17. Ayo Pacaran!

25 1 0
                                    

Haiii!!

Jangan lupa beri apresiasi kepada penulis dengan tekan tombol bintang dan komen setiap paragraf! Terimakasih💓

Enjoy aja brow!
Mood kalian sedang bagaimana?

****

Seminggu berlalu setelah insiden perjodohan tak bermutu antara Brata dan rekan kerjanya. Dari situ kesialan datang kepada Azlan. Caca—anak dari rekan kerja Brata alias Darto tiba-tiba mempunyai nomor handphone-nya. Entah bagaimana caranya dan darimana ia mendapatkan nomor dirinya.

Setiap hari dia selalu mengirimi pesan kepada Azlan, mulai dari pagi hingga malam Caca tidak kehabisan topik pembicaraan. Padahal Azlan menanggapi pun tidak.

Seperti saat ini Azlan menggeram kesal sebab handphone miliknya selalu mendapat pesan dari Caca. Ia mengirimi pesan dengan nomor yang berbeda, sudah empat kali Azlan memblokir.

"Bangsat!" umpat Azlan melihat layar handphone.

"Hallo Azlan, lo lagi apa? Gue baru pulang sekolah nih. Lo udah pulang belum?" Suara berasal dari belakang tubuh Azlan dan sangat cocok dengan pesan yang masuk ke dalam handphone miliknya.

"Itu pacar lo ya?" Alin menampakkan mukanya persis di samping Azlan, ia terlihat sangat penasaran.

Alin-lah yang membaca pesan dari Caca, ia sedang piket kelas bersama Zeeya. Sedangkan teman-teman yang lain sudah pulang, bel tanda pulang pun sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

Azlan langsung menyimpan handphone miliknya ke dalam saku.

"Kasian gak dibales, jangan sombong lo Lan," tegur Alin mulai menyapu kembali.

"Suka-suka gue." Azlan bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kelas. Dengan sengaja ia menendang sampah yang sedang Alin sapu.

"HEH! MAKHLUK ASTRAL JAHANAM LO YA!" amuk Alin mengejar Azlan sampai pintu masuk, tak lupa sapu terangkat tinggi seakan siap melayang kearah target.

Azlan berlari menghindari amukan Alin. Ia akan ke warung Lek Jawir sejenak, inti Agrazie pun sudah berada disana.

"Itu Azlan!" seru Alwan sedang menikmati nasi bungkus lengkap dengan es teh.

"Kenapa?" tanya Azlan seraya duduk dibangku samping Gian.

"Ngapain lo di kelas? Nunggu Alin selesai piket ya?" tanya Ervin disertai godaan.

"Mata lo!" Azlan melempar satu cabai kearah Ervin.

"Mata gue dua," jawab Ervin dengan nada super menyebalkan.

"Bisa-bisanya lo punya kembaran gila gini Van," hina Azlan pada Ervin.

"Kayanya nyokap bokap gue waktu itu lagi apes makanya dia begini," ucap Ervan dengan entengnya.

"Sembarangan kalo ngomong, yang sopan sama Abang." Ervin menggeplak kepala Ervan.

Alwan menengguk es teh sebelum berkata, "Abang itu kasih contoh yang baik buat adeknya, lo malah yang harusnya dikasih contoh. Kelakuan kaya monyet gitu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang