5. From Someone

57 2 0
                                    

Anyong!

Cuaca nya akhir-akhir ini sangat panas.

Tapi tak sepanas melihatnya dengan yang lain. Kalo itu lebih kek aksjjs😔

Jaga kesehatan ya, Brow!

Sekarang udh part 5, siapa yg suka angka 5☝🏻

*****

Dua perempuan paruh baya sedang berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Jam menunjukkan pukul 06.17 WIB. Pasti anggota keluarga akan turun sebentar lagi.

"Selamat pagi, Ma, Bi," sapa seorang gadis yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Pagi anak Mama."

"Selamat pagi juga, Non."

"Kaya Bi Sarom dong kalo jawab, lengkap dan mudah dipahami," protes gadis itu kepada sang Mama.

"Di kira lagi pelajaran segala lengkap dan mudah dipahami." Mamanya menggelengkan kepalanya.

Gadis itu hanya menampilkan senyumnya. Ia menoleh ke arah pintu ruang makan menunggu sang ayah datang.

"Pagi semuanya." Seorang pria paruh baya datang dengan pakaian kantornya.

Baru juga duduk di kursi, beliau sudah melihat tangan sang anak yang terulur dengan senyuman yang dibuat semanis mungkin.

"Kenapa?"

"Uang saku Minggu ini kan belum dikasih," tagih sang anak kepada ayahnya.

Pria itu menggelengkan kepalanya. Ia mengambil uang seratus ribu dan menaruhnya di atas tangan sang anak.

Menarik uluran tangannya seraya berucap, "Terimakasih Pak Vano."

Vano Ghifari Razeta, ayah dari dua anak ini adalah seorang pengusaha yang sukses. Orang yang sangat sibuk, sampai kadang-kadang jika ingin bertemu beliau harus membuat janji. Tapi bukan berarti beliau lupa dengan keluarga di rumah, saat weekend tiba beliau akan full berada di rumah.

Melati Shaqueen adalah istrinya. Wanita yang memilih menjadi Ibu Rumah tangga saja tanpa ikut bekerja seperti suaminya. Kata beliau mengurus rumah, suami dan anak-anak lebih baik. Mereka adalah kedua orang tua Alin. Nama tengah Alin pun diambil dari nama ibunya.

Melati menghidangkan sarapan pagi ini dengan rapih. Nasi goreng, ayam goreng serta kerupuk menjadi pelengkapnya. Mata Alin berbinar melihat menu pagi ini.

"Ma, Alin bawa bekel nasi goreng dong," ujarnya dengan tangan mengambil nasi goreng serta ayam.

"Bentar Mama siapin dulu." Melati pergi kembali ke arah dapur guna menyiapkan bekal untuk Alin.

"Yang banyak ya, Ma! Siapa tau Zeeyantul mau," pesan Alin yang di angguki Melati.

"Nama orang main diganti aja sama kamu." Vano menggelengkan kepalanya. Kelakuan sang anak selalu mampu membuat dirinya geleng-geleng apalagi jika anak sulungnya berada di rumah.

AZLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang