Haiiiii!!!
Heumm udah part 12 tapi blm ada kepastian.
Di pertengahan ada kejutan brow🥰🤗
Langsung aja ya.....
*****
Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Terdapat dua insan sedang berkutat dengan bukunya masing-masing. Sejak jam pelajaran kedua berbunyi sampai saat ini mereka masih duduk anteng di dalam perpustakaan.
"Udahlah gue mau istirahat. Ini soal banyak banget." Alin membanting bolpoin miliknya. Ia menatap lelaki yang sekitar 1 jam lebih sudah bersamanya, Azlan.
"Ngapain?" Alin terkesiap mendengar pertanyaan Azlan.
"Gue mau pergi, lo kerjain tuh soal oke?" Alin pergi meninggalkan Azlan sendirian.
Sepeninggalan Alin, Azlan asik berselancar di media sosial. Sampai panggilan telefon dari Gian menghentikan kegiatannya.
"Apa?" sapa Azlan setelah menggeser tombol hijau.
"Lo dimana?" Suara Gian sedikit tidak jelas oleh ramainya keadaan di sebrang.
"Perpus."
"WaRen bentar," pinta Gian.
Azlan mengerutkan keningnya, tapi tak urung iapun mengiyakan ujaran Gian. Setelah telefon mati ia membereskan bukunya dan buku milik Alin lalu menaruh di sebuah loker.
Ia pergi meninggalkan perpustakaan dan keluar area sekolah melalui gerbang belakang sekolah. Berjalan sedikit sampai menemukan sebuah warung yang biasa ia dan teman-temannya nongkrong.
"Lan!" seru lelaki anggota Agrazie yang sedang merokok.
Azlan hanya menganggukkan kepalanya, ia masuk ke dalam warung. Terlihat ke empat inti Agrazie sedang duduk bersama.
"Widih yang abis berduaan di perpus bareng ayang!" goda Ervin saat Azlan datang.
"Dia jadi bos kebun bunga dadakan pasti Vin," sahut Alwan.
Azlan memandang sinis kedua temannya, "Brisik!"
"Ada apa?" lanjutnya bertanya pada Gian.
"Gue dikasih surat sama anak kesayangan bokap." Gian menyodorkan sebuah kertas yang terlipat.
Azlan mengambilnya dan membuka.
'Keberadaan kalian menganggu area nafas kita. Tunggu dimana kalian hancur."
Itu isi suratnya. Dipojok kiri bawah tertulis Calzeo ⚔️. Azlan mendengus, ia menaruh surat tersebut diatas meja.
"Campur sama surat yang lain Van," titah Azlan kepada Ervan.
"Lama-lama kita bisa bikin buku dari surat mereka Lan." Ervan menyimpan surat tersebut dalam saku jaketnya.
Alwan dan Ervin tertawa. Entah apa yang lucu, tapi menurut mereka ucapan Ervan lucu.
"Adek lo gimana?" Azlan memijit pangkal hidungnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZLAN
RandomAzlan Davindra Zyandru Anak tunggal dari keluarga yang terpandang. Ayahnya seorang pengusaha sukses. Ia seorang pemimpin dari perkumpulan motor bernama AGRAZIE. Pintar dalam semua hal terutama matematika. Alin Shaqueena Razeta Anak kedua dari tiga...