Haiii!!!
Aku udah lama gak nulis di sini, aku sdg suka membuat au di Instagram.
Jangan lupa dibaca ya:
wattpadmilkyy_Di situ. Tapi disini juga jangan di tinggal hehe.
*****
Udara pagi hari yang segar menambah kesan menyejukkan di sekitar. Beberapa pengendara melintas siap menjalani kegiatan masing-masing.
Di sebuah warung dengan gaya khas yang amat sederhana terlihat segerombolan pemuda berseragam putih abu-abu sedang menikmati suasana segar dari hawa pagi yang khas. Obrolan-obrolan ringan serta tawa renyah mengudara bercampur dengan semilir angin yang berhembus.
"Kowe podo ki bukane mangkat sekolah malah nongkrong," ujar pemilik warung seraya menaruh satu piring pisang goreng dengan asap yang masih mengepul. Cara bicaranya sangat kental akan aksen Jawa.
Lima pemuda yang sedang menyantap hidangannya masing-masing menghentikan sejenak. Mereka sedikit bingung dengan bahasa yang digunakan oleh pemilik warung tersebut.
"Lo paham gak Al?" bisik Ervin pada Alwan yang sedang menyantap pisang goreng.
"Ewnggak." Kepalanya menggeleng.
Setelah menelan pisang goreng ia berujar, "Coba tanya Azlan dia 'kan masih ada keturunan Jawa."
Pemilik warung dengan nama Jawir ini dan biasa di panggil dengan Lek Jawir, terkekeh mendengar perkataan Alwan.
Ia menepuk pelan bahu Azlan membuat sang empu menoleh, "Kowe paham omonganku tah?"
Azlan hanya mengangguk, memang ia masih ada keturunan Jawa dari sang Ibu. Omanya orang asli Jawa. Bahkan beberapa kali ia mengunjungi rumah sang Oma di Jawa.
Lek Jawir tertawa, "Kita bisa nggibahi koncomu di depan de'e berarti."
"Bisa diatur." Azlan menghisap rokok yang terselip diantara kedua jarinya. Memang sangat enak pagi-pagi merokok dengan secangkir kopi hitam.
"Jujur, pusing gue," keluh Ervin merasa tidak paham dengan percakapan Lek Jawir dengan Azlan.
"Lek, tadi emang artinya apa?" tanya Alwan penasaran.
"Yang mana?" Walaupun berbahasa Indonesia, logat jawa Lek Jawir sangat medok.
"Yang awal tadi."
"Kalian bukannya sekolah malah nongkrong," jelas Lek Jawir dengan bahasa Indonesia.
Mereka akhirnya paham akan pernyataan Lek Jawir.
"Kerajinan Lek jam segini udah di sekolah. Nanti guru BK gak ada kerjaan kalo kita rajin," ujar Ervin yang sedang menikmati bubur ayam Abang gerobak. Ia tadi menghadang penjual bubur ayam keliling yang biasa ia beli dengan teman-temannya.
"Lo-nya aja yang males sekolah Vin," sahut Alwan. Ia sudah kenyang dengan pisang goreng buatan Lek Jawir.
"Kaya lo enggak, gue tau waktu Azlan ngajak kesini pasti lo kesenengan kan?" selidik Ervin.
"Sama-sama seneng jangan banyak ribut," ujar Ervan.
"Gue biasa aja," sanggah Ervin jual mahal.
"Pergi sana!" usir Gian yang sama dengan Azlan. Rokok, number one.
"Ya elah, serius amat Abang Gian. Dedek jadi atut," ujar Ervin men-dramatis.
"Ya Allah, bisa-bisanya hamba punya kembaran seperti dia," keluh Ervan menatap sang kembaran dengan aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZLAN
RandomAzlan Davindra Zyandru Anak tunggal dari keluarga yang terpandang. Ayahnya seorang pengusaha sukses. Ia seorang pemimpin dari perkumpulan motor bernama AGRAZIE. Pintar dalam semua hal terutama matematika. Alin Shaqueena Razeta Anak kedua dari tiga...