part 19 keinginan

1.4K 71 2
                                    

Issabel membuka mata, melihat langit langit kamar yang tidak dia kenal. Disampingnya seseorang tertidur dalam posisi duduk sembari memegang tangannya.

Issabel menarik tangannya, dia kaget membangunkan pria yang sudah sah menjadi suaminya.

"Kamu sudah sadar?" Berusaha menyentuh kening issabel.

Issabel mundur dan menepis tangan Bram, dan menyadari pakaiannya sudah berubah.

"Kamu pingsan, tidak terjadi apapun semalam, pelayan wanita yang mengganti pakaianmu"

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu"

"Aku tidak memaksamu percaya, tapi kamu perlu tau, aku tidak pernah berbohong dalam hidupku"

Issabel diam, pelayan membawakan obat dan makanan untuk issabel.

"Makanlah kemudian minum obat" Issabel tidak merespon "atau kamu ingin aku menyuapimu dengan mulutku?"

"Kamu pasti gila"

"Apa yang bisa kamu lakukan dengan tubuh lemah ini, makan jadilah kuat lalu kita bisa kembali berdebat"

Saat itulah issabel menurut, dia harus kembali sehat, bertahan hidup demi adiknya.

Bram pergi ke gedung utama untuk melakukan tugasnya sebagai pemimpin wilayah.

Issabel yang sudah mulai pulih kembali keluar dari kamarnya, dia melihat bunga bermekaran indah di halaman tempat dia tinggal.

"Apakah tuan putri menyukainya?"

Issabel melirik ke seorang pelayan "kamu bekerja disini?"

"Saya bertugas mengurusi bunga yang ada disini, jika ada bunga yang tidak anda sukai, anda bisa mengatakannya"

"Semuanya cantik"

Tatanan, tampilan rumah semuanya berbeda jauh dengan tempat tinggal issabel sebelumnya. Memang tempat ini jauh lebih berwarna lebih indah namun tetap saja issabel merasa kesepian.

Setiap malam Bram akan datang, disaat itu juga issabel akan menutup pintu rapat tidak mengizinkan suaminya untuk masuk. Namun anehnya Bram menurut dan tidak melakukan apapun entah apa yang dia rencanakan.

Ayumi memulihkan diri, hingga kondisinya membaik, Bram mengizinkan ayumi pergi keluar rumah setelah tabib mengatakan hal baik tentang kondisinya.

Tempat yang ingin isabel datangi adalah tempat dimana bilkis berada. Beruntungnya hari itu issabel mendapat panggilan dari istana untuk menemani ratu yang kesepian.

Setidaknya itu yang disampaikan Raja. Bram tidak punya alasan untuk melarang, dia mengira issabel dan ayumi sangat dekat layaknya seorang sahabat, mungkin itu alasan ayumi menentang pernikahan mereka karena menganggap Bram adalah pria kejam yang akan menyakiti issabel.

"Kamu bisa pergi, berhati hatilah"

Issabel langsung pergi tanpa menjawab, saat memasuki halaman istana semua nampak normal namun saat kakinya akan melangkah masuk ke istana dalam, disitulah kekacauan terlihat.

Kendi yang pecah bertaburan di lantai, semua pelayan istana terlihat sibuk membereskan masalah yang dibuat oleh sang ratu.

"Apa yang terjadi" tanya issabel apda salah seorang pelayan.

"Sudah lebih dari satu minggu, yang muliah ratu mengamuk, semua yang kami lakukan salah, dia tidak segan akan menghukum siapapun yang membuatnya merasa jengkel."

"Rasakan ini"

Issabel mendengar suara ribut dari dalam, saat membuka pintu, terlihat seorang pelayan tengah berdiri sambil mengangkat roknya. Ayumi terlihat mencambuk betis pelayan itu.

Issabel masuk memberi aba-aba agar semua pelayan segera keluar.

"Apa aku bermimpi?"

"Ini aku, apa yang terjadi"

Ayumi langsung berlari kearah issabel dan memeluknya "aku merindukanmu" sambil menangis "hidupku terasa hancur, aku tidak bisa tidur"

Issabel mengerti bagaimana perasaan Ayumi, dia juga pernah merasakan hal buruk itu.

Issabel membalas memeluk ayumi sambil mengelus rambut bagian belakang Ayumi.

Selanjutnya mereka mengobrol, suasana menjadi lebih terkendali, semua pelayan bersyukur dan senang atas kedatangan issabel. Mereka merasa issabel adalah penyelamat yang mampu mengendalikan ayumi.

Tak lama Ayumi akhirnya bisa tertidur di pangkuan issabel. Area bawah Mata ayumi menghitam akibat kurang tidur, wajahnya terlihat pucat, ayumi sungguh terlihat kacau, dia benar benar tergila gila pada issabel.

Issabel membaca buku yang ada di rak kamar Ayumi untuk mengisi waktu luang, beberapa saat Ayumi mengigau.

"Tidak, issabel.." ayumi terbangun.

Issabel langsung memegang tangan Ayumi "aku disini"

Nafas Ayumi masih memburu "kamu disini"

"Iya.. aku disini.. tenanglah"





forbidden story (lesbian story) GXGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang