Letupan terdengar dari arah timur, sepertinya para penjahat telah menyadari kehilangan sandera. Pemuda yang tampak berpeluh dengan penampilan yang berantakan tampak lelah karena telah berlari cukup jauh apalagi sebelumnya ia sempat adu gulat dengan para penjahat itu, bahkan luka gores di lengannya masih meneteskan darah.
"Gara aku udah ga sanggup lari lagi," pemuda itu menoleh pada wanita yang sedari tadi dia genggam tangannya. Wanita itu pun tampaknya tak beda jauh darinya, sudah sangat lelah bahkan wajahnya sudah memucat. Pemuda itu mulai mengedarkan pandangannya mereka masih di tengah hutan, masih cukup jauh rumah penduduk mereka tidak bisa meminta tolong.
"Sebentar lagi Rin, kita lari sedikit lagi ya?"
"CUT!"
Mendengar seruan itu kedua muda-mudi itu pun bernapas lega akhirnya selesai juga untuk scene ini. Scene ini sudah diulang untuk kesembilan kali. Karena-
"Maaf ya Wa, gara-gara aku jadi harus diulang terus, sutradaranya sih ribet banget, yang tadi-tadi kan juga udah lumayan bagus padahal." Dewa hanya meringis mendengar pembelaan Ranina, bukan apa-apa tapi menurutnya acting Ranina memang tidak begitu bagus, pantas saja kalau sutradara kurang puas, bahkan yang barusan saja masih belum cukup bagus sebenarnya. Bukan karena dia yang terlalu sombong atau perfectionis tapi sebagai seorang yang sudah berkecimpung di dunia peran bertahun-tahun ia cukup tahu standar acting yang pantas masuk layar kaca.
"Ga papa, kan bisa belajar lagi."
Ranina tersenyum manja lalu menggamit lengan Dewa lembut sambil sibuk membujuknya untuk mengajarinya acting, apalagi scene selanjutnya akan masuk ke klimaks cerita. Kalau perlu sehabis syuting hari ini mereka bisa pergi bersama sambil mendiskusikan hal-hal untuk scene selanjutnya.
"Sorry gue ada janji sama temen-temen." Melihat ketertarikan Ranina buru-buru Dewa berucap, "Tapi ini kumpul cowok-cowok, lo ngerti lah gimana?" ujar Dewa dengan tawa kecil, ia rasa untuk wanita dewasa yang bahkan lebih tua dua tahun darinya pasti mengerti kalau sudah kumpulnya cowok-cowok, itu artinya cewek haram untuk gabung kalau tidak mau jadi bahan untuk digodain.
"Oh oke deh, mungkin lain kali," wajah Ranina tampak memerah karena malu lalu berlalu bersama managernya.
"Tumben nolak biasanye iya-iya saja lu, Bang?" tanya salah satu staf produksi yang sedari tadi sibuk membereskan properti. Dewa yang ditanyai hanya menaikkan kedua bahunya.
"Ck ketebak lu Bang, udah bosen lu yak, ga boleh jahat-jahat Bang sama cewek." Dewa hanya tertawa kecil menanggapinya, malah akan lebih jahat bila ia terus mengamini tingkah Ranina. Karena Dewa bukannya tak sadar, wanita itu sudah melewati batas, ia mulai punya harapan lebih pada dirinya sedang Dewa masih di titik yang sama, tak bisa memberikan hubungan lebih dari teman.
***
"Wa lo jadi sama si Ranina itu?" Dewa menyelesaikan kunyahannya lalu meminum minuman pesanannya, menjawab pertanyaan yang belakanyan ini sering kali ia dengar.
"Kev... Kev kaya cewek lo gosip mulu, berita gue sama Ranina kenapa jadi digede-gedein banget dah?"
"Apa gue bilang cuman koleksi Dewa doang kan," ujar temannya satu lagi-Rehal sambil tertawa karena merasa tebakannya benar.
"Anjirlah jahat banget istilahnya. Koleksi? Bukannya akan lebih baik kalau disebut teman dekat?" ujar Dewa membela diri. Ia kadang bingung mengapa banyak orang yang selalu salah menilainya. Ia hanya suka berteman dengan semua orang.
"Teman dekat? Tapi kedekatan bego!" cerca Jeremy temannya yang baru saja bergabung di mejanya, Dewa hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan teman-temannya, mengapa dari pembicaraan mereka terdengar seolah dialah seorang penjahat wanita. Selama ini ia memang kerap berganti gandengan tapi tak ada satupun yang ia janjikan sebuah ikatan, Dewa hanya tak suka sepi dan terlalu suka keramaian. Ia hanya senang berteman.
![](https://img.wattpad.com/cover/177648080-288-k519107.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika (Haechan)
General FictionGadisya si baik, si cerdas, si berbakat dan si pemilik jalan kehidupan yang sempurna, semua orang tahu itu, selalu begitu sejak dulu. Ia mendapatkan banyak cinta dari orang banyak. Sedang Dewa anak lelaki manis yang kini terkenal sebagai si berandal...