Bab 16

613 26 1
                                    

Bukankah mereka yang hanya di berikan nafsu tanpa akal saja masih mendidik anak-anaknya dengan baik?!

.
.

"Aku gak habis pikir dengan anak-anak mu Halim, mereka semua keras kepala dan menyebalkan apalagi Sakti, bisa-bisanya dia melawan ku!!" Naina menggeram kesal setelah melakukan panggilan telepon dengan salah satu anaknya itu, bahkan perempuan yang sudah menginjak lebih dari setengah abad itu membanting beberapa barang yang ada di hadapannya.

"Sudahlah lagian apa yang kamu harapkan dari anak-anak itu, bukanlah sedari dulu mereka itu tidak pernah mendengar kita dan selalu melunjak, lebih baik sekarang kamu siap-siap sebentar lagi kita akan pergi ke pesta, dan singkirkan wajah suram mu itu!" Balas Halim kepada istrinya yang tak kalah telak.

Mendengar jawaban dari suaminya itu Naina kembali mendengus dan pergi ke kamar untuk bersiap-siap karena bagi mereka berdua nama baik adalah segalanya, mengingat jika pesta kali ini akan di hadiri oleh tamu-tamu penting yang akan menunjang karir mereka nantinya.

Jika kembali mengulas masa lalu dan bagaimana terjadinya pernikahan ini sehingga keduanya hanya menggantungkan bisnis dalam pernikahan yang sudah mereka jalin lebih dari tiga puluh tahun itu.

Naina Mansur putri pertama keluar Mansur yang merupakan seorang yang berpengaruh di bidang politik, pada usia Naina yang menginjak dua puluh perempuan itu dipaksa menikah oleh orangtuanya dengan Halim Prasetya yang merupakan anak kedua dari keluarga Prasetya.

Pada waktu itu keluarga Prasetya sangat berpengaruh dalam perbisnisan mengingat jika keluar Prasetya sedari dulu terjun ke dunia bisnis dan mereka selalu menguasai pasar sehingga nama Prasetya tersohor dimana-mana, karena hal tersebutlah banyak sekali orang yang menginginkan menjadi bagian dari keluarga Prasetya tak terkecuali keluarga Mansur.

Sedari awal Naina menolak perjodohan tersebut karena dirinya tengah menjalin cinta dengan sosok laki-laki biasa, pertentangan dari Naina sama sekali tidak di gubris oleh kedua orangtuanya, perempuan itu mau tidak mau harus menikah dengan cucu dari keluarga Prasetya.

Hingga pernikahan itu terjadi keduanya sepakat jika pernikahan tersebut hanyalah pernikahan bisnis semata, keluarga Naina yang menginginkan kemudahan dalam berpolitik kemudian keluarga Prasetya yang menginginkan kemudahan dalam berbisnis dan keputusan Halim menerima Naina sebagai istrinya semata karena warisan yang akan jatuh ke tangannya jika laki-laki itu menikah dan mempunyai anak.

Keduanya tinggal dalam kegelapan dan juga keegoisan masing-masing hingga sosok Rama Prasetya lahir dan hal tersebut sama sekali tidak membuat keduanya senang pasalnya Naina yang sangat benci dengan kehamilan dan juga anak-anak kemudian Halim yang meluapkan kebenarannya juga karena warisan yang seharusnya mereka dapatkan jatuh ke tangan kakaknya.

Rama kecil yang malang sering sekali mendapatkan teriakan umpatan dan juga kebencian dari keluarganya hingga kemudian selang empat tahun Naina kembali hamil dan hal tersebut membuat Naina kbali marah karena karirnya yang baru dia mulai di dunia model harus hancur karena kehamilan.

Ketidak berdayaan Naina untuk menggugurkan kandungannya membuat perempuan itu merasa depresi sesaat karena harus mengandung di tengah-tengah karir yang sedang bagus-bagusnya, perempuan itu marah dan meluapkan semuanya kepada Rama dan bayi di dalam kandungannya.

Setelah Sakti lahir nyatanya bayi itu juga harus merasakan kepahitan hidup sama seperti kakaknya, keduanya larut dalam siksaan kedua orangtuanya hingga Naina kembali hamil dan lagi-lagi perempuan itu sama sekali tidak menyukai kehamilan dan juga anak-anak.

Rama dan Sakti sering sekali mendapatkan pukulan dari kedua orangtuanya, bahkan para pembantu yang mengurus keduanya hanya bisa menonton karena jika mereka menolong anak tuannya maka mereka juga akan ikut mendapatkan hukuman atau di pecat dengan paksa.

Sosok bayi mungil berjenis perempuan lahir dan hal itu menjadi langkah awal bahi Rama dan Sakti untuk terus bertahan di tengah siksaan yang mereka dapatkan dari kedua orangtuanya, bayi mungil yang Rama dan Sakti namai Sanjana itu terlihat sangat cantik dengan kulit putih bersih.

Sebanyak apapun pukulan dan amarah yang Rama juga Sakti dapatkan kedua bocah laki-laki itu akan berusaha untuk tetap bertahan dengan adik perempuannya yang sangat lucu dan imut.

Sedari kecil baik Rama, Sakti dan Sanjana tidak pernah sedikitpun mendapatkan kasih sayang yang tulus dari kedua orangtuanya, bahkan ketika mereka di siksa mereka bertiga hanya bisa saling memeluk satu sama lain karena ketika mereka sedikit sama mengadu kepada kakek atau neneknya maka mereka akan mendapatkan hukuman yang sangat mengerikan.

Jika kalian bertanya bagaimana dengan keluarga yang lain, tentu saja kedua orangtua Rama sama sekali tidak mengijinkan orang luar masuk kedalam rumahnya bahkan keluarganya sendiri, setiap liburan natal atau tahun baru mereka bertiga akan di bawa pergi ke rumah-rumah saudara mereka dengan catatan mereka harus bungkam dan tidak boleh mengatakan perihal perlakuan kedua orangtuanya.

Karena kedua orangtuanya mempunyai karir dan jabatan yang lumayan tinggi jika sedikit saja nama baik mereka tergores maka karir keduanya bisa hancur, dan hal itulah yang membuat Naina dan Halim sangat menjaga nama baik mereka berdua.

Hidup dalam keluarga yang kasar membuat Rama berusaha untuk tidak mencontoh kedua orangtuanya, mengingat jika dirinya mempunyai kedua adik yang harus dia rawat dan besarkan dengan penuh kasih sayang dari dirinya, selama ini Rama selalu berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja meskipun laki-laki itu juga mempunyai luka yang sangat luar biasa sama dengan kedua adiknya.

Hingga perlahan tuhan mulai memberikan ketiganya kebahagiaan meskipun dengan jalan yang sangat luar biasa terjalnya namun ketiga mampu melewati itu semua dan mampu mewujudkan mimpi masing-masing, meskipun mereka masih berada di dalam bayang-bayang rasa sakit dari kedua orangtuanya.

Dan bahkan setelah Naina juga Halim sudah berada di masa menuju tuanya ego mereka masih tinggi, dan kekejaman mereka masih terlihat nyata, entah sampai kapan keduanya akan tetap berada pada alasan kehancuran anak-anaknya, atau mungkin hingga keduanya matipun mereka masih berada di posisi itu tanpa mau bertobat sedikitpun.

Atau mungkin tuhan tengah mempersiapkan neraka yang sangat mengerikan bagi keduanya atau hukuman dunia yang sebentar lagi akan mereka dapatkan, karena tuhan sekalipun seperti tidak akan pernah bisa memaafkan keduanya yang penuh berlumuran dosa.



____




♥️

Kejar Hingga KetepianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang