Bisakah senja bertemu dengan fajar sekali saja biar mereka saling menyombongkan keindahannya masing-masing
.
.
."Kalau gak ada yang penting lagi aku tutup!"
Sanjana hanya bisa menghela nafas panjang ketika mendengar sikap dingin sang tunangan, selama satu tahun lebih ini Arlan banyak berubah dan Sanjana selalu takut jika dirinya nanti akan kehilangan Arlan dalam hidupnya."Eh... Bentar, baru juga ngobrol,.kamu emang nya gak kangen sama aku Al, kita udah jarang ngobrol akhir-akhir ini, aku tau kesibukan kita berdua belum lagi perbedaan waktu Indonesia sama Jerman itu emang jauh, tapi aku berharap hubungan kita alan selalu baik-baik aja meskipun adanya jarak, oh iya aku juga ada rencana untuk buat baju couple buat nikahan Safita tiga bulan lagi!"
Entah Arlan yang sudah mulai bosan dengan hubungan ini atau Sanjana yang selalu menggebu-gebu yang pasti Sanjana akan selalu mempertahankan hubungan yang sudah terjalin selama dua belas tahun ini."Kalau cuman mau bahas itu mending lain kali, aku ada pasien bentar lagi!" Balas Arlan masih dengan nada ketus dan dingin.
"Ya udah, sampai jumpa dua bulan lagi ya, aku.." Tut tut tut...
Belum juga Sanjana menyelesaikan obrolannya laki-laki di sebrang sana sudah memutuskan sambungan telpon lebih dulu.Dua belas tahun memang bukan waktu yang sebentar keduanya butuh banyak nyali untuk bisa sampai di titik ini, tapi sepertinya Sanjana sudah merasakan perbedaan sikap Arlan yang kini terasa sedikit asing.
"San, hari ini client minta meeting di restoran aja katanya, biasa hawa-hawa calon pengantin pasti ada sedikit cek cok!" Sanjana hanya mengangguk dan tersenyum kecil ketika sang sahabat sekaligus partner kerjanya itu datang menghampirinya.
"Atau aja kaya biasa Rin, lagian siang ini kita kosong kan??" tanya Sanjana kepada Ririn sang sahabat.
"Iya siang ini kita kosong, gaun pengantin untuk tiga client udah beres, paling kita bisa mulai produksi gaun buat musim panas kali ini"
Jelas Ririn yang kini duduk di sofa abu tua yang terasa nyaman itu."Boleh, aku ngikut aja lah, lagian kemarin kan soal desain sama lainnya udah fiks, orderan baju pengantin juga gak terlalu banyak dan itu bisa di handle sama Bambang!"
Selama enam tahun ini Sanjana dan Ririn membangun bisnis butik yang memang sedari nol mereka buat, dari mulai toko kecil yang dia sewa hingga kini mereka bisa mempunyai rumah produksi yang besar belum lagi butiknya sudah tersebar di lima kota, siapa sangka bisnis kecil ini kini berubah menjadi bisnis yang menguntungkan bagi keduanya bermula dari hobi."Tapi San, aku lusa kayanya gak bisa dateng buat ketemu sama client yang dati Makassar itu, aku ada janji sama Mas Hans, gak papa kan?" Tanya Ririn yang di balas senyuman kecil, persahabatan yang terjalin dari bangku kuliah itu siap sangka bisa berjalan dengan baik sampai sekarang, bahkan Sanjana juga sering lupa jika Ririn sang sahabat sudah menikah lebih dulu dari padanya.
"Iya gak papa santai kali, lagian kamu juga lebih sering ngurusin butik ketimbang suami yang aku lihat akhir-akhir ini!"
"Ya, gimana gak urusin butik coba orang mas Hans juga baru balik dari Kalimantan kemarin, di rumah juga aku gak ada siapa-siapa, mending di butik kan??!"
"Iya lah terserah yang penting jangan lupa buat sering-sering berduaan sama suami, komunikasi itu penting banget dalam hubungan, aku cuman gak mau dengan kurangnya komunikasi hubungan yang udah terjalin lama akhirnya goyah juga"
Ririn menatap Sanjana dengan raut sedih, perempuan itu tahu bagaimana kondisi hubungannya dengan sang tunangan Ririn juga menjadi saksi bagaimana kisah cinta mereka berjalan selama bertahun-tahun ini, Ririn juga tahu binar bahagia empat tahun lalu ketika Sanjana mengatakan jika Arlan melamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejar Hingga Ketepian
ChickLitDua belas tahun menjalin hubungan tidak akan menjamin sebuah pernikahan. Dan bagaimana rasanya ketika kamu melihat dengan mata kepala kamu sendiri laki-laki yang menemani mu selama dua belas tahun bercumbu mesra dengan perempuan lain... no plagiat w...