Ketika fajar sang penerang yang kehadirannya terkalahkan oleh senja yang hanya mendatangkan kegelapan
.
.
.Mungkin sudah satu Minggu setelah Arlan menurunkannya di tengah jalan hari itu, bahkan hingga kini laki-laki itu sangat sulit untuk di hubungi dan ketika Sanjana datang ke rumah sakit maka laki-laki itu akan mengatakan seribu alasan dengan enggan menemuinya.
Kadang kala Sanjana berpikir tentang perasaan Arlan kepadanya saat ini, ada niatan dalam hati Sanjana untuk memilih menyerah tapi di satu sisi Sanjana merasa cintanya kepada Al masih tetap utuh sama seperti dulu, Sanjana takut jika dirinya memilih menyerah nanti akhirnya Sanjana lah yang akan semakin tersiksa.
"Mau kemana Lo udah siap-siap aja?" Sanjana menoleh ke arah pintu, terlihat Ririn datang mendekatinya membawa beberapa berkas yang Sanjana yakin itu adalah desain baju yang harus dia selesaikan secepatnya.
"Ke rumah sakit dulu sebentar, aku mau bawain makan siang buat Al" Ririn hanya menganggukkan kepalanya, seolah-olah dia tahu jika sahabatnya butuh waktu untuk menghabiskannya bersama sang kekasih.
"Yaudah, ini desainnya gue simpen di sini, dan jangan lupa Lo harus balik lagi ke sini, soalnya jam tiga nanti kita ada ketemu klien" cerocos Ririn, sementara Sanjana hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan, sepertinya dia tidak bisa menjanjikan apakah hari ini dia akan kembali ke butik atau tidak, karena Sanjana taku jika usahanya kali ini akan sama seperti beberapa hari yang sudah dia lakukan, pokonya Sanjana ingin memastikan dirinya bisa berbicara dengan Al, dan mungkin mulai sekarang Sanjana akan lumayan tegas dengan hubungannya.
"Yaudah sana, katanya mau ke RS" Sanjana tersenyum kecil, gadis itu kemudian membawanya paper bag yang berisikan makan kesukaan Al.
"Yaudah gue pergi dulu ya.. bye"
Sanjana mulai pergi meninggalkan butik tempatnya bekerja, mengendarai mobil kesayangan menuju rumah sakit. Sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pergi ke rumah sakit apalagi jika jalanan tidak macet seperti hari ini.
Setelah memarkirkan mobil, Sanjana selalu merasa takjub jika melihat rumah sakit besar ini, bahkan jujur saja rumah sakit ini menjadi rumah sakit terbesar dan terbaik di ibu kota, jadi tentu saja para dokter yang bekerja di sini akan lebih banyak di hormati di bandingkan dengan dokter yang bekerja di rumah sakit kecil.
Sanjana masuk kedalam lift dan menekan tombol lima, namun baru saja lif akan tertutup masuklah beberapa perawatan rumah sakit, sebenarnya Sanjana tidak terlalu mendengarkan obrolan tiga perawat itu hanya saja nama Arlan dan juga seorang perempuan yang katanya adalah dokter rumah sakit ini juga membuat Sanjana menyergitkan keningnya.
"Jujur loh, dulu pas awal-awal dokter Arlan kerja disini aku ngefans banget tapi pas tahu sekarang dokter Arlan punyanya dokter Amrita, rasanya hati ini patah, tapi di satu sisi siapa juga kalau di bandingkan dengan dokter Amrita kalah jauh gue mah.."
Ucapan salah satu perawatan itu membuat Sanjana menggigit bibir bawahnya, entah mengapa ada perasaan sakit yang tidak bisa Sanjana deskripsikan saat ini, meskipun begitu Sanjana mungkin akan berusaha dulu untuk tidak over thinking.
Setelah keluar dari Lift dan keluar dari obrolan ketiga perawatan itu Sanjana langsung berjalan ke arah ruangan sang kekasih, tapi lagi-lagi Sanjana tidak melihat keberadaan kekasihnya.
"Loh, ini mbak yang kemari ya?" Sanjana tersenyum kecil melihat salah satu petugas kebersihan yang berada di lorong yang berdekatan dengan ruangan kekasihnya.
"Eh iya Bu, saya lagi nungguin dokter Arlan" balas Sanjana, sebenarnya gadis itu tidak tahu apakah para pekerja di sini tahu jika Arlan sudah mempunyai kekasih, pasalnya sebelum Arlan pergi ke Jerman beberapa temannya Arlan mengetahui akan hubungan mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/353193288-288-k56391.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Hingga Ketepian
ChickLitDua belas tahun menjalin hubungan tidak akan menjamin sebuah pernikahan. Dan bagaimana rasanya ketika kamu melihat dengan mata kepala kamu sendiri laki-laki yang menemani mu selama dua belas tahun bercumbu mesra dengan perempuan lain... no plagiat w...