6. Problem

62 3 0
                                    

Hai, hai, hai!

Kita ketemu lagi hehe.

Jujurly teh aku lagi merasa dejavu, jadi untuk nulis part ini benar-benar kosong😔😔

Langsung aja ya!!!

*****

Siang yang panas dengan pembelajaran yang panas pula. Fisika. Mungkin bagi orang yang suka fisika ini adalah fase yang menyenangkan, tapi bagi para pembenci ini fase yang menyebalkan. Suasana panasnya matahari, soal fisika yang memusingkan ditambah suara gaduh dari kelas sebelah membuat kelas XI IPA 1 emosi.

"BERISIK BANGET ANJING! GAK TAU LAGI PUSING-PUSING APA?! DIEM WOI, GUE ANCURIN KELAS LO KALO BERISIK TERUS!?" teriak Mahen penuh dengan emosi.

Kelas sebelah benar-benar mengundang keributan. Entah apa yang sedang mereka ributkan suara teriakan serta tawa sangat keras.

Alin yang sedari tadi sudah berdecak mulai kehabisan stok sabar, ia keluar dari kelas dan berjalan ke pintu masuk kelas XI IPA 2.

"Assalamu'alaikum! Bisa tolong kecilin gak suaranya? Kelas gue lagi ada tugas soalnya butuh ketenangan," tegur Alin dengan hati-hati.

Salah satu siswa memandang Alin dengan tatapan malasnya, "Apa peduli kita? Kelas lo yang lagi ngerjain soal 'kan? Kita cuman seneng-seneng, gak terima?!"

"Bukannya gak terima, tapi kesenangan kalian ganggu yang lain."

"Ya bodo amat anjir! Kalo keganggu pindah kelas sana. Dasar anak ambis!"

Alin yang tidak mendapat apa yang ia mau memandang XI IPA 2 dengan tatapan bombastic. Ia memilih kembali ke dalam kelas.

"Anak ambis jidat lo lima! Gak tau aja kalo kita ngulur-ngulur gimana!" gerutu Alin dengan kesal. Ia pindah haluan jalan menuju kantin, sepertinya membeli makanan enak.

Ia kembali ke kelas dengan membawa satu cup minuman dan satu plastik cimol. Terlihat temannya sudah bermuka masam, ternyata kelas sebelah masih gaduh. Seperti mereka harus diberi lem agar diam.

"Lo dari kelas sebelah atau kantin?!" tanya Mahen sedikit emosi.

Alin memandang aneh ketua kelasnya, "Dua-duanya lah! Kenapa?"

"Kok lo sewot?"

"Lo juga nanyanya sewot. Gue bales lah!"

"Terus kalo lo ke kelas sebelah ngapain mereka masih berisik?"

"Mereka gak mau diem. Katanya bodo amat. Lo ngajak ribut? Dari tadi sewot terus!"

"Siapa yang ngajak ribut anjir! Gue lagi nanya."

Alin mendelik, "Tapi lo nanyanya kaya ngajak ribut!"

"Tapi gue gak ngajak ribut!"

"Terus ngapain lo sewot begitu huh?!"

"Gue gak sewot!"

"DIEM BANGKE. Malah kalian yang ribut," ujar Ervin berdiri dari duduknya.

"Nih orang ngajak ribut!" Alin menunjuk Mahen penuh dendam.

AZLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang