuan.

Bayangan apa yang terjadi sebelumnya terus berputar di ingatan issabel.

"Aku harus menenangkan diri"

issabel menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan, dia lakukan berkali-kali.

###

Di pagi hari issabel sibuk menjahit baju, tangannya sangat cekatan, ini termasuk salah satu hobinya, tidak ada satupun hal yang tidak bisa dilakukan oleh issabel.

"Wah, tuan putri memang bisa segalanya" puji pengasuh bilkis namanya rania.

Dahulu ibu rania dijual sebagai budak di salah satu pejabat yang kejam, ibunya di perkosa hingga lahir dirinya, jadi bisa di bilang rania setengah bangsawan.
Saat sang ibu teraniaya, ayah issabel menyelamatkan rania dan ibunya. Sang ayah membeli rania dan ibunya dengan harga yang tidak murah.

Di keluarga issabel rania diperlakukan sangat baik, dia tidak pernah kelaparan ataupun dianiaya. Namun sayang saat tragedi itu, ibu rania turut menjadi korban kekejaman pemerintahan. Ibu rania meninggal dengan tusukan di perutnya, Rania selamat dan menggantikan ibunya merawat bilkis.

Krekkk

Pintu kamar terbuka, ayumi baru saja keluar.

"Aku harus segera pulang, sebelum ibu mencariku"

"Tentu" jawab issabel tanpa menatap ayumi.

Suasana sedikit canggung dan aneh, apalagi issabel tidak tau apakah ayumi mengingat apa yang diperbuat semalam.

Ayumi langsung kembali pulang sebelum ibunya membuat keributan. Dan beruntung dia tiba tepat waktu, sebelum sang ayah datang.

"Pernikahanmu semakin dekat, kamu harus mempersiapkan diri, dan jangan sering keluar tanpa pengawal"

"Iya ayah"

"Dan akhir-akhir ini ayah sering melihatmu dengan issabel, jaga jarak dengan wanita itu, tidak ada yang tahu apa yang dia rencanakan"

"Dia tidak seperti itu ayah"

"Dengarkan ayah" seperti biasa ayumi diperbolehkan menentang sang ay
Ayumi diam bukan berarti setuju, dia anya tidak ingin berdebat.

Di sore hari keributan terjadi, ayumi mendengar bahwa sang ayah terluka, tusukan pisau menancap di bahu ayahnya, beruntung itu bukanlah area berbahaya sehingga dipastikan bahwa roga akan baik-baik saja.

Nasib buruh menimpa pelaku "siapa yang melakukannya ibu?" Tanya ayumi.

"Pelayan keluarga issabel"

Ayumi kaget, pengawal masuk kendalam, menyampaikan informasi.

Saat keluar ayumi melihat issabel tengah berlutut di depan kediaman roga.

"Mohon ampuni pelayan hamba"

"Issabel.. berdirilah" ayumi datang mencoba membuat issabel berdiri.

Namun issabel menolak, lantas ayumi memohon pada sang ayah agar menurunkan hukuman yang akan di berikan.

"Dia hampir membunuh ayah, jika dia dibiarkan hidup siapa yang bisa menjamin dia tidak akan membunuh keluarga ayah" bentakan kemarahan yang diterima oleh ayumi.

Sudah berjam-jam saat issabel berlutut di bawah terik matahari tanpa minum sekalipun.

Entah sampai kapan dia mampu bertahan di posisi itu, ayumi datang membawakan air dan makanan, namun issabel tidak berkutik.

Yang ditakutipun terjadi, tubuh issabel runtuh setelah lebih dari 12 jam di posisi yang sama.

Perjuangannya sia-sia, tepat jam 7 pagi issabel terbangun, dia sadar bahwa tidak ada perubahan apapun walaupun dia sudah memohon, 2 jam lagi eksekusi akan di lakukan di muka umum.

"Issabel.." ayumi datang.

Issabel tidak punya waktu untuk berbicara dengan Ayumi, lantas dia mengambil pedangnya.

"Apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku tidak bisa diam dan melihatnya mati"

"Itu berbahaya"

Issabel tidak menjawab, yang ada di fikirannya adalah membawa rania pergi dan pindah ke kota lain melarikan diri.

Ayumi menahan issabel "dia bersalah"

"Aku sudah memohon.. aku sudah berlutut menginjak harga diriku, agar setidaknya jangan merenggut nyawanya" dengan mata berkaca-kaca. "Dia... sudah seperti adikku sendiri"





forbidden story (lesbian story) GXGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang