Bab 13

668 32 4
                                    

Saling ingin memberikan kebahagiaan

.

Setelah tour hampir ke 10 wilayah yang ada di Indonesia dan 4 negara membuat Sakti benar-benar tidak punya kesempatan sama sekali untuk istirahat, band yang sudah dia garap dari masa kuliah itu sekarang sudah di kenal oleh banyak orang, bahkan para fans nya pun tidak sedikit.

Sebenarnya sedari kecil sakti memang suka sekali dengan musik berbeda dengan kedua saudaranya, apalagi kakaknya yang sangat condong ke bidang pendidikan sementara adik kecil nya itu suka sekali menggambar.

Dan dirinya serta dua saudaranya Sedati kecil sudah di tuntut untuk menjadi anak yang pintar sesuai dengan kemauan kedua orangtuanya, bahkan hingga ekstrakulikuler dan les privat juga orang tuanya yang urus, mereka sama sekali tidak di izinkan untuk melakukan apa yang mereka sukai.

Hingga perlahan ketiganya mulai memberontak dan kini kakaknya sudah menjadi seorang pengacara yang sangat luar biasa dan adiknya sudah menjadi desainer ternama, tapi sebanyak apapun prestasi yang di berikan oleh anak-anaknya para orangtua seperti tidak puas bahkan tidak sekali mereka benar-benar menyakiti anak-anaknya karena keegoisan masing-masing dan hal itu yang membuat Sakti sama sekali malas untuk pulang ke rumah.

Tapi entah mengapa laki-laki itu akhir-akhir ini merindukan adiknya, mungkin karena kesibukannya yang jarang sekali menemui sang adik karena Sakti selalu berpikir jika adiknya sudah merasakan kebahagiaannya sendiri dengan menjadi desainer dan juga kekasih yang selalu ada di sisinya.

Laki-laki menekan tombol panggilan di handphonenya tapi lagi-lagi nomer sang adik sama sekali tidak aktif, bahkan sakti sudah menghubungi kantor milik adiknya namun mereka bilang jika adiknya sudah satu Minggu ini tidak masuk kantor dan tidak bisa di hubungi.

Sakti gelisah mengingat jika adiknya Sedati dulu selalu manja kepada dirinya dan kakaknya, Sakti merasa menyesal karena selama ini dirinya fokus dengan karir dan kebahagiaannya sendiri sementara itu dia jarang seki menanyakan kabar kakak dan adiknya.

"Mau kemana bro, udah siap-siap aja!" Zeco, salah satu anggota band nya yang sering sekali satu kamar dengannya.

"Ke Jakarta, show di Surabaya udah bereskan? Gue kangen sama adek gue, beberapa hari ini telpon nya gak aktif" balas sakti dengan nada khawatirnya.

"Adek mu yang cantik itu ya, udah lama juga gue gak lihat tuh anak, sekarang pasti udah tambah cantik kaya nya" balas Zeco dengan senyum jahilnya, sementara itu Sakti menatap sahabatnya dengan garang.

"Sekali lu deketin adek gue, habis lu!" Ancam Sakti yang sama sekali tidak membuat Zeco takut bahkan laki-laki itu hanya bisa tertawa melihat respon sahabatnya yang selalu serius jika berurusan dengan adiknya itu.

Kepergian Sakti ke Jakarta benar-benar membuat laki-laki itu merasa sedikit lelah pasalnya semalam mereka tampil show hingga tengah malam dan pagi-pagi Sakti harus terbang ke Jakarta.

Sakti yang selalu nampak tampah meskipun sosok laki-laki itu selalu di anggap nyeleneh oleh para fans nya, dengan cepat Sakti keluar dari mobil mendorong kopernya untuk masuk ke dan lift.

Beberapa kali Sakti menekan tombol apartemen tapi tidak ada jawaban sama sekali akhirnya laki-laki memutuskan untuk masuk saja kebetulan Sakti juga ingat nomer pin apartemen milik adik nya.

Setelah masuk suasana apartemen sangat sepi bahkan seperti tidak tururus selama beberapa hari, Sakti nampak aneh bahkan laki-laki itu menelpon kakaknya yang sedang bertugas di luar kota tapi tidak di angkat sama sekali.

Perasaan khawatir terus memasuki pikiran sakti hingga laki-laki itu pergi ke butik tempat adiknya bekerja jam bertemu dengan Sabahatnya yang bilang jika selama satu Minggu ini Sanjana tidak masuk ke butik dan tidak ada kabar sama sekali dari perempuan itu.

Sakti mengusap wajahnya frustasi hingga sahabat adiknya yang bernama Ririn itu bilang jika selama satu Minggu ini juga Arlan kekasih adiknya pulang pergi ke butik untuk menanyakan kabar Sanjana, wajah Arlan terlihat sangat kacau bahkan Ritin juga sama sekali tidak tahu sebab terjadinya hal tersebut.

"Halo kenapa sak, sorry tadi Abang lagi ada meeting jadi gak bawa handphone" ucap Rama di sebrang telpon

"Sanjana ada ngehubungi Abang gak? Udah seminggu dia gak ada kabar dan dia juga gak masuk kerja, aku tadi ke apartemennya dan dia gak ada terus apartemennya juga berantakan" Jelas sakti yang tentu saja membuat Rama sadar jika dirinya hanya berkomunikasi dengan sang adik tempo hari ketika dirinya bertandang ke apartemen milik adiknya.

"Abang pulang sekarang, kamu tolong cari ke tempat-tempat yang sering sanjana kunjungi" balas Rama yang langsung mematikan telponnya.

Sakti yang baru saja akan keluar dari butik melihat sosok Arlan yang dia tahu jika laki-laki itu adalah kekasih adiknya dari jaman kecil bahkan mereka sudah lama menjalin hubungan, laki-laki itu terlihat kusut dan berantakan benar apa yang katakan oleh Ririn tadi.

"Bang sakti" lirik Arlan.

"Kamu tahu di mana adik saya ??" Tanyanya tanpa basa basi terlebih dahulu.

"Sanjana juga gak ngehubungi Abang?" Sakti menyergitkan keningnya dan melihat wajah Arlan yang terlihat gusar.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Sanjana bisa-bisa pergi seperti ini, kamu tahu sendirikan kalau saya dan bang Rama sudah menitipkan Sanjana ke kamu??!" Balas Sakti dengan wajah yang terlihat mulai marah, sementara itu Arlan hanya bisa menunduk menahan butiran air mata yang perlahan akan membasahi kedua pipinya lagi.

Sakti terkejut dia melihat Arlan yang nampak kacau itu bersimpuh di lantai dan menangis, bahkan laki-laki itu meracau terus meminta maaf kepada Sakti yang tentu saja membuat laki-laki itu bingung dengan sikap Arlan itu.

Sakti tahu jika ketika adiknya berada di bangku SMA dia pernah bilang jika dirinya dekat dengan seorang laki, laki-laki yang sangat tampan dan baik, waktu itu sakti awalnya cemburu hingga ketika dia melihat wajah bahagia adiknya yang jarang sekali Sakti lihat membuat dirinya berusaha untuk tidak memperlihatkan rasa cemburunya.

Lambat laun Sakti mulai faham jika adiknya benar-benar bahagia bersama dengan Arlan laki-laki yang selalu Sanjana ucapkan setiap kali mereka bertemu dan mengabiskan waktu bertiga.

Bahkan ketika Sanjana bilang jika dirinya akan bertunangan Sakti merasa lega karena pada akhirnya adiknya akan menemukan kebahagiaannya sendiri setelah banyak rasa sakit yang gadis itu rasakan selama ini, sebagai seorang kakak, sakti tentu saja tidak merasa keberatan apalagi jika itu sudah menyangkut kebahagiaan adiknya.

Karena bagi Sakti dan Rama kebahagiaan Sanjana adalah yang paling utama karena Sanjana yang banyak sekali merasakan penderitaan sejak kecil, dan dia ingin Sanjana benar-benar bahagia dengan seseorang yang selalu mencintainya sampai kapan pun.

....



Buat kalian yang suka baca cerita aku bisa support cerita ini dengan memberikan sedikit traktiran kalian di
https://trakteer.id/nu_ha/tip
(Lik ada di bio)

Kejar Hingga KetepianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang